Food For Thought: Begitu mudahnya membenci…

Begitu mudahnya membenci!

Menjelang akhir tahun 2020. Saya bersih-bersih file-file di laptop supaya ada cukup ruang untuk menyimpan data-data baru di tahun 2021 mendatang. Saya menemukan dua perkataan yang memiliki power yang luar biasa dan bisa mengubah arah hidup saya dan anda:

Kutipan pertama, saya ambil dari perkataan Konfusius (551-479 SM). Filsuf Tiongkok ini mengatakan: “Sangat mudah untuk membenci dan sangatlah susah untuk mencintai. Begitulah skema cara segala sesuatunya bekerja. Semua hal yang baik sulit untuk dicapai; dan hal-hal yang buruk sangat mudah untuk didapat.” Cobalah kita masing-masing berpikir untuk saat ini saja. Betapa mudah kita jatuh dalam perasaan membenci dan sulit untuk mencintai. Ada saja perasaan hingga perilaku like dan disklike terhadap orang di sekitar kita. Ini benar-benar kerapuhan hidup kita sebagai manusia di hadapan Tuhan dan sesama. Menyedihkan! Apa sih untungnya anda membenci?

Kutipan kedua, Saya ambil dari perkataan Nelson Mandela. Bapak pendiri Afrika Selatan ini pernah berkata: “Tak ada orang yang terlahir untuk membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakangnya, atau agamanya. Orang harus belajar untuk membenci. Jika bisa belajar untuk membenci, maka mereka bisa diajar untuk mengasihi karena kasih lebih alamiah bagi hati manusia ketimbang sebaliknya.” Kita semua lahir karena cinta bukan karena benci sebab itu benar bahwa tidak ada orang yang terlahir untuk membenci orang lain. Kasih adalah segalanya dan kasih itu sangat alamiah bagi manusia. Lalu, apa untungnya anda membenci?

Kedua kutipan ini sangat membantu kita untuk mengingat natal sebagai sebuah peristiwa yang seharusnya membebaskan kita dari kungkungan rasa benci dan dendam. Tuhan Yesus datang untuk membawa damai ke atas bumi ini. Dia adalah terang yang menghalau segala kegelapan. Dosa dan maut dikalahkan-Nya. Dan keselamatan adalah anugerah terbesar diberikan Bapa kepada kita melalui Yesus Kristus yang lahir di hari Natal.

Saya mengingat sebuah nasihat dari St. Yohanes yang menulis dalam suratnya begini: “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.” (1Yoh 2:9-11).

Mari kita berusaha untuk menjauhkan rasa benci di dalam diri kita. Tuhan tidak pernah membenci kita, mengapa kita begitu kuat membenci, mendendam kepada sesama? Bukankah kita sama-sama manusia yang berasal dari satu pencipta yang sama. Isilah hari-hari hidup ini dengan mengasihi bukan dengan membenci. Kasih memenangkan segalanya, benci menghancurkan segalanya. Maka untuk direnung saja perkataan ini: “Kalau hanya ada satu jenis manusia, mengapa mereka tidak bisa rukun? Kalau mereka semua sama, mengapa mereka merepotkan diri untuk saling membenci?” (Harper Lee)

PJ-SDB