Homili 22 Januari 2021

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-2
Ibr. 8:6-13;
Mzm. 85:8,10.11-12,13-14;
Mrk. 3:13-19

Tuhan Yesus memang Top!

Saya selalu mengagumi Tuhan Yesus. Salah satu dari seribu satu hal yang saya kagumi adalah cara Dia memilih para rasul-Nya. Dari banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti-Nya, Ia hanya memilih 12 orang. Kedua belas orang pilihan-Nya ini juga bukan sosok-sosok yang hebat-hebat. Dia sendiri mengakuinya dalam perkataan-Nya ini: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Mat 11:25). Siapakah sosok ‘orang kecil’ yang Tuhan Yesus maksudkan? Mereka adalah para rasul yang dipilih-Nya dari banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti-Nya dari dekat.

Inilah nama-nama ‘orang kecil’ yang Tuhan Yesus maksudkan: “Simon Petrus, Yakobus, Yohanes, Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot.” (Mrk 3:16-19). Orang-orang kecil pilihan Yesus ini bekerja sebagai nelayan sederhana di Galilea, pemungut cukai dan para geriliawan bawah tanah di Israel saat itu. Orang-orang kecil ini juga memiliki keunikan: Simon Petrus terpilih menjadi Wadas atau Kefas tetapi sempat menyangkal Yesus tiga kali. Anak-anak Zebedeus yaitu Yakobus dan Yohanes memiliki ambisi tertentu sampai ibu mereka meminta tempat di sisi kiri dan kanan Tuhan. Matius adalah seorang pemungut cukai yang bertobat. Yudas Iskariot dilabel sebagai pengkhianat. Thomas kurang percaya. Pokoknya, deretan nama-nama yang disebutkan sebagai pilihan Tuhan untuk menjadi utusan atau rasul benar-benar ‘orang kecil’. Kita pasti geleng-geleng kepala di depan Yesus dengan melihat Sebagian nama Utusan-Nya ini.

Tuhan Yesus memang tetap Top. Dialah yang melakukan pendekatan pertama untuk memanggil dan memilih para Utusan atau Rasul. Dia mengenal mereka dan memanggil mereka dengan namanya sendiri-sendiri. Karena Dia mengenal mereka dengan segala kelebihan dan kekurangan maka Dia sendiri juga yang memutuskan untuk memilih mereka sebagai Utusan-Nya. Kita mungkin geleng-geleng kepala dan bertanya: “Kog bisa ya?” Jawabannya adalah, “Ya pasti bisa!” Tuhan Yesus yang punya kehendak dan kuasa untuk memanggil dan memilih serta mengutus. Tugas perutusan yang Yesus harapkan dari mereka adalah Pertama, memberitakan Injil (Mrk 3:14) dan Kedua, kuasa untuk mengusir setan (Mrk 3:15). Dua tugas perutusan ini harus dilakukan oleh para Utusan ini.

Apakah mereka berhasil mewartakan Injil dan mengusir setan-setan? Ya mereka berhasil melakukan misi Yesus sebab Yesus tetap menyertai mereka hingga akhir zaman. Perhatikanlah pengakuan kelompok lain (tujuh puluh murid) yang pernah diutus Yesus yang kiranya menjadi pengalaman yang sama yang dialami keduabelas rasul Yesus ini: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” (Luk 10: 17-19). Kuasa Yesus tetap menyertai mereka hingga akhir zaman. Tuhan Yesus memang Top. Dia tidak pernah keliru memanggil para Rasul-Nya. Bahwa mereka lemah, mereka akan saling menguatkan karena Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan menguatkan mereka juga.

Sekarang perhatikanlah nama-nama pilihan Yesus ini. Mereka semua adalah kita yang sedang mengikuti Yesus. Kita adalah Simon Petrus yang berkali-kali menyangkal Yesus. Kita adalah Thomas yang berkali-kali tidak percaya. Kita adalah sosok anak-anak Zebedeus yang penuh ambisi untuk berkuasa. Kita juga adalah Yudas Iskariot yang setiap saat selalu memiliki kesempatan untuk mengkhianati Yesus. Satu hal yang tetap menjadi keyakinan kita yaitu Tuhan Yesus itu Top. Penulis Surat kepada umat Ibrani menulis: “Adapun Yesus Kristus itu tiada berubah, baik kelemarin, baik hari ini, dan selama -lamanya.” (Ibr 13:8)

P. John Laba, SDB