Homili Malam Paskah 2021
Bacaan Kitab Perjanjian Lama
Epistola Rm 6:3-11
Mrk 16:1-8
Dia memulihkan kehidupan kita
Pertama-tama saya mau mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Paskah bagi semua pembaca setia www.pejesdb.com. Kalian semua adalah motivator terbaik bagiku selama bertahun-tahun mengabdi Tuhan melalui dunia maya. Kalian semua membuat saya menjadi gila sehingga tiada hari tanpa menyapamu melalui tulisan-tulisan saya. Harapan saya, semoga Tuhan Yesus Kristus bangkit dengan jaya di dalam hidupmu dan membuatmu menjadi baru.
Pada sore hari ini saya terinspirasi oleh Santo Ephrem dari Edessa. Ia pernah berkata: “Kami memuliakan Engkau, Tuhan, yang mengangkat salib-Mu untuk merentangkan rahang kematian seperti jembatan yang melaluinya jiwa-jiwa dapat berpindah dari wilayah orang mati ke tanah orang hidup. Kami memuliakan Engkau yang mengenakan tubuh manusia fana tunggal dan menjadikannya sumber kehidupan bagi setiap manusia fana lainnya.” Pada malam hari ini kita merayakan Malam Paskah. Mata kita tetap tertuju kepada Yesus yang sebelumnya kita kenal sebagai Yesus tersalib, wafat, dimakamkan dan kini bangkit dengan jaya. Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya laksana jembatan yang melaluinya jiwa-jiwa dapat berpindah dari wilayah orang mati ke tanah orang hidup. Kita mati bersama Yesus dan bangkit bersama Dia. Kita pun hidup hanya bagi Dia.
Malam Paskah menjadi malam penuh sukacita bagi kita yang lama hidup dalam kegelapan. Dalam pujian paskah kita menemukan kata-kata ini: “Betapa ajaib kerahiman Bapa bagi kami! Tak ternilai cinta kasih-Nya: untuk menebus para hamba, Bapa serahkan Putra-Nya sendiri.” Kita mengingat kembali perkataan Yesus kepada Nikodemus ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yoh 3:16-17). Yesus benar-benar buah kasih Bapa yang dikorbankan bagi keselamatan kita. Kini pengorbanan-Nya dalam diri Yesus sudah menjadi sempurna sebab dengan Roh-Nya, Ia membangkitkan Yesus dari kematian-Nya.
Pada Malam Paskah ini, mata kita tertuju kepada Yesus sebagai Anak Domba Paskah kita. Dia sudah dikorbankan dan kini bangkit dengan jaya. Yesus adalah Anak Domba sejati yang menghapus dosa dunia. Wafat-Nya merupakan momen yang terbaik karena Ia menghancurkan kematian dan kebangkitan-Nya telah memulihkan kehidupan kita. Dalam pujian Paskah dikatakan: “Pada malam ini Yesus Kristus mengalahkan kuasa maut dan bangkit sebagai pemenang yang unggul dari kubur-Nya.” Semua hal yang kita rasakan bersama pada malam hari ini mulai dengan pemberkatan api baru sebagai lambang api kemuliaan Allah. Kita semua dipanggil untuk memiliki kerinduan surgawi di mana pada saatnya yang tepat kita juga mencapai pesta cahaya yang kekal. Sungguh cahaya Kristus dari api baru yang menandakan api kemuliaan Allah dan cahaya lilin putih menghalau segala kegelapan hati dan budi kita.
Pada Malam Paskah ini, kita tidak hanya mengenang sejarah keselamatan di mana Allah mau menyelamatkan kita semua dari kematian kekal akibat dosa manusia pertama. Kita juga menatap dengan penuh optimisme sebuah hidup baru dalam Kristus sebagai orang-orang yang sudah dibaptis. Maka kita sekali lagi membaharui janji baptis kita supaya tetap bersatu dengan Tuhan Allah sendiri. Dalam membaharui janji baptis, kita berkata dengan jujur untuk menolak setan, menolak semua perbuatan setan dan segala tipu muslihatnya. Kita juga berjanji untuk kembali mengakui Allah Tritunggal Mahakudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Pengakuan iman ini kita ucapkan dengan rasa bangga karena untuk itulah kita bersatu dengan Tuhan.
Apa yang harus kita lakukan saat ini?
Kita berusaha supaya di masa pandemi ini kita semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat bagi sesama seperti Tuhan Yesus sendiri. Kita harus berani mengatakan ‘Jangan takut’ seperti perkataan Malaikat yang menampakkan diri seperti orang muda kepada Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome. Banyak di antara saudari dan saudara kita yang masih merasa takut karena pandemi ini. Ketakutan manusiawi itu laksana sebuah kegelapan dan hanya dapat diatasi dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus yang bangkit dengan mulia. Kita dipanggil untuk mewartakan kebangkitan Kristus kepada semua orang melalui perbuatan-perbuatan baik. Kita berusaha semakin mengasihi, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat dalam semangat empati sebagai tanda kepeduliaan kita kepada sesama. Tuhan sungguh memulihkan kehidupan kita melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Selamat Paskah bagimu.
P. John Laba, SDB