Food For Thought: Bersyukur atas panggilan Imamat

Aku telah memilih kamu dari dunia

Seorang rekan imam menyatakan rasa syukur dan bangganya kepada Tuhan pada saat ia merayakan Hari Ulang Tahun tahbisannya yang ke-5. Masa lima tahun pertama disebut masa Quinquennium di mana para imam masih mendapat pembinaan-pembinaan tertentu untuk mematangkan hidup dan panggilan mereka. Setelah melewati lima tahun pertama, mereka menatap sepuluh tahun pertama dan seterusnya. Semua ini merupakan bagian dari ongoing formation atau pembentukan berlanjut bagi seorang imam. Rasa bangga dan syukur tidak hanya sebatas pada tahun-tahun yang sudah dilewatinya tetapi terutama pada panggilan imamatnya. Ia mengatakan: “Saya semakin percaya dan mengalami kasih Tuhan. Dia ada dan mengasihi saya apa adanya. Dalam lima tahun ini saya masih berada di dunia tetapi saya percaya bahwa Tuhan telah memanggil dan memilih saya dari dunia ini.

Saya mengingat dan merenung perkataan rekan imam yang masih muda dan memiliki visi yang jelas tentang hidupnya sebagai seorang imam bagi Tuhan dan gereja-Nya. Memang, panggilan imamat itu benar-benar panggilan yang sifatnya ‘limited edition’ atau panggilan dengan edisi yang terbatas. Tuhan sendiri berkata: “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” (Mat 22:14). Saya sendiri merasakannya secara pribadi. Kami 13 orang muda memulai Novisiat bersama di Novisiat SDB Fatumaca Timor Leste 13-06-1990. Pada saat mengikrarkan kaul pertama, kami berjumlah 9 orang. Pada saat ini kami tinggal 2 orang saja. Saya di Indonesia dan teman kelas saya di Timor Leste. Maka saya merasa benar-benar panggilan itu ‘limited edition’. Itu sebabnya saya sangat bersyukur karena banyak orang yang mendukung, mendoakan dan mengharapkan supaya kami menjaga baik-baik panggilan istimewa ini.

Saya tertarik dengan perkataan Tuhan Yesus dalam malam perjamuan terakhir di dalam Injil Yohanes Bab-15. Tuhan Yesus berkata: “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh 15:19). Perkataan Tuhan ini sungguh nyata. Seorang imam apapun dia, dia adalah milik Tuhan dan Tuhanlah yang mengirimnya untuk melayani. Tuhan Yesus berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat. 9:37-38). Para imam adalah para pekerja milik Tuhan. Gereja selalu berdoa dan Tuhanlah yang mengirimkan untuk tuaian yang juga milik Tuhan. Sebab itu meskipun seorang imam ada di dunia tetapi secara rohani dia bukan dari dunia karena Tuhan Yesus sendiri yang memilihnya dari dunia. Dunia juga membenci, dan sungguh nyata dalam diri para martir.

Pada hari ini saya merasa bersyukur atas panggilan dan pelayanan sebagai seorang imam dan gembala di dalam gereja Katolik. Perjalanan panjang telah saya lewati dan tentu yang namanya dunia dan tawarannya, dunia yang membenci pernah saya alami juga. Tetapi Tuhanlah yang mengasihi, memanggil dan memilih dari dunia. Inilah rasa syukur yang mendalam dan membuat saya semakin mencintai panggilan dan pelayanan sebagai seorang imam. Tentu saja saya bersyukur dan mendoakan anda yang selalu mendukung dengan caramu sendiri untuk panggilan imamatku dan panggilan imamat para imam yang ada di dalam Gereja Katolik. Doakanlah panggilan imamat kami supaya semakin setia, semakin mengasihi dan semakin menjadi berkat bagi Gereja.
Tuhan memberkati, Bunda Maria mendoakan

P. John Laba, SDB