Selalu bersyukur
Selamat memulai Novena Pentekosta hari pertama. Pada hari ini kita mengenang Santo Matias. Bagi saya, Matias adalah rasul dan orang kudus yang sangat inspiratif. Saya mengatakan inspiratif karena darinya kita belajar untuk memberi dan membaktikan diri tanpa memikirkan apa kata orang tentang diri dan pribadi kita. Apakah anda pernah berpikir begini, seandainya anda adalah Matias, bagaimana anda dapat bertahan dalam mewartakan Injil? Bukankah yang terjadi adalah anda pasti merasa malu karena semua orang mengatakan bahwa anda menggantikan posisi atau jabatan Yudas Iskariot, sang pengkhianat Yesus? Hal yang membanggakan Matias adalah dia sepakat untuk menggantikan jabatan Yudas Iskariot dan memberi dirinya sampai tuntas bagi Yesus seperti kesebelas murid yang lain. Sikap inilah yang patut kita miliki dalam hidup sebagai pengikut Kristus. Dalam pengalaman imamat saya, saya menemukan bahwa orang-orang yang dipilih untuk menjadi sosok murid Yesus yang akan dibasuh kakinya oleh imam pada malam Kamis Putih menolak disebut Yudas Iskariot. Padahal hampir pasti bahwa semangat Yudas Iskariot ada di dalam diri mereka juga.
Sambil mengenang santo Matias, saya merasa disapa oleh Tuhan melalui ‘Doa Pembuka’ pada pesta Santo Matias ini. Petikan Doa Pembukanya adalah: “Allah Bapa Maha Pengasih, Engkau telah menggabungkan Santo Matias dalam kelompok para rasul-Mu. Semoga berkat doa dan ajarannya, kami senantiasa bersukacita karena Kaupanggil dan Kaumasukkan ke dalam bilangan para pilihan-Mu…” Saya merasa sapaan Tuhan yang membuat saya bersyukur adalah pada kalimat ini: “Kami senantiasa bersukacita karena Kaupanggil dan Kaumasukkan ke dalam bilangan para pilihan-Mu”. Selama menziarahi panggilan imamat ini saya selalu bersyukur dan bersukacita karena Tuhan sungguh baik. Dia sendirilah yang telah memanggil dan memasukkan saya ke dalam bilangan pilihan-Nya.
Tuhan Yesus berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Saya bersyukur kepada anda yang membaca tulisan saya ini, kepada seluruh Umat Allah sebagai Gereja yang selalu berdoa untuk memohon pangilan baru di dalam Gereja, mendoakan para imam di hari Sabtu pertama atau di dalam kesempatan-kesempatan lainnya seperti HUT tahbhisan imamat setiap tahunnya. Saya bersyukur karena saya juga milik Tuhan dan Gereja berdoa supaya Tuhan mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian, dan saya adalah salah satunya yang anda doakan itu. Tuhan sudah mengutus saya sebagai pekerja untuk tuaian-Nya.
Rasa syukur dan sukacita karena saya sudah dipanggil, dan dimasukkan ke dalam bilangan para pilihan ini dikuatkan sendiri oleh Tuhan Yesus di dalam bacaan Injil: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yoh 15:16). Perkataan Tuhan ini super lengkap! Tuhan telah memilih saya bukan saya yang memilih Tuhan. Tuhan yang menetapkan saya bukan saya yang menetapkan Tuhan. Tuhan menghendaki supaya tugas perutusan say aini menghasilkan buah. Semua orang mengenal Allah sebagai kasih.
Santo Matias, terima kasih karena engkau sudah menginspirasi saya dengan hidupmu. Doakanlah saya untuk setia dalam panggilan dan pilihan untuk ikut menghasilkan buah yang berlimpah bagi Gereja Tuhan. Santo Matias, doakanlah kami. Amen.
P. John Laba, SDB