Food For Thought: Sharing and Caring

Sharing is caring

“Sharing is caring is a common phrase but had a big meaning that when we share something with someone else it is equal to caring him. We show care and our interest in him by sharing, sharing is not only limited to tangible things, we can share an intangible thing as well like a spiritual thought, any kind of idea, our learning’s or may be our experiences. Doing Good is Caring, Caring with Sharing, and Sharing is Amazing.” (“Sharing is caring adalah sebuah ungkapan umum tetapi memiliki makna yang besar bahwa ketika kita berbagi sesuatu dengan orang lain, itu sama dengan kita peduli padanya. Kita menunjukkan kepedulian dan minat kita padanya dengan berbagi, berbagi tidak hanya terbatas pada hal-hal yang nyata, kita dapat berbagi hal yang tidak berwujud juga seperti pemikiran spiritual, ide apapun, pembelajaran kita atau mungkin pengalaman kita. Memang berbuat baik itu peduli, peduli dengan berbagi, dan berbagi itu luar biasa.”

Saya teringat pada Gus Dur. Ia pernah berkata: “Tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”.

Hari ini hari ke delapan Novena Hati Kudus Yesus bagi penyembuhan dan Pemulihan dalam masa pandemi. Saya merasa yakin bahwa selama sepekan terakhir, kita berdoa bersama dan mendapat kekuatan melalui Sabda dan inspirasi rohani dari para Romo. St. Yakobus mengatakan: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16) Saya yakin Tuhan memperhatikan dan menghabulkan doa-doa kita.

Pada malam hari ini saya memilih judul renungan untuk kalian semua: “Sharing is caring”. Berbagi adalah tanda kepedulian. Mengapa saya memilih judul renungan ini untuk menginspirasi kita semua pada malam hari ini?

1. Kita sudah sepekan berdoa novena bagi penyembuhan dan pemulihan dalam masa pandemi. Ini adalah sebuah kepeduliaan kita bersama kepada sesama dan kita sedang berbagi atau berempati dengan mereka.

2. Judul novena kita: novena hati kudus Yesus. Tuhan Yesus memiliki hati untuk mengasihi sampai tuntas. Orang Yahudi merasa yakin bahwa hati adalah symbol totalitas hidup manusia. Hati menjadi sumber dan daya empati dan kepedulian.

3. Injil memberi kita dua hal penting berkaitan dengan sharing is caring: Pertama, Tuhan Yesus menyampaikan untuk kedua kalinya “Penderitaan untuk Penebusan”. Yesus mengatakan: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” (Mat 17:22-23). Penyampaian kedua ini berbeda dengan yang sebelumnya (Mat 16:21), yakni tidak disebutkan tempatnya yaitu Yerusalem dan siapa yang akan membuatnya menderita, yakni para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Fokus perhatian kita adalah Tuhan Yesus berbagi dan peduli dengan manusia yang berdosa sehingga Dia menyelamatkan dengan ‘pandemi’ yakni penderitaan yang dialami-Nya. Ia berkata kepada Nikodemus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Kedua, Membayar pajak. Tuhan Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Dia adalah orang Yahudi, warga negara Romawi. Dalam usia-Nya Dia berkewajiban membayar pajak. Ini adalah sikap berbagi dan peduli dengan sesama manusia di seluruh kerajaan Romawi. Tuhan Yesus juga berbagi dan peduli dengan Petrus. Ia berkata: “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” (Mat 17:27).

4. Mengapa kita berbagi dan peduli kepada sesama? Yesus memberi jawaban dalam Injil hari ini: Kita memiliki kebebasan eksistensial sebagai anak-anak Allah! Kita berbagi dan peduli karena kita adalah pribadi yang bebas, merdeka. Yesus adalah kebenaran yang memerdekakan kita (Yoh 8:32).

Apa yang harus kita lakukan?

Silakan berbagi apa yang bisa kita bagikan dalam hidup ini kepada sesama. Anda berkelebihan, jangan takut menjadi miskin, karena Tuhan akan mencukupkan hidupmu. Anda berkekurangan? Jangan takut karena Allah akan melipatgandakan dan memeliharamu. Ingatlah pengalaman nabi Elia ketika tinggal di rumah seorang janda di Sarfaat. Ingatlah apa yang Tuhan Yesus lakukan pada lima roti dan dua ikan. Dari sedikit yang ada, dapat memuaskan dan mencukupkan banyak orang, bahkan masih ada sisanya. Maka sharing is caring! Tuhan memberkati. Renungan ini ada di link Youtube ini: https://youtu.be/ih8cCxRCCxs dan silakan berbagi link Yotube ini.

P. John Laba, SDB