Homili 4 Mei 2024 – Hari Sabtu Para Imam

Hari Biasa Pekan V Paskah
Hari Sabtu Imam
Kis. 16:1-10
Mzm. 100:1-2,3,5
Yoh. 15:18-21

Tuhanlah juga memilihmu

Pada hari ini kita mengenang Hari Sabtu Para Imam di dalam Gereja Katolik. Sebuah devosi popular di dalam Gereja Katolik sehari setelah kita merayakan hari Jumat Pertama alias Jumper. Tentang para imam, sata mengingat santo Jose Maria Escriva pernah berkata: “Orang-orang yang mengatakan bahwa kita para imam kesepian, mereka berbohong atau mereka salah paham. Kita jauh lebih tidak kesepian daripada orang lain, karena kita dapat mengandalkan kebersamaan dengan Tuhan, yang dengan-Nya kita dapat bercakap-cakap tanpa henti. Kita jatuh cinta dengan Cinta, dengan Sang Pencipta Cinta!” Sebab itu para imam dengan segala kekurangan dan kelebihan seharusnya tidak mengalami kesepian karena seorang imam juga diingat dan didoakan seluruh Gereja. Maka pada hari ini, jangan lupa mendoakan imammu.

Sabda Tuhan pada hari ini juga menyapa kita untuk memahami kembali amanat perpisahan dari Tuhan Yesus dan menimba kembali pengalaman misioner kedua dari sato Paulus. Mari kita kembali terlebih dahulu ke amant perpisahan Tuhan Yesus. Kali ini Tuhan Yesus mengingatkan kita semua bahwa pasti ada pengalaman yang tidak selamanya bahagia dan kasih saying namun selalu ada kebencian dan kekecewaan. Tuhan Yesus mengetahui keadaan para murid-Nya. Untuk itu Tuhan Yesus mengingatkan mereka: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu” (Yoh 15:18). Di sini sangat jelaslah bahwa Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa Dia sudah kebih dahulu menderita.

Selanjutnya Tuhan Yesus mengingatkan posisi kita bahwa kita sebagai pengikut Kristus bukan lagi berasal dari dunia ini. Kita adalah orang-orang pilihan-Nya maka tentu kita berasal dari pada-Nya sekaligus bersama-sama Dia. Yesus berkata: “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh 15:19). Tuhan Yesus juga semakin menegaskan posisi hidup Kristiani kita. Hidup Kristiani berarti hidup semakin serupa dengan Kristus sendiri. Pengalaman Kristus menjadi pengalaman kita sendiri. Kristus dibenci, para pengikut-Nya pun harus selalu siap untuk mengalamnya. Nama Yesus dibenci maka nama pengikut-Nya pun demikian. Dan ini menjadi pengalaman Gereja sepanjang zaman. Ini benar-benar amanat perpisahan!

Dalam bacaan pertama kita mendengar kisa perjalanan Misioner kedua dari Santo Paulus (Kis 15:36-18:22) yang perlangsunh dari tahun 49-51M. Tentu saja ini terjadi pasca Konsili pertama Yerusalem. Dalam perjalanan misioner kedua ini, Paulus dan Silas mengunjungi kembali tempat-tempat di Asia Kecil di mana Paulus pernah berkhotbah dalam perjalanannya yang pertama bersama Barnabas. Kali ini Paulus dan Barnabas berpisah. Barnabas memilij untuk mengajak Yohanes Markus dan berlayar ke Siprus.

Perlu diingat bahwa Paulus dan Barnabas sempat berbeda pendapat tentang peran yang harus dimainkan oleh Yohanes Markus ketika mereka memutuskan untuk kembali ke tempat di mana mereka memberitakan Injil (Kis 15:36). Barnabas ingin mengajak Markus dalam perjalanan tersebut, tetapi Paulus yakin bahwa ini bukanlah ide yang baik karena Markus telah meninggalkan mereka dalam perjalanan pertama mereka. Merekapun berpisah jalan dalam penginjilan. Apakah Paulus dan Barnabas akan berdamai satu sama lain? Tentu saja mereka kemudian berdamai sepenuhnya. Ketiga orang ini kemudian menjadi pemimpin dalam pelayanan yang sukses. Barnabas membimbing Markus sampai pada titik di mana Paulus kemudian melihatnya sebagai penolong yang berguna.

Paulus dan Silas mengunjungi Derbe, Listra, dan Antiokhia di Pisidia. Dari sana Paulus dan Silas melanjutkan perjalanan ke Troas, di mana Paulus menerima sebuah penglihatan tentang seorang pria dari Makedonia yang memanggil mereka. Menyeberang ke Eropa, mereka melewati beberapa kota di sepanjang Jalan Egnatia dan melakukan perjalanan ke kota Athena dan Korintus di Yunani selatan. Kemudian, berlayar ke Efesus dan Kaisarea, mereka mengunjungi gereja di Yerusalem sebelum kembali ke Antiokhia di Siria. Maka kalau kita memperhatikan perjalanan misi Paulus yang kedua ini memang ia bersama Silas mengelilingi ujung timur Laut Tengah. Kalau kita perhatikan baik-baik maka Rutenya dimulai dari Yerusalem, kemudian ia melakukan perjalanan ke utara melalui Suriah, lalu ke barat melalui Turki, kemudian lebih jauh lagi ke barat ke Yunani. Akhirnya, ia kembali ke rumah di sepanjang garis pantai Yunani dan Turki.

Di hari Sabtu imam ini, kita semua merasa diteguhkan. Tuhan Yesus menasihati kita untuk bertahan dalam hidup sebagai pengikut-Nya, apapun situasinya. Paulus dan rekan-rekannya tidak hanya bertentangan satu sama lain, tetapi mendapat juga petunjuk-petunjuk Tuhan yang membuat kita berefleksi. Kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus malah menunjukkan jalan yang berbeda dengan keinginan Paulus. Kita mendengar: “Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.” (Kis 16:7). Tuhan turut terlibat dalam setiap karya kita.Mari kita tetap teguh kepada Tuhan dan memperkenalkan Tuhan kepada segala bangsa. Tuhan juga memilihmu.

P. John Laba, SDB