Homili 31 Desember 2021

31 Desember 2021
1Yoh. 2:18-21;
Mzm. 96:1-2,11-12,13;
Yoh. 1:1-18

Inilah waktu yang terakhir

Saya teringat pada Jenderal Soedirman (1916-1950). Pahlawan besar ini pernah berkata: “Kadang kita terlalu sibuk memikirkan kesulitan-kesulitan sehingga kita tidak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Tuhan.” Bagi saya, kata-kata ini super sekali dan sangat kontekstual. Kita sedang berada dalam masa pandemi yang panjang sehingga tanpa kita sadari, kita terlalu sibuk memikirkan kesulitan-kesulitan sehingga tidak ada waktu untuk mensyukuri rahmat Tuhan. Tetapi di hari terakhir dalam tahun 2021 ini kita disadarkan untuk membangun habitus baru yakni bersyukur dalam masa yang baik dan masa yang tidak baik. Di balik masa yang tidak baik atau masa gelap pasti ada secercah cahaya yang menerangi kegelapan. Ada kebaikan yang mengalahkan kejahatan.

Santo Yohanes dalam bacaan pertama membangun kesadaran kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena ini adalah waktu yang terakhir. Di waktu yang terakhir ini ada saja pengalaman-pengalaman yang keras seperti pandemi, situasi sosial dan politik yang tidak menentu, radikalisme agama-agama, terorisme berbaju agama, orang-orang di dalam gereja yang seolah-olah mengimani Kristu padahal mereka adalah antikristus. Antikristus ada di dalam gereja dan Yohanes mengatakan: “Tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.” (1Yoh 2:19).

Yohanes juga meneguhkan kita dengan berkata: “Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.” (1Yoh 2:20). Kita diurapi pertama kali pada saat dibaptis. Kita dibaptis dan pertama kali kita dikuduskan untuk menjadi anggota Tubuh Mistik Kristus. Melalui pembaptisan kita mengenal kebenaran yakni Yesus Kristus sendiri. Berkaitan dengan ini, Yohanes berkata: “Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.” (1Yoh 2:21).

Pada hari terakhir dalam tahun 2021 ini, marilah kita merasakannya seolah-olah waktu terakhir bagi kita. Kita perlu siap secara jasmani dan rohani, berjaga-jaga untuk memasuki tahun yang baru dengan pikiran dan perasaan yang optimis sambil mensyukuri segala pengalaman hidup kita yang baik atau yang tidak baik. Mengapa kita perlu mensyukuri segala sesuatu yang sedang terjadi saat ini? Pertanyaan sederhana ini dijawab juga oleh Yohanes dalam prolog yang kita dengar dalam bacaan Injil.

Kita bersyukur karena segala sesuatu berasal dari Allah. Dengan nada yang tegas dan optimis, Yohanes mengatakan bahwa pada mulanya adalah Firman dan Firman itu adalah Allah sendiri. Allah adalah pencipta semesta alam. Dialah yang menjadikan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Allah Dalam diri Allah ada hidup dan terang. Terang tidak dapat dikuasai oleh kegelapan. Terang itu adalah Yesus sang Anak Allah. Dia sendiri menunjukkan diri-Nya sebagai Terang dunia.

Yesus adalah Kebenaran, Terang, dan Hidup kita. Dia adalah Sabda atau Logos yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Maka kita mesti terbuka untuk menerima kehadiran-Ny di dalam hidup kita. Dengan menerima Yesus maka kita akan hidup sebagai anak-anak Allah. Hanya Yesus saja yang melihat Allah, dan kalau hati kita murni maka kita dengan sendirinya akan melihat Allah.

Pada hari terakhir ini kita perlu bersyukur kepada Tuhan karena kiga juga merasakan kasih Allah. Dia tidak pernah berhenti mengasihi kita. Mari kita mengakhiri tahun ini dengan berusaha menyerupai Dia yang tidak berhenti mengasihi kita. Selamat mengakhiri tahun 2021 yang penuh berkat ini.

P. John Laba, SDB