EKT: Emang Kamu Tobat?
Ada seorang bapa yang membagi pengalaman tentang masa lalunya. Ia mengaku pernah menjadi misdinar dan mengalami kedekatan dengan para Romo di gerejanya. Ia juga tinggal di asrama selama belajar di sekolah lanjutan dan mengalami pendampingan rohani yang baik. Ia mengalami kemunduran ketika mulai masuk ke dunia kerja. Ia sangat menikmati pekerjaan dan penghasilannya sehingga benar-benar lupa pada pengalaman rohani yang sudah dimilikinya sejak kecil. Ia jarang ke gereja, jarang mengaku dosa bahkan sudah merasa tidak memiliki salah dan dosa. Setelah lebih dari sepuluh tahun menikmati hidup seperti ini, ia menjumpai seorang teman misdinar tempo doeloe. Temannya bertanya: “Bang, kenapa g nongol lagi di Gereja?” “Aku sibuk, g ada waktu dan kesempatan untuk ke Gereja.” Jawabnya. Temannya mengangguk dan berkata: “Ingat, frater yang dulu membimbing kita selalu mengatakan Tuhan melihat engkau.” Selanjutnya mereka membicarakan hal yang lain. Ia pulang ke rumah dengan mengingat kembali kata-kata ini: “Tuhan melihat engkau!”
Dialog sederhana ini menjadi awal baginya untuk kembali ke Gereja. Mula-mula ia mengikuti misa hari Minggu. Semua teman-temannya menyalaminya dan menyatakan rasa rindu bersamanya. Ia sempat salah tingkah tetapi ia percaya bahwa Tuhan melihat dan peduli terhadapnya. Setelah beberapa kali pergi ke Gereja, ia mengaku dosa dan benar-benar merasa sebagai manusia baru. Pada kesempatan yang lain ia bertemu lagi dengan teman misdinarnya. Temannya bertanya, “Bang, sudah mulai aktif kembali di Gereja ya?” “Ya, setelah pertemuan itu, engkau mengingatkan saya bahwa Tuhan melihatku. Sejak saat itu saya merasa malu di hadapan Tuhan dan bertobat.” Temannya memandang dia dan berkata: “Emang Kamu Tobat?” Ia menjawab: “Ya, saya bertobat!”
Saya senang mendengar sharing bapa ini. Semua orang yang mengenalnya mengatakan bahwa ia memang bertobat setelah cukup lama menjadi anak yang hilang. Pengalaman bapa ini adalah pengalaman anda dan saya. Kita juga mungkin pernah sadar atau tidak sadar merasa jenuh, lelah, bosan dan tidak mau ke gereja. Mungkin kita tidak memiliki relasi yang baik dengan pastor atau siapa saja yang menjadi biang ketidakaktifan kita di Gereja. Kita benar-benar lupa dan hidup dalam kegelapan.
St. Paulus menasihati jemaat di Roma. Mereka memiliki masa lalu yang penuh kegelapan dan dosa. Mereka menyerahkan anggota-anggota tubuhnya dan menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan. Tetai dengan pewartaan Injil, mereka berubah menjadi hamba kebenaran yang membawa mereka kepada pengudusan. Paulus tegas mengatakan: “Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba Allah”. Paulus juga mengatakan: “Upah dosa adalah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita”.
Emang Kamu Tobat? Ini adalah pertanyaan yang membantu kita untuk memeriksa batin dan berefleksi tentang hidup kita. Kita juga jatuh dalam dosa dan menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan. Mari kita bangkit lagi untuk menjadi hamba kebenaran karena mengalami kasih karunia dari Yesus Kristus Tuhan kita. Bertobat berarti berbalik kepada Allah yang begitu mengasihi kita.
PJSDB