Terima kasih Roh Kudus
Adalah St. Hrabanus Maurus. Orang Kudus yang hidup pada abad ke-IX ini pernah menulis Himne Vieni Creator Spiritus (Datanglah Roh Mahakudus) seperti ini: “Datanglah Roh Allah, Pencipta yang memberkati, dan di dalam hati kami bersemayamlah Engkau. Datanglah dengan berkat dan pertolongan surga untuk mengisi jiwa-jiwa yang sudah Kauciptakan.” Himne ini juga merupakan sebuah doa sederhana untuk menyapa Roh Kudus sebagai pribadi ilahi yang kita Imani di dalam Gereja. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Roh Kudus itu adalah pribadi ketiga dari Tritunggal Mahakudus, dan memiliki keilahian yang sama dengan Allah Bapa dan Putera (KGK, 243-248. 263-264). St. Paulus mengatakan bahwa Allah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita (Gal 4:6) sehingga Ia dapat memenuhi hati kita. Roh yang satu dan sama itu menjadikan kita sebagai Anak Allah sehingga menyapa Allah sebagai Abba, ya Bapa (Rom 8:15). Di tempat lain, St. Paulus mengingatkan kita dengan perkataan ini: “Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16).
Pada hari ini Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya tentang ketekunan dalam doa. Setiap anak Tuhan mewujudkannya dalam doa kepada Tuhan dengan meminta, mencari dan mengetuk pintu hati Allah. Seorang yang berharap kepada Tuhan tidak akan berhenti untuk meminta, mencari dan mengetuk, dan melengkapinya dengan bersyukur. Namun pada akhirnya Tuhan Yesus mengatakan: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:13). Roh Kudus adalah anugerah terbesar dari Allah bagi kita.
Mengapa Roh Kudus merupakan anugerah terbesar dari Allah bagi kita? Mengikuti St. Hrabanus Maurus, Roh Kudus memberkati dan mengisi jiwa-jiwa yang sudah diciptakan. Kita membutuhkan berkat Tuhan, bahkan di saat-saat yang sulit kita butuh Roh Kudus. Dialah yang membaharui segala sesuatu. Dialah janji Bapa melalui Yesus sang Putera yang membuka pikiran kita dengan pengajaran-Nya dan mengingatkan kita akan semua yang sudah dilakukan Yesus, sang Putera. St. Paulus mengamati kehidupan pribadi jemaat di Galatia yang terkadang tidak sesuai dengan harapan Paulus. Sebab itu ia berkata: “Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Gal 3:3).
Roh dan daging selalu ada di dalam diri manusia. Banyak kali orang menikmati kedagingannya dan lupa pada Roh yang menguduskan tubuh dan menjadikannya sebagai tempat bersemayam-Nya. Pada akhirnya Paulus mengatakan: “Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?” (Gal 3:5). Satu hal yang penting bagi kita, rasa syukur yang berlimpah kepada Tuhan sebab Ia menganugerahkan Roh-Nya kepada kita. Terima kasih Roh Kudus, Engkaulah Allahku.
Tuhan memberkati kita semua,
P. John Laba, SDB