Terima kasih Seribu…
Lirik lagu masa kecil ini selalu memiliki makna yang sangat berarti saat kita mendengar dan memahaminya: “T’rima kasih seribu (o t’rima kasih seribu), pada Tuhan Allahku (o pada Tuhan Allahku), aku bahagia karna dicinta terima kasih.” Kita benar-benar merasa bahagia ketika kita dicintai oleh Tuhan dan sesama manusia. Perasaan dicintai inilah yang patut disyukuri dalam hidup ini.
Saya teringat pada Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43 SM). Negarawan dan penulis Romawi Kuno ini pernah berkata: “Hati yang penuh syukur bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan induk dari segala kebajikan yang lain.” Terinspirasi pada perkataan ini, saya hendak menunjukkan hati yang penuh syukur, sebagai tanda kebajikan yang kumiliki dalam hidup ini, untuk mengungkapkan rasa syukurku, ucapan terima kasih seribu untukmu sekeluarga. Sepanjang tahun 2020 ini saya merasakan kasih berlimpah darimu dan keluarga. Sepertinya kata ‘tidak’ itu tidak masuk dalam kamus kehidupanmu.
Maka terima kasih atas dukunganmu, doa-doamu yang tanpa henti untukku, komunitasku dan karya pelayananku. Banyak orang ikut merasakan cinta kasihmu melalui tanganmu yang ringan dan hatimu yang penuh cinta.
Sekarang kita perlahan-lahan meninggalkan tahun 2020. Saya hanya mau mengulangi perkataan: “Masa lalu adalah sejarah. Hari ini adalah goresan, hari esok adalah harapan. Seiring perginya kenangan di tahun 2020, menyambut harapan di tahun 2021. Semoga segala kasih dan kebaikanmu tidak berhenti tetapi berlanjut supaya nama Tuhan dimuliakan dalam hidup dan karya kita semua.
Doaku: Tuhan, terima kasih atas segala berkat dan kasih-Mu melalui keluarga ini. Berikanlah berkat-berkat-Mu yang berlimpah, Kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi mereka. Lindungilah mereka selalu ya Tuhan. Bunda Maria, saya percayakan keluarga ini kepadamu. Semoga engkau menyalurkan berkat Tuhan kepada mereka semua. Amen.
Selamat mengakhiri tahun 2020 dan bahagia memasuki tahun 2021. Salam dan berkat Tuhan,
P. John Laba, SDB