Food For Thought: Yesus saja heran

Yesus saja heran!

Kita mengakhiri hari ini dengan sebuah permenungan yang saya beri judul ‘Yesus saja heran!’ Saya mendapat inspirasi dari kisah Yesus dalam Injil Markus (Mrk 6:1-6). Yesus mengalami penolakan di Nazareth sebab Ia tampil sangat berbeda dengan Yesus sebelumnya. Ketika Ia berkunjung ke Nazareth, Ia tidak sendirian tetapi Ia datang dengan ‘sebuah pasukan lengkap’, mereka adalah para murid-Nya. Ada murid yang berwajah baru di Nazaret karena mungkin pertama kali ia datang ke sana. Yesus mengajar dengan kuasa dan wibawa tidak seperti para nabi atau Rabbi Yahudi yang sudah tenar saat itu. Maka jalan pintas yang paling mudah adalah mempertanyakan jati diri Yesus.

Ada beberapa pertanyaan yang menunjukkan rasa kecewa dan benci sehingga berujung pada penolakan terhadap Yesus di kampun halaman-Nya. Inilah pertanyaan yang dimaksudkan: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” (Mrk 6:2-3). Semua pertanyaan ini ditujukan kepada pribadi Yesus. Hal penting yang ditunjukkan Yesus adalah meskipun ditolak di kampung halaman-Nya namun Ia tetap berkeliling dan berbuat baik.

Sikap dan perilaku orang-orang pada zaman itu memang aneh. Mereka tidak percaya kepada Yesus yang mereka sudah kenal jauh sebelumnya ketika masih bersama-sama di Nazaret. Yesus kini sudah berubah menjadi Rabbi dan pembuat mukjizat yang menggemparkan hidup banyak orang. Maka sebagaimana dikatakan oleh penginjil Markus: “Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.” (Mrk 6:6). Saya merasa yakin bahwa Yesus pasti merasa heran karena semua yang mereka sudah lihat dan dengar, namun mereka masih belum percaya.

Yesus juga merasa heran dengan anda dan saya. Kita semua sudah dibaptis namun kita belum mengimani Dia dengan sungguh-sungguh. Pikirkan saat-saat di mana banyak di antara kita meragukan Tuhan di masa pandemi. Banyak di antara kita yang berpikir bahwa Tuhan sedang tidur, Tuhan sudah lupa dan berbagai pikiran negatif lainnya untuk melawan Tuhan. Nabi Yesaya pernah berkata: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yes 49:15-16). Nah, Tuhan tidak pernah lupa. Pertolongan-Nya tetap tiba pada waktunya. Nah ini yang membuat kita yang merasa heran karena dalam hidup ini masih sulit untuk mengikuti teladan Tuhan supaya terus berbuat baik.

Pada hari ini kita belajar dari Yesus untuk siap mengalami penolakan namun Ia tetap setia melayani dengan sukacita. Kita belajar sebagai satu keluarga, di mana kita juga mengalami penolakan-penolakan tertentu di dalam keluarga dan komunitas. Sambil belajar dari Yesus, mari kita meninggalkan jejak-jejak terbaik yang tetap dikenang. Lupakanlah penolakan-penolakan itu. Bagi saya itu hanya bumbu-bumbu kehidupan kita. Sebab itu kesabaran, ketekunan dan kerendahan hati di hadirat Tuhan menjadi kunci dalam karya dan pelayanan kita.

Tuhan memberkati kita,

P. John Laba, SDB