Hari Rabu, Pekan Biasa IV
Peringatan Wajib St. Agatha
Ibr. 12: 4-7,11-15
Mzm. 103:1-2,13-14,17-18a
Mrk. 6:1-6
Lectio:
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedangkan murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Sabda Tuhan,
Terpujilah Kristus.
Renungan:
Memang Menyakitkan Ketika Ditolak, Tetapi…
Pada hari ini kita mengenang kembali santa Agatha. Nama Agatha berasal dari Bahasa Yunani yang berarti ‛baik’ atau ‛mulia’ dan ‛murni’. Santa Agatha mengingatkan kita untuk berpegang teguh pada apa yang kita yakini, bahkan ketika dunia tidak setuju dengan kita. Dia menunjukkan bahwa tetap setia kepada Tuhan lebih penting daripada menyenangkan orang lain. Agatha juga mengingatkan kita akan kekuatan yang datang dari doa. Bahkan dalam penderitaannya, ia percaya bahwa Tuhan akan menolongnya. St Agatha pernah berdoa begini: “Yesus Kristus, Tuhan atas segala sesuatu! Engkau melihat hatiku, Engkau tahu keinginanku. Milikilah semua yang ada dalam diriku – hanya Engkau saja. Akulah domba-Mu; buatlah aku layak untuk mengalahkan iblis”. Tuhan memang melihat hati dan kesederhanaan kita. Kita bukanlah orang yang kuat dan hebat, tetapi kita adalah orang lemah dan sederhana yang dimampukan oleh Tuhan sendiri.
Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok Tuhan Yesus yang sedang viral pada zaman-Nya. Para penginjil suci menggambarkan sosok Tuhan Yesus yang selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain sambil berbuat baik. Perbuatan baik yang dimaksudkan, misalnya, orang-orang sakit datang kepada-Nya untuk disembuhkan secara ajaib. Ia mengajar orang-orang pada zaman-Nya dengan penuh kuasa dan wibawa tidak seperti orang-orang lain, dalam hal ini Ia melebih para rabi pada saat itu. Di kisahlam bahwa ketika Yesus sudah semakin viral di kalangan umum, Ia pergi ke Nazareth, yang adalah kampung halaman, tempat Ia dibesarkan. Banyak orang di kampung halaman-Nya merasa terheran-heran karena bagi mereka Yesus sungguh berubah. Yesus yang mereka kenal terungkap dalam pertanyaan mereka berikut ini: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan ini, maka mereka merasa kecewa dan menolak Yesus. Pada saat itu, orang-orang hanya melihat Yesus dan masa lalu di Nazaret dan bukan Yesus masa kini di hadapan mereka. Sikap orang-orang pada masa lalu masih sering terjadi masa kini. Di satu pihak, orang berkeinginan untuk semakin dekat dengan Yesus, di lain pihak orang merasa makin jauh sehingga mereka kecewa dan menolak Yesus. Tuhan Yesus sendiri berkata: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”
Apa reaksi dari Tuhan Yesus setelah mendapatkan penolakan di kampung halaman-Nya sendiri? Ternyata, Tuhan Yesus tidak baperan. Ia memang mengalami penolakan di Nazaret namun Ia masih sempat menyembuhkan beberapa orang sakit di sana dengan meletakkan tangan atas mereka. Ia hanya merasa heran atas ketidakpercayaan mereka kepada-Nya. Ia tetap melanjutkan perjalanan dan pelayanan-Nya sampai tuntas dengan mengajar dan berbuat baik. Apa yang Yesus ajarkan pada saat itu? Ia mengajar dan mewartakan Khabar Sukacita (Injil) kepada semua orang. Ia mengajar perintah kasih, kerahiman dan pengampunan yang berlimpah kepada semua orang yang berkenan kepada-Nya.
Bagaimana dengan kita saat ini? Anda dan saya sendiri tentu pernah mengalami kekecewaan, penolakan, kegagalan dan diremehkan oleh orang-orang terdekat. Apa yang anda rasakana ketika mengalami penolakan? Tentu saja sangat menyakitkan pengalaman seperti ini, namun kita harus tetap kuat dan terus melayani. Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus dan santa Agatha yang membalas kejahatan dengan kebaikan. Kasih dan kebaikan akan memenangkan segalanya.
Doa: Ya Tuhan Yesus Kristus, mampukanlah kami untuk bertahan dalam keseharian kami, manakalai kami ditolak, diremehkan dan mengalami kegagalan dalam pekerjaan dan pelayanan kami. Tabahkanlah hati kami untuk tetap setia seperti Engkau sendiri. Santa Agatha, doakanlah kami. Amen.
P. John Laba, SDB