Hari Senin, Pekan Paskah VII
Kis. 19:1-8
Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7ab
Yoh. 16:29-33
Apakah anda mengenal Roh Kudus?
Pada suatu kesempatan menjelang hari Raya Pentekosta, saya mengikuti pendalaman iman di sebuah lingkungan. Ada seorang umat yang bertanya, “Mengapa tidak ada patung Roh Kudus di Gereja?” Ia kelihatan sangat serius dan ingin mendapat jawabannya. Maka ada seorang umat yang menjawabnya bahwa sejak dahulu memang tidak ada patung Roh Kudus karena namanya saja Roh artinya angin maka Ia tidak bisa dilukiskan dalam bentuk apa pun. Saya sendiri mengatakan kepada mereka semua bahwa orang-orang Kristen sejak dahulu sudah mengenal simbol-simbol Roh Kudus yakni burung merpati, basuhan yang menyembuhkan, air hidup, deru badai dan nyala api. Tuhan Yesus mengatakan tentang Penasihat, penghibur, Pengajar dan Roh Kebenaran. Dalam menerima sakramen-sakramen, Roh Kudus dikaruniakan melalui penumpangan tangan atau pengurapan minyak. Jadi, meskipun tidak ada patung Roh Kudus, tetapi simbol-simbol tertentu di dalam Gereja bisa membantu kita untuk percaya kepada-Nya sebagai salah satu Pribadi Ilahi dalam misteri Tritunggal Mahakudus. Ia mendengar dengan penuh perhatian sambil mengangguk-angguk. Saya tidak tahu apakah ia mengangguk karena mengerti atau tidak mengerti.
Dalam pengakuan iman Rasuli atau doa Aku Percaya, kita selalu mengucapkan kata-kata ini: “Aku percaya akan Roh Kudus”. Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengajarkan bahwa percaya kepada Roh Kudus berarti menyembah-Nya sebagai Allah sebagaimana Bapa dan Putra. Kita percaya bahwa Roh Kudus memasuki hati kita supaya kita sebagai anak-anak Allah dapat mengenal-Nya. Roh Allah menggerakan hidup kita untuk mengubah wajah dunia (KGK, 683-686). Roh Kudus membantu kita dengan mengajar dan mengingatkan tentang segala sesuatu yang sudah dilakukan Tuhan Yesus Kristus. Melalui Roh Kudus kita bisa mengenal Yesus satu-satunya Penebus kita. St. Paulus pernah mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengakui bahwa “Yesus adalah Tuhan” selain Roh Kudus (1Kor 12:3).
Apa kata Sabda Tuhan pada hari ini? St. Lukas mengisahkan bahwa St. Paulus menjelajahi daerah-daerah pedalaman Asia dan tiba di Efesus, sementara Apolos sendiri masih berada di Korintus. Di Efesus, Paulus menemukan sekelompok orang tertentu yang sudah menjadi murid. Paulus menanyakan kepada mereka, apakah mereka sudah menerima Roh Kudus ketika mereka mengatakan percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi para murid di Efesus ini mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus. Paulus segera tanggap dan menanyakan pembaptisan mereka. Ternyata mereka dibaptis dengan baptisan Yohanes.
St. Paulus menggunakan kesempatan untuk berkatekese dengan mereka. Ia mengatakan kepada mereka bahwa baptisan Yohanes adalah baptisan tobat. Yohanes sendiri menghimbau supaya semua orang percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya yaitu Yesus. Artinya Yesuslah yang harus menjadi pusat kehidupan kita semua. Yesuslah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Penjelasan Paulus ini diterima sehingga mereka pun memohon supaya dibaptis dalam nama Yesus. Paulus menumpangkan tangan di atas mereka dan Pentekosta baru pun terjadi. Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka berduabelas itu bisa berkata-kata dalam bahasa Roh dan bernubuat. Kita harus mengakui bahwa Paulus adalah misionaris yang hebat. Meskipun menderita namun ia mau tinggal tiga bulan untuk mendampingi komunitas Efesus. Roh Tuhan turut bekerja di dalam komunitas Efesus.
Banyak kali kita berbicara dan mengakui iman bahwa kita juga percaya kepada Allah Roh Kudus tetapi banyak di antara kita juga tidak jauh berbeda dengan keduabelas orang murid di Efesus yang belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Mungkin saja ada di antara kita yang mengatakan bahwa mereka belum mendengar dan mengenal Roh Kudus. Kita semua yang sudah dibaptis seharusnya sadar diri bahwa kita sudah menjadi tempat tinggal Roh Kudus. Roh Kudus memampukan kita untuk ikut serta dalam mewartakan Injil.
Saya teringat pada Beato Paus Paulus VI dalam Evangelii Nuntiandi menulis: “Roh Kuduslah yang mendorong tiap individu untuk mewartakan Injil, dan Dialah yang dalam kesadaran hati nurani menyebabkan kata penebusan diterima dan dipahami. Dialah yang menggerakan ciptaan baru, kemanusiaan baru, di mana evangelisasi merupakan hasilnya, dengan kesatuan dalam keragaman itu, yang ingin dicapai evangelisasi di dalam jemaat Kristen” (EN, 75).
Menjelang perpisahan dengan para murid-Nya, Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai Penghibur, Pembela dan Roh Kebenaran. Pengajaran-pengajaran Yesus dirasa oleh para murid semakin jelas karena Ia tidak mengatakannya dalam bentuk kiasan atau perumpamaan-perumpamaan. Yesus berkata dengan terus terang kepada mereka. Dengan cara demikian, para murid-Nya pun menjadi terbuka dan mengakui bahwa Yesus berasal dari Allah. Mereka bisa mengakui imannya seperti ini karena Yesus mengetahui segala sesuatu dan orang tidak perlu bertanya kepada-Nya. Yesus juga mengatakan persekutuan-Nya dengan Bapa. Para murid boleh meninggalkan-Nya tetapi Bapa di surga tidak akan meninggalkan-Nya.
Tuhan Yesus juga mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi bagi para murid-Nya. Mereka seumpama seekor domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Banyak penderitaan dan kemalangan akan mereka alami. Namun demikian Yesus mengingatkan mereka: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33). Roh Kudus menguatkan dan menginsafkan kita untuk berani memberi kesaksian iman yang benar, menghadirkan sukacita Injil kepada semua makhluk.
PJSDB