Tuhan menepati Janji-Nya!
Ada seorang sahabat yang merasa selalu mengingkari janjinya di hadapan Tuhan dan sesama. Dia banyak berjanji tetapi terlalu sedikit menepati janjinya. Pada suatu hari ia duduk dan membaca Kitab Suci. Ia merasa bertemu dengan Tuhan yang selalu menepati janji-janji-Nya. Apa yang dia temukan di dalam Kitab Suci? Ia menemukan contoh kisah hidup Abraham dan Sara. Hingga usia senja mereka belum diberi berkat oleh Tuhan supaya bisa memiliki anak yang lahir dari rahim Sara. Sara sendiri mengaku sudah mati haid dan tidak bisa birahi lagi pula tuannya Abraham juga sudah tua. Bagi Allah memang tidak ada yang mustahil. Tuhan sudah berjanji bahwa Sara akan mengandung dan melahirkan seorang Putra maka pada akhirnya janji ini terpenuhi. Sara mengandung dan melahirkan Ishak.
Dengan membaca kisah Abraham dan Sara ini, sahabat ini berubah pikiran. Ia percaya bahwa Tuhan Allah tidak pernah ingkar janji. Ia senantiasa menepati semua janji-janji-Nya. Manusia boleh ingkar janji berkali-kali tetapi Tuhan sendiri tidak pernah ingkar janji. Alkitab sudah membuktikan kesetiaan Allah dalam menepati janji-janji-Nya.
Pada hari ini pikiran kita dibuka oleh Tuhan supaya mengevaluasi janji-janji yang diucapkan di hadapan umum. Saya sebagai imam mengevaluasi hidup saya di hadirat Tuhan apakah saya setia menghayati janji-janji imamat saya. Sebagai biarawan, saya mengevaluasi diri, apakah saya sudah menjadi seorang biarawan yang baik, yang setia menghayati nasihat-nasihat Injil? Sebagai pasutri, apakah anda masih setia sebagai suami dan istri, setia menepati janji-janji perkawinanmu? Tuhan saja setia pada janji-janji-Nya maka mestinya kita juga setia menepati janji atau ikrar dalam imamat, membiara dan berkeluarga (perkawinan). Setialah dalam janji-janjimu.
PJSDB