Permenungan Mat. 10:16-23;
Mawas Diri itu baik!
Rekan-rekan Pria Katolik yang terkasih, saya pernah membaca sebuah kutipan perkataan Dale Carnegie dalam bukunya “Living an Enriched Life”, bunyinya: “Jika anda ingin membangun keberanian, lakukanlah hal yang anda takuti dan haruslah melakukannya sampai anda berhasil. Hal itu adalah cara tercepat dan sangat pasti untuk menaklukan rasa takut.” Sambil membaca kutipan ini, pikiran saya berfokus pada komunitas Yesus Kristus. Apa yang menarik dari komuntas ini? Kita semua sudah mengetahui bahwa banyak orang terpesona dengan Yesus sehingga mereka berani mencari, menemukan dan mengikuti-Nya. Namun demikian Ia hanya memilih dua belas orang sebagai rasul-rasul-Nya. Para rasul adalah utusan Tuhan untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Siapakah para rasul itu? Mereka semua adalah para pria yang bekerja sebagai nelayan-nelayan sederhana, digolongkan sebagai orang-orang kecil yang dipanggil dan dipilih untuk menjadi mitra kerja Yesus dalam menghadirkan Kerajaan Allah. Tuhan memanggil, memilih dan mengutus mereka supaya melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya.
Perikop Injil pada hari ini mengisahkan tentang kesulitan-kesulitan yang akan dialami oleh para rasul terpilih. Mereka sudah menerima perintah Tuhan Yesus: “Pergilah dan beritakanlah.” (Mat 10:7). Perintah Tuhan Yesus ini mendorong para rasul untuk bertindak dengan tepat sehingga Kerajaan Allah bisa bertumbuh dan berkembang di atas dunia ini. Mereka disadarkan bahwa segala sesuatu yang akan mereka lakukan, semata-mata adalah pekerjaan Tuhan bukan pekerjaan mereka. Komitmen semacam ini akan ikut mendukung perkembangan Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus mengetahui bahwa para utusan-Nya akan mengalami banyak kesulitan dalam menjalani tugas perutusan. Untuk itu dibutuhkan sikap mawas diri terhadap segala situasi. Berkaitan dengan sikap mawas diri sebagai seorang rasul, Yesus berkata: “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Mat 10:16). Tuhan Yesus tahu bahwa para rasul-Nya akan mengalami banyak kesulitan, laksana domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Banyak penolakan dan penganiayaan akan mereka alami dalam pelayanan mereka. Untuk itu Ia mengingatkan mereka supaya bersikap cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tentu saja Tuhan tidak bermaksud supaya para rasul-Nya meniru kejahatan ular, simbol setan dalam Kitab Suci, tetapi yang Tuhan Yesus maksudkan adalah bahwa Para pengikutnya, khususnya Pria Katolik, haruslah bersifat cerdik (wise= bijaksana) seperti ular dan tulus seperti merpati. Artinya kita harus selalu berhati-hati, dengan tenang dan bijaksana, namun tidak membahayakan. Para murid juga diharapkan untuk bersikap polos dan tulus di dalam bertindak dan berhubungan dengan orang lain di tempat mereka merasul.
Tuhan Yesus juga mengingatkan para rasul-Nya untuk selalu waspada terhadap semua orang. Memang, tidak semua orang itu bisa menjadi sahabat yang baik. Benar kata orang seperti ini: “Adalah lebih mudah mendapat musuh dari pada sahabat.” Maka sikap cerdik dan waspada adalah kebijaksanaan dalam hidup bersama. Mengapa? Karena sebagai murid-murid Yesus, banyak orang suka menebar benih kebencian, membuat provokasi tertentu yang bisa mengganggu relasi antar pribadi manusia. Yesus mengharapkan supaya para murid-Nya bersikap matang terhadap situasi yang mereka alami dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Yesus sendiri berkata: “Janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” (Mat 10:19-20).
Para rasul sebagai utusan Tuhan memiliki sikap mawas diri dalam menjalani kerasulan mereka sebagai pelayan Tuhan. Mereka telah membangun keberanian, laksana domba di tengah-tengah serigala, terus dan berani melakukannya sampai tuntas. Hampir semua rasul adalah martir. Mereka menumpahkan darahnya karena mencintai Tuhan Yesus dengan tulus hati.
Pesan-pesan Tuhan Yesus ini masih aktual bagi para Pria Katolik saat ini. Sikap mawas diri dan waspada terhadap segala situasi hidup tetaplah menjadi bagian yang penting dalam hidup setiap hari, khususnya mereka yang sedang berada di dalam dunia kerja. Dengan kata lain para Pria Katolik bisa merasakan “Berada di tengah-tengah Srigala” dalam dunia kerja. Para pria Katolik merasakan sendiri adanya persoalan, dan masalah yang muncul di tempat kerja. Ada musuh-musuh tertentu yang mengganggu usaha dan karya para Pria Katolik setiap hari. Semua kesulitan hidup adalah peluang untuk menjadi matang dan merupakan pintuk dan jendela kesuksesan.
Apa yang harus kita lakukan? Tuhan Yesus mengatakan waspadalah dan jangan takut untuk bersaksi karena Tuhan Bapa di surga akan memampukan segalanya bagimu. Dia sanggup menjaga dan melindungi kita. Setialah dan selalu mawas diri.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mawas diri dan bertahan dalam aneka pencobaan di dunia ini. Amen.
PJSDB