Martir masa kini
Pada hari ini kita mengenang St. Ignasius dari Antiokhia, seorang uskup dan martir. Martir berasal dari kata bahasa Yunani μάρτυς, artinya «saksi» Kehidupan para martir selalu dikaitkan dengan orang-orang Kristiani yang memberi dirinya secara total kepada Tuhan sebagai bentuk kesaksian imannya. Orang kristen yang menjadi martir layak menerima baptisan baru yakni batisan darah, dalam arti pemurnian hati dan jiwa secara total. Pembaptisan darah karena ia mencurahkan darahnya karena mencintai Kristus. Pembaptisan darah ini sama dengan seorang yang menerima pembaptisan dengan air.
Tuhan Yesus memberi peneguhan kepada para martir atau pribadi-pribadi “limited edition” dengan berkata: “Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.” (Luk 12:11-12). Roh Kudus turut bekerja untuk menginsafkan orang supaya mengatakan yang benar tentang imannya kepada Tuhan.
Iman adalah sebuah anugerah. St. Paulus berkata: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef 2:8). Kita diselamatkan karena iman kepada Tuhan yang menganugerahkan kasih karunia-Nya. Penulis surat kepada umat Ibrani berkata: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11:1). Mari kita berdoa supaya Tuhan senantiasa menambah iman kita. Tuhan menambah iman saudara-saudari di daerah konflik, yang rumah ibadanya dibakar supaya tetap tabah.
Pada masa kini, kemartiran selalu dihubungkan dengan hidup nyata. Hidup dengan penuh kasih karunia dan menularkan nilai-nilai Injili kepada sesama manusia. Ini berarti kita semua adalah martir!
PJSDB