Masih ada banyak orang munafik
Saya merenung satu kata istimewa hari ini yakni kata Yunani υποκριθης – “hupokrithês”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata munafik berarti berpura-pura percaya atau setia kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak. Orang yang selalu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Munafik berarti orang bermuka dua. Berdasarkan definisinya, apakah sikap dan perilaku hidup kita secara pribadi bisa mirip dengan makna kata munafik?
Apa makna kata munafik dalam Kitab Suci? Dalam Kitab perjanjian Lama, khususnya dalam Septuaginta, kita menemukan kata Ibrani חנף – Kanef, yang berarti “tidak bertuhan”. Dalam Kitab Perjanjian Baru, kita menemukan kata munafik sebanyak 20 kali. Kata “munafik” sendiri merupakan terjemahan dari kata Yunani υποκριθης – “hupokrithês”. Kata Yunani ini berarti “seorang pemain drama”.
Tuhan Yesus berkata: “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Luk 12:56). Perkataan ini ditujukan kepada banyak orang munafik pada masa itu, terutama kaum Farisi dan para ahli Taurat. Kedua kelompok ini sering berseberangan dengan Yesus dan ajaran-Nya. Mereka berpura-pura percaya atau setia kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hati mereka tidak. Yesus menyebut orang-orang munafik untuk menggambarkan pribadi-pribadi yang pandai membaca tanda zaman tetapi tidak mampu menilai tanda-tanda keselamatan di dalam diri Yesus.
Renungan: Yesus berkata, “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan”. (Mat. 23-28). St. Petrus berpesan: “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.” (1Ptr 2:1). Apakah anda sudah membuangnya?
PJSDB