Tak ada yang abadi
Saya mengingat lirik dari lagu yang dinyanyikan Ariel Peter Pan beberapa tahun silam. Ada kalimat: “Tak ada yang abadi, ho…biarkan aku bernafas sejenak sebelum hilang”.
Nabi Daniel adalah seorang tokoh dalam Kitab Suci yang digambarkan saleh dalam hidupnya dan sebagai penafsir mimpi yang ulung. Ia memiliki sebuah penglihatan: ada sebuah patung yang tinggi dan besar, terbuat dari tanah liat, besi dan emas, namun dalam waktu singkat patung itu hancur karena sebuah batu jatuh menimpanya. Batu itu lalu berubah menjadi sebuah gunung besar dan memenuhi seluruh bumi. Patung adalah simbol kerajaan yang ada di bumi. Semuanya akan musnah pada waktunya.
Kerajaan buatan manusia di dunia ini berbeda dengan Kerajaan Allah. Nabi Daniel berkata: “Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” (Dan 2:44).
Tuhan Yesus juga memprediksikan bahwa kota Yerusalem akan hancur (Luk 21:6). Pada Tahun 70M, kota Yerusalem dihancurkan orang Romawi. Kehancuran Yerusalem itu laksana prefigurasi akhir dunia.
St. Petrus berkata, “Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.” (2Pt 3:7). Dikatakannya juga, “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” (2Pt 3:13).
Tak ada yang abadi. Hanya Tuhanlah keabadian yang indah dan sempurna. Percayalah kepada-Nya.
PJSDB