Maria Bunda Kerahiman
Ave Maria! Kita berada di hari terakhir bulan Rosario. Banyak saudari dan saudara sudah sedang mewujudkan cinta kasih dan devosi kepada Bunda Maria dengan berdoa Rosario secara pribadi atau berkelompok, mengunjungi gua-gua Maria, berziarah ke Eropa untuk melihat tempat-tempat penampakan Bunda Maria dan melakukan perbuatan amal kasih atas nama Bunda Maria. Berbagai kegiatan devosional ini menunjukkan suatu keakraban rohani yang mendalam dengan Bunda Maria.
Saya mengingat St. Luis-Marie Grignion de Monfort pernah berkata: “Per Mariam ad Iesum” artinya melalui Bunda Maria kita sampai kepada Yesus. Atau “Ad Iesum per Mariam”, artinya menuju Yesus melalui Bunda Maria. Kedua kalimat ini sama dan begitu akrab dalam spiritualitas Kristen.
Di tahun kerahiman ini, Paus Fransiskus mengundang kita untuk memandang dan menyapa Maria sebagai Bunda Kerahiman. Dalam Bulla Misericordiae Vultus, beliau menulis: “Semoga wajahnya yang manis memandang kita pada tahun suci ini, sehingga kita semua dapat menemukan kembali sukacita kelembutan Allah. Tak seorang pun menyelami kedalaman misteri inkarnasi seperti Maria. Seluruh hidupnya mencontoh kehadiran kerahiman yang menjadi daging….Maria memberi kesaksian bahwa kerahiman Putra Allah tidak mengenal batas dan menjangkau setiap orang tanpa pengecualian” (MV,24).
Apa yang harus kita lakukan sebagai anak-anak Bunda Maria?
Tuhan Yesus dalam Injil menghendaki kita untuk ber-empati dengan kaum miskin, cacat, lumpuh dan buta (Luk 14:13). Kita perlu rendah hati untuk menghargai nilai kehidupan sesama (Flp 2:3). Kita menjauhkan diri dari sikap memperhatikan kepentingan sendiri, dengan lebih memperhatikan kepentingan sesama (Flp 2:4). Hal-hal sederhana ini dilakukan oleh Maria Bunda Kerahiman bagi kita sepanang masa.
Bagaimana dengan kita saat ini?
PJSDB