Injil Matius 5:17-19
Ikut Merasakan Kerahiman Allah
Paus Fransiskus dalam Bula Misericordiae Vultus, berkata: “Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Allah. Kerahiman Allah telah menjadi hidup dan kasat mata dalam diri Yesus dari Nazaret, mencapai puncak dalam diri-Nya.” (MV,1). Perkataan Paus Fransiskus ini menjadi salah satu bahan refleksi mendasar sepanjang tahun kerahiman yang sudah kita lewati bersama. Kita semua mengakui hal yang sama bahwa Tuhan Yesus Kristus menunjukkan wajah kerahiman Allah Bapa kita. Ia mengasihi kita apa adanya. Hal yang sama sedang kita rasakan selama masa prapaskah ini. Kita semua belajar untuk merasakan kembali kerahiman Allah melalui sakramen Tobat.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini membuka wawasan kita untuk memandang dan mengagumi-Nya sekali lagi karena Ia senantiasa menunjukkan wajah kerahim dan Allah kepada kita. Wajah kerahiman Allah Bapa dalam Yesus Kristus menjadi nyata dalam ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia. Ia berkata: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5:17).
Perkataan Yesus ini mengingatkan kita semua pada peristiwa-peristiwa tertentu dalam hidup Yesus. Pertama, peristiwa transfigurasi di atas gunung yang tinggi di mana Yesus juga berbicara dengan Musa dan nabi Elia (Mat 17:3). Musa dengan Kitab Tauratnya dan Elia mewakili kitab para nabi yang semuanya membicarakan hal yang sama yaitu Mesias menyelamatkan manusia melalui penderitaan menuju kemuliaan. Dengan demikian manusia yang menderita karena dosa dapat merasakan kemuliaan sebagai anak-anak Allah karena penebusan berlimpah dari Yesus Kristus. Kedua, kita mengingat perjalanan bersama Yesus yang bangkit mulia dan dua murid ke Emaus di mana Ia menjelaskan Kitab Suci tentang diri-Nya dengan bersumber pada Kitab Taurat dan Kitab Para nabi (Luk 23:27). Semua yang sudah ditulis tentang Mesias menjadi sempurna di dalam Yesus Kristus.
Lalu apa sebenarnya isi hukum Taurat dan Kitab Para Nabi? Isinya adalah tentang kasih. Allah adalah kasih dan Ia sudah lebih dahulu mengasihi kita. Sebab itu kita dipanggil untuk melakukan perintah baru yang diajarkan Yesus yakni perintah kasih. Yesus berkata: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap jiwamu dan dengan seganap akal budimu.” Ini adalah hukum yang terutama dan yang pertama. Hukum yang kedua yang sama dengan yang pertama adalah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirmu sendiri”. Yesus menegaskan bahwa pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi (Mat 22: 37-40).
Apa pesannya bagi kita pada hari ini? Injil Yesus Kristus hari ini menyadarkan kita bahwa untuk dapat mengenal Allah sebagai kasih, kita harus menjadi akrab dan bersahabat dengan Kitab Suci. Masa prapaskah itu bukan menekankan soal puasa dan pantang saja tetapi bagaimana kita menjadi akrab dan bersahabat dengan Kitab Suci. Kita perlu dan harus membaca, mendengar, merenungkan dan melakukan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Dengan demikian Yesus akan memberi jempol kepada kita ketika kita mampu melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat dan dengan demikian menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.
Hal konkret yang dapat kita lakukan adalah terlibat aktif dalam pertremuan untuk pendalaman iman selama masa prapaskah di lingkungan masing-masing. Banyak kali ada saudari dan saudara kita yang masa bodoh dengan pertemuan APP di lingkungan. Hal yang lain adalah kesadaran untuk merasakan kerahiman Allah dengan mengakui dosa. Sakramen Tobat itu masih perlu, masih merupakan kebutuhan kita.
Doa: Tuhan, tunjukanlah kerahiman-Mu kepada kami dan ajarilah kami untuk setia melakukan perintah-perintah-Mu, terutama perintah kasih di dalam hidup kami setiap hari. Amen.
PJSDB