Homili Hari Minggu Biasa VII/B

Yes 43: 18-19.21-22.24b-25; Mzm 41: 2-3.4-5.13-14; 2Kor 1:18-22; Mrk 2:1-12

Dia berkuasa mengampuni dosa

Sebelum menjadi seorang imam, saya pernah berpikir bahwa sakramen tobat atau mengaku dosa hanya sekedar sebuah acara bertemu dengan pastor, membicarakan dosa pribadi dan mendapat berkat serta pengampunan Tuhan melalui pastor. Tetapi setelah menjadi imam dan melayani sakramen tobat, saya merasakan sesuatu yang berbeda. Meskipun sebagai orang berdosa, Tuhan menguduskan saya lewat sakramen pembaptisan dan sakramen imamat dalam tahbisan suci untuk menjadi bapa pengakuan yang mendengar dosa-dosa sesama, menasihati, mendoakan, memberkati dan meneguhkan. Di samping itu kerahiman Tuhan Allah sungguh dirasakan dalam sakramen tobat. Saya sebagai imam yang tidak sempurna dan umat sama-sama merasakan kerahiman Tuhan Allah karena diampuni, dikasihi dan tetap menjadi anak yang kesayangan Allah Bapa yang Maharahim.

Sakramen tobat menjadi kekuatan tersendiri bagi kita untuk mengerti bahwa Tuhanlah yang mengampuni segala dosa kita. Dia menghapus dosa pemberontakan manusia dan tidak mengingat dosa manusia (Yesaya 43:25). Yesus sendiri dalam Injil hari ini memiliki kuasa mengampuni dosa orang yang lumpuh sehingga ia sembuh total dan dapat berjalan. Jadi di satu pihak, orang lumpuh disembuhkan secara fisik, di lain pihak ia juga disembuhkan secara rohani karena dosa-dosanya diampuni. Semua ini terjadi karena Yesus sendiri adalah ya bagi semua janji Allah. Dan bahwa Allah sendirilah yang telah mengurapi dan meneguhkan manusia. RohNya juga diberikan ke dalam hati kita. Maka di sini diperlukan iman sebagai jawaban atas kasih dan pengampunan Tuhan. Iman secara pribadi maupun iman bersama dalam komunitas.

Betapa bahagianya kita ketika dosa atau perbuatan salah diampuni Tuhan. Hati bergembira, beban terasa ringan ketika dengan iman kita mengalami kasih dan kerahiman Tuhan melalui sakramen tobat. Tuhan berkuasa mengampuni dosa dan juga menyembuhkan sakit penyakit kita. Maka marilah kita bertumbuh dalam iman secara pribadi. Marilah kita juga bertumbuh dalam iman sebagai komunitas. Rasakanlah kasih dan pengampunanNya!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply