Renungan 9 Maret 2012

Kej 37:3-4.12.13a.17b-28; Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Mat 21:33-43.45-46

Berapa harga seorang saudara?


Berita yang cukup menggemparkan dari Warta Kota 10 Pebruari 2012. Media ini memberitakan bahwa seorang perempuan muda berinizial VN (20) tega membunuh adiknya berinizial R (14) karena adiknya ini sering mencaci maki VN. Perbuatan yang dilakukan VN adalah membekap R hingga kehabisan napas dan tewas. Setiap orang yang medengar atau membaca berita seperti ini pasti akan berpikir dan bertanya berapa harga seorang saudara? Begitu murahkah seorang saudara sehingga mudah untuk dibunuh, dijual, atau dilecehkan? Alasan-alasan mengapa terjadi perlakuan yang kejam terhadap saudara kandung adalah iri hati, cemburu, marah dan lain sebagainya.

Pengalaman keluarga Israel (Yakob) juga mirip. Israel lebih mengasihi Yusuf dari saudara-saudaranya karena Yusuf lahir pada masa tua Isarel. Wujud kasih Israel adalah memberikan pakaian yang indah kepada Yusuf. Hal ini tentu menimbulkan kecemburuan dan iri hati dari saudara-saudaranya. Siasat yang dilakukan saudara-saudaranya: “Mari kita membunuh dia, melemparinya ke dalam sumur”.Tetapi pikiran mereka berubah: “Marilah kita jual dia kepada orang Ismael, jangan kita apa-apakan karena dia saudara kita”. Persekongkolan dan kejahatan saudara-saudara Yusuf berhasil. Mereka menjual Yusuf ke Mesir dan mengelabui Israel ayah mereka.

Kisah Yusuf ini mirip dengan kisah Yesus. Dalam perumpamaan tentang tuan tanah yang membuka kebun anggur, para pekerja juga mengadakan persekongkolan untuk membunuh para utusan bahkan anak kandungnya sendiri ditangkap dan dilempari keluar dari kebun anggur itu. Tuan kebun anggur adalah Bapa Surgawi, para utusan adalah nabi-nabi yang menyadarkan umat Allah tetapi mereka tidak bertobat. Yesus sebagai “Anak yang dikasihi dan yang harus didengar” juga nantinya dibunuh. Oleh karena itu Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dan para imam kepala bahwa Kerajaan Allah akan diambil dan diberikan kepada orang lain yang akan menyerahkan hasilnya pada saat yang tepat.

Dunia ini masih penuh dengan kebencian, iri hati, dengki dan napsu-napsu yang jahat. Iblis seperti singa yang ganas masih merajalela. Padahal berkali-kali Tuhan menyapa kita semua dengan SabdaNya dalam Alkitab atau renungan-renungan rohani. Tujuannya adalah supaya kita setiap hari membangun semangat pertobatan (metanoia) dan berjalan dalam jalan kekudusan sesuai dengan kehendakNya. Apalagi Tuhan sendiri berjanji akan memberikan kebun anggurNya kepada kita dan mengusahakannya dengan baik sehingga menghasilkan banyak buah dan menyerahkannya kepada Tuhan. Namun kita belum sadar. Kita butuh Yesus untuk membangunkan kembali kesadaran kita ini.

Mari kita membuang rasa benci dan amarah, iri hati dan dendam yang dapat menghancurkan relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Berapa harga seorang saudara? Bertobatlah!

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply