Homili Kelahiran St. Perawan Maria – 2012

Kelahiran Bunda Maria
Mi 5:1-4a
Mzm 87:1-7
Mat 1:1-16.18-23

Totus Tuus Maria

Fr. JohnPada hari ini seluruh Gereja merayakan peringatan kelahiran santa Perawan Maria. Di dalam Liturgi Gereja katolik, hanya ada tiga nama yang kelahirannya dirayakan dengan meriah. Yohanes Pembaptis tanggal 24 Juni, Bunda Maria 8 September dan Tuhan Yesus  Kristus 25 Desember. Hari ini adalah hari istimewa di mana kita semua mau bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena Ia memilih Maria sebagai Bunda Yesus Penebus kita. Pesta ini mula-mula dirayakan oleh Gereja Timur. Dokumen-dokumen Gereja Timur menerangkan bahwa perayaan ini sudah di mulai sejak abad kelima. Sedangkan Gereja Barat (Latin) mulai dirayakan pada masa Paus Sergius I akhir abad ke-VII. Pesta ini kiranya berhubungan dengan peresmian basilika St. Ana di Yerusalem. Lokasi Basilika ini menurut tradisi menjadi tempat tinggal Ana dan Joakim. Namun ada juga tradisi-tradisi tertentu yang berbeda yang akan dilihat di bawah ini.

Sudah pasti banyak orang bertanya di mana Bunda Maria dilahirkan? Ya, kalau kita mencari di dalam Kitab Suci, kita juga tidak menemukan jawabannya. maka sebagai satu gereja katolik yang kaya dengan tradisi, kita coba kembali kepada tradisi awal perkembangan Gereja di mana terdapat kisah-kisah tertentu tentang Bunda Maria.

Ada tiga tradisi yang berkembang di dalam Gereja katolik:

Tradisi pertama: Terdapat sebuah tulisan “De nativ. S. Mariae” sekitar tahun 580 AD mengatakan bahwa Maria dilahirkan di Bethlehem. Maria lahir, dibesarkan, dididik, hingga menerima kabar sukacita dari malaikat. Tradisi ini didukung oleh dokumen-dokumen para Paus (Bulla). Para Paus yang dimaksud adalah Paulus II thn 1471; Julius II tahun 1507; Leo X thn 1519; Paulus III tahun 1535; Pius IV tahun 1565; Sixtus V, tahun 1586; Inosensius XII tahun 1698. Bulla para Paus tidak mengkonfirmasi validitas tentang tempat kelahiran Bunda Maria, yang ada hanyalah keyakinan umum yang berkembang dalam Gereja bahwa Maria dilahirkan di Bethlehem.

Tradisi kedua: Bunda Maria dilahirkan di Sephoris, sebuah tempat di sebelah utara Bethlehem. Hal ini sejalan dengan keyakinan hingga masa Konstantinus sehingga ia membangun sebuah Gereja sebagai kenangan untuk orang tua Maria yaitu Ana dan Yoakim. Ini tentu saja tidak menjadi dukungan yang kuat bahwa Maria lahir di sana, mungkin saja dia lahir di tempat lain tetapi kemudian tinggal bersama orang tuanya di Sephoris.

Tradisi ketiga: Bunda Maria dilahirkan di Yerusalem. Kiranya tradisi ini yang lebih banyak diyakini. Hingga tahun 799 AD pesta peringatan kelahiran Bunda Maria belum dirayakan di Roma. Dalam Sinode Salzburn terdapat 10 kanon yang melukiskan tentang peringatan kelahiran Bunda Maria. Hal ini dibaca juga dalam tulisan St. Andreas dari Kreta yang meninggal tahun 680 AD.

Panggilan Bunda Maria sebagai Bunda Allah, Bunda Yesus yang berinkarnasi dapat kita baca dalam beberapa kutipan Kitab Suci berikut ini:

Mikha 5:2 dan Mat 2:6: “Sebab itu Ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan seorang pemimpin yang akan menggembalakan umatKu Israel”
Yes 7:14 dan Mat 1:23: “Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Imanuel artinya Allah beserta kita”
Mat 1:25: “Yoseph mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusf menamai Dia Yesus”
Yoh 1:14: “Firman itu telah menjadi manusia manusia, dan diam di antara kita.”
Luk 1:41: “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan menuju ke pegunungan ke sebuah kota di Yehuda”

Maria mendapat gelar sebagai Bunda Allah dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan para bapa Gereja: St. Ignasius, St. Ireneus, Tertulianus. Dalam Konsili di Efesus Maria digelari Theotokos.

Penginjil Matius dari Injil mengingatkan kita bahwa nubuat para nabi dalam dunia perjanjian Lama menjadi sempurna dalam diri Yesus. Dia adalah keturunan Daud (Mat 1:6; Luk 1:26-27.32.69 dan 2:4). Paulus menegaskan bahwa Yesus adalah keturunan Daud menurut daging (inkarnasi) dan disebut Anak Allah dengan kuasa Roh Kudus (Rom 1:3). Kisah Yesus ini tidak terlepas dari figur Bunda Maria. Dia perawan yang suci dan dikandung tanpa noda. Dia mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Tuhan dan seluruh umat manusia.

Sambil memandang Bunda Maria, kita seakan kehabisan kata-kata untuk melukiskan seluruh hidupnya. Paus Yohanes Paulus II, ketika terpilih menjadi Paus, Ia memiliki moto kepausan “Totus tuus Maria” artinya segalanya milik Maria. Sama seperti Maria yang membaktikan diri untuk Tuhan, demikian semua orang yang dibaptis juga dipanggil hari demi hari untuk membaktikan diri bagi Tuhan. Dengan komitmen baru kita perlahan-lahan bergeser dari “seluruhnya milik Maria” menuju “seluruhnya milik Tuhan”. Dialah yang mendoakan kita sekarang sampai ajal datang menjemput.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau memberi kami Maria sebagai model kekudusan. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply