Renungan 18 September 2012

Hari Selasa Pekan Biasa XXIV

1Kor 12:12-14.27-31
Mzm 100: 2.3.4.5
Luk 7:11-17
Allah kita adalah….
Tuhan Allah kita adalah Allahnya orang-orang hidup bukan orang-orang mati (Luk 20:38). Melalui Yesus PuteraNya, Ia mengunjungi dan membebaskan umatNya (Luk 1:68). Inilah dua ayat yang menjiwai perikop Injil kita hari ini mengenai kunjungan keselamatan Tuhan Allah dalam diri Yesus PuteraNya. Kunjungan keselamatan Tuhan ini selalu nyata, penuh persaudaraan dan membawa perubahan di dalam hidup manusia. Perubahan yang membuat banyak orang semakin takjub dan percaya pada kuasa Allah dalam diri Yesus adalah membangkitkan orang mati.
Penginjil Lukas menggambarkan pergerakan Yesus dalam melakukan kunjungan Tuhan. Ia meninggalkan Galilea setelah dengan kuasa SabdaNya menyembuhkan hamba perwira Romawi. Kali ini pergerakanNya cukup jauh dari Galilea ke arah daerah Yudea, tepatnya di Nain. Di depan gerbang itu Yesus melihat banyak orang sedang mengusung jenasah seorang pemuda, anak tunggal dari seorang janda. Janda itu pasti orang baik sehingga banyak orang Nain yang menghibur dan menghantar puteranya ke kuburan. Ketika melihat janda yang menangis karena kehilangan puteranya, Yesus tergerak hati oleh belas kasih. Ia mendekati janda itu dan berkata, “Jangan menangis”. Ia mendekati usungan itu dan menyentuhnya sambil berkata, “Hai pemuda, bangkitlah!” Seketika itu juga, orang mati itu bangun, duduk dan mulai berbicara.” Kemudian Yesus menyerahkan pemuda itu kepada ibunya.
Tentu saja kisah Injil ini membuat kita juga takut, takjub dan memuliakan Allah seperti banyak orang yang waktu itu. Bayangkan, jenasah sedang lewat lalu tiba-tiba jenasah itu bangun, duduk di usungan yang masih diusung orang dan berbicara. Rasa takut manusiawi akan muncul dengan sendirinya. Tetapi yang jelas perasaan takjub tetap ada untuk Tuhan, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita. dan Allah telah mengunjungi umatNya”. 
Kisah Injil ini memang sangat menarik perhatian kita. Tuhan Yesus tidak hanya sekedar mengunjungi umatNya. Dia mengugunakan kuasa ilahiNya untuk memberi hidup kepada manusia sehingga yang mati sekali pun dapat bangkit. Yesus juga memiliki kepekaan, rasa belas kasih kepada manusia yang menderita. Hal ini seperti dilakukanNya bagi janda dari kota Nain ini. Sabda Yesus adalah Sabda kenabian dan karyaNya juga merupakan karya kenabian. Membangkitkan orang mati merupakan bukti kasih Allah bagi manusia dan bahwa manusia itu adalah bagian dari Tuhan.
Paulus dalam bacaan pertama, mencoba memberi pemahaman kepada umat di Korintus untuk bertumbuh dalam persaudaraan. Bertumbuh bersama ini tidak hanya sebatas perasaan saja tetapi menjadi nyata di dalam hidup. Bertumbuh bersama dalam hidup tidak hanya dalam perjamuan agape tetapi sungguh-sunguh merasa menjadi bagian dari Tuhan Yesus sendiri. Paulus coba menganalogikan gereja sebagai satu tubuh. Tubuh manusia itu memiliki banyak organ dan meskipun organ-organ tubuh itu berbeda tetapi ketika bekerja selalu sinkron dengan organ tubuh yang lain. Gereja menjadi satu Tubuh dalam Kristus. Sama seperti setiap anggota tubuh yang berbeda mempunyai kedudukan dan peran penting dalam kesatuan untuk membangun tubuh yang sama, demikian juga setiap murid Kristus memiliki peran-peran tertentu dalam mewujudkan persekutuannya dengan Yesus sang kepala tubuh.

Mengapa Paulus menggambarkan gereja seperti ini? Paulus beralasan bahwa kita semua “telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh.” Dengan demikian kita semua yang dibaptis membentuk satu tubuh Kristus. Tuhan Allah juga mempercayakan pribadi-pribadi tertentu untuk melakukan tugas pelayanan di dalam satu tubuh yang sama yaitu sebagai rasul, nabi dan guru. Di samping itu, karunia-karunia lain akan dicurahkan Yesus bagi anggota tubuhNya untuk: mengadakan mukjizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, dan berbicara dalam bahasa Roh. Setiap pribadi harus berusaha untuk mendapatkan anugerah-anugerah ini.
Sabda Tuhan pada hari ini memfokuskan kita pada pribadi Yesus yang kita imani. Dia adalah tanda kehadiran Allah yang mengunjungi umatNya. Maka segala sesuatu dilakukan Yesus untuk menunjukkan bahwa Allah tidak hanya mengunjungi tetapi Allah juga melayani, memberi hidup, dan melimpahkan aneka karunia kepada manusia. Bahkan setiap pribadi masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memperoleh aneka anugerah dariNya. Maka mari kita peka dan solider dengan sesama yang menderita dan mengalami kemalangan. Kita telah menerima cuma-cuma dari Tuhan, kita juga memberikannya, berbagi dengan sesama. Jangan pernah menjadi orang pelit!
Sabda Tuhan juga memfokuskan kita untuk menyadari bahwa kita adalah Gereja, Tubuh Mistik Kristus. Kristus adalah kepala dan kita adalah anggota dengan peran-peran yang berbeda. Kesadaran yang perlu dimiliki adalah karena kita adalah anggota dari satu Tubuh yang sama yaitu Tubuh Kristus maka kita seharusnya melayani seperti Kristus sendiri. Dalam melakukan karya pelayanan gereja, sedapat mungkin kita menghindari rasa bersungut-sungut atau hanya sekedar mencari popularitas. Kita hanya hamba-hamba yang melakukan tugas pelayanan Tuhan.
Doa: Tuhan, bangkitkanlah kami dari kematian rohani. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply