Renungan 24 November 2012

Hari Sabtu, pekan Biasa XXXIII
Why 11:4-12
Mzm 144:1-2.9-10
Luk 20:27-40

Ada apa setelah kematianmu?

Fr. JohnHari ini seluruh Gereja katolik merayakan pesta para martir dari Vietnam. St. Andreas Dung-Lac adalah seorang imam beserta semua rekan-rekannya. Andreas sendiri menjadi martir pada tahun 1839 dan dibeatifikasi tahun 1900 oleh Paus Leo XIII. Penginjilan di Vietnam terjadi pada abad XVIII-XIX. Di antara para martir terdapat 117 orang. Ada 8 uskup, 50 imam, 59 awam dari berbagai negara yang berbeda. Yohanes Paulus II memberi gelar kudus kapada para martir ini tanggal 19 Juni 1988. Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darah demi Dia dan kini bersukaria selamanya.

Kemartiran merupakan tema yang menjiwai bacaan pertama. Yohanes mendengar suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.” (Why 11:4) Siapakah kedua saksi itu? Yohanes menghadirkan figur  Musa dan Elia. Musa mewakili Taurat dan Elia mewakili para nabi. Kita teringat pada episode Yesus menampakan kemuliaanNya di gunung Tabor. Yesus berbicara dengan Musa dan Elia (Mat 17:3). Kedua nabi ini digambarkan seperti dua pohon zaitun dan dua kaki dian (Zak 4:3.11). Kedua saksi ini memiliki kemampuan untuk mengeluarkan api dari mulut dan menghanguskan semua musuh mereka. Kalau ada orang yang menyakiti mereka maka orang itu akan mati. Mereka punya kuas untuk menutup langit sehingga tidak turun hujan. Mereka punya kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah dan memukul bumi dengan mala petaka.

Namun demikian akan muncul musuh yang menghancurkan mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota itu. Mayat mereka akan dilihat semua orang selama tiga setengah hari lamanya, mayat-mayat itu juga tidak dikubur. Semua orang akan bergembira dan berpesta karena kematian dua saksi ini. Setelah tiga setengah hari roh kehidupan dari Allah akan masuk ke dalam kedua saksi ini dan mereka akan hidup kembali. Kita mengingat apa yang sudah dinubuatkan dalam Kitab Yehezkiel tentang tulang-tulang kering (Yeh 37:10). Bahkan ada suara di surga yang berseru: “naiklah kemari!” Mereka akan ke langit. Diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Ada seorang sahabat yang bertanya kepadaku, “Apa yang akan terjadi sesudah hidup di dunia ini?” Ada yang tidak percaya bahwa akan ada kelanjutannya. Para nabi sebagai utusan Tuhan saja dibunuh dengan keji. Yesus Putera Allah saja dibunuh dengan tragis dan bangkit pada hari yang ketiga. Yohanes dalam perikop ini mau mengatakan bahwa setelah kematian ada kebangkitan badan. Kebangkitan adalah lambang hidup yang baru. Kita semua yang dibangkitkan akan menjadi baru bersama Kristus.

Yesus dalam injil memberi jawaban yang pasti tentang apa yang terjadi setelah kematian. Orang-orang Saduki datang kepada Yesus dan mempertanyakan tentang hidup baru yang akan dialami oleh tujuh pria yang menikahi seorang wanita. Yesus dengan bijaksana menjawab: “Orang-orang dunia kawin dan dikawinkan, tetapi orang-orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain dan dalam kebangkitan orang mati tidak akan kawin dan tidak dikawinkan.  Mengapa? Karena mereka tidak akan mati lagi. Mereka akan seperti malaikat-malaikat dan anak-anak Allah karena sudah dibangkitkan.”  (Luk 20:34-36). Alasan kedua yang kiranya membuat mereka terbuka untuk berpikir adalah pengalaman Musa yang berjumpa dengan Yahwe dalam semak belukar yang menyala. Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati. Di hadapan Allah semua orang hidup. (Luk 20: 37-38)

Kedua jawaban Yesus ini tepat dan membuka wawasan orang Saduki tentang kebangkitan. Kita pun di bantu untuk mengerti bahwa sesudah hidup ini ada hidup baru yang di janjikan Tuhan. Memang para utusan Tuhan, para martir telah gugur demi kemuliaan Tuhan. Teladan kemartiran mereka membuktikan bahwa hidup mereka sungguh diubah menjadi persembahan yang sangat berharga. Darah para martir ditumpahkan demi nama Kristus turut membuat mereka serupa denganNya dan menampakkan kejayaan rahmatNya.

Kita juga diingatkan Tuhan Yesus untuk selalu ingat bahwa Allah yang kita imani adalah Allah yang hidup bukan Allah orang mati. Kita semua memiliki panggilan luhur untuk menjadi anak-anak Allah yang dibangkitkan karena Kristus. Mereka yang sudah meninggal dalam Kristus akan menyerupai para malaikat dan melayani Tuhan siang dan malam. Demikian kita pun akan mengalami hal yang sama, ketika memiliki tubuh mulia seperti Kristus sendiri. Kita patut berbangga karena Tuhan mengasihi dan menguduskan tubuh kita yang fana menjadi tubuh yang mulia.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau selalu memberi hidup baru kepada kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply