Renungan 13 Juni 2013

St. Antonius Padua

Hari Kamis, Pekan Biasa X

2Kor 3:15-4:1.3-6

Mzm 85:9-10.11-12.13-14

Mat 5:20-26

Lepaskanlah selubungmu dan Wartakan Kristus!

Hari ini seluruh Gereja merayakan peringatan St. Antonius Padua. Antonius memiliki nama asli Ferdinand. Ia lahir di Lisboa, Portugal pada tahun 1195. Ia mengalami pertumbuhan doa sejak masih muda. Kehidupan rohaninya berkembang dengan baik maka ia juga tertarik menjadi seorang imam. Ia masuk Ordo Santo Agustinus di Koimbra. Namun setelah menapaki panggilan sebagai imam Agustinian, ia jatuh cinta pada kehidupan para Fransiskan. Ia lalu masuk OFM dan mengganti namanya menjadi Antonius. Sebagai Fransiskan muda, ia diutus ke Afrika namun karena alasan kesehatan ia dipulangkan dan tinggal di rumah induk.  Ia menggunakan waktunya di rumah induk untuk belajar dan berdoa serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang paling hina. Pada tahun 1221 ia mengikuti kapitel umum OFM di Asisi dan dihadiri oleh St.

Fransiskus. Ia diminta untuk berkotbah dan kotbahnya sangat memukau para konfrater termasuk st. Fransiskus. Sejak saat itu dia dikenal sebagai pengkotbah ulung, bahkan Paus Gregorius menganggapnya sebagai ahli Kitab Suci.  Ia meninggal dalam usia 36 tahun. Paus Pius XII mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja. Di kalangan umat katolik, ia menjadi perantara untuk menemukan barang-barang yang hilang dan kembalinya umat kepada rahmat Tuhan.Hidup santo Antonius sangat inspiratif untuk kita pada hari ini. 

Santo Paulus dalam bacaan pertama mengatakan bahwa orang akan mengalami cahaya Injil karena dibimbing oleh kuasa Roh. Apabila orang mengalami pertobatan yang radikal maka pertobatan itu ibarat selubung yang terlepas dan hanya mengalami Roh Tuhan sendiri. Roh Tuhan membuka pikiran untuk mengenal dan mengimaniNya. Lebih jelas Paulus menulis: “Saudara-saudara, memang benar, setiap kali orang-orang Israel membaca kitab Musa ada selubung yang menutup hati mereka., sampai pada hari ini.  Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil daripadanya.Sebab Tuhan adalah Roh, dan di mana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan”.


Pengalaman akan Allah ditandai dengan pertobatan hari demi hari. Masing-masing pribadi memiliki selubung tersendiri yang membuat dirinya tidak mengenal kasih Allah. Selubung itu membuatnya merasa nyaman dan mau tetap berada di dalam hidupnya yang seperti itu. Orang yang terbiasa hidup dalam dosa akan merasa bahwa dia bukan orang berdosa. Namun ketika orang menyadari kasih Tuhan maka ia dapat berubah, bertobat dan melepaskan dirinya dari dosa. Roh Allah memerdekakan dari dosa (Yoh 8:32).


Yesus di dalam bacaan Injil mengatakan kepada para muridNya: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan orang para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga”. Hidup para ahli Taurat dan kaum Farisi masih memiliki selubung kemunafikan. Selubung kemunafikan itu terungkap dalam sikap membunuh dengan mulut yakni marah dan kekerasan verbal lain seperti menganggap orang lain kafir dan jahil patut mendapat hukuman setimpal. Untuk itu Yesus menawarkan satu jalan yakni berdamai. Hidup sebagai saudara dengan menghapus selubung melalui perdamaian. Sebelumnya Yesus sudah mengatakan: “Berbahagialah orang yang membawa damai karena meraka akan disebut anak-anak Allah”.


Selanjutnya Paulus dalam bacaan pertama mengatakan bahwa orang yang berani bertobat akan melepaskan

selubung hidup lamanya, dan wajahnya akan memancarkan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan di wartakan dari dalam diri kita sebagai orang yang dibaptis. Paulus berkata: “Sebab kami wartakan bukan diri kami sendiri. Kami mewartakan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan kami sendiri sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Kristuslah yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus”.


Satu tantangan Gereja saat ini adalah mewartakan Kristus. Banyak kali umat dan gembala lebih mewartakan dirinya bukan Kristus. Umat lebih melihat popularitas pastornya: secara manusiawi melihat fisik pastor dan kehebatannya dan lupa bahwa yang terpenting adalah pewartaan pastor bersama Yesus Kristus. Akibatnya setiap kali ke gereja, kembali dari Gereja hanya mengingat pastornya dan lupa Yesus Kristus. Mungkin juga pastornya lupa sehingga lebih merasa bahwa imamat adalah sebuah karir saja padahal imamat adalah panggilan luhur dan kudus. Imamat sebagai karir itu mementingkan popularitas diri dan lupa bahkan

lalai menghadirkan Kristus. Ini adalah selubung para gembala yang mesti dilepaskan. Pernah ada seorang pastor yang sepanjang homily hanya menyebutkan keberhasilannya dalam karir sebagai pastor bukan pelayanan sebagai imam.


Hari ini Yesus menghendaki kita semua untuk menjadi anak-anak Allah yang berani memaafkan, dan mengampuni serta membawa damai kepada sesama. Tugas kita adalah menghadirkanNya di dunia ini sebagai Allah yang penuh kasih dan maharahim. Kita butuh Roh Kudus untuk membaharui hidup kita dari semua selubung hidup lama. Dengan melepaskan selubung lama kita akan merdeka dan mampu mewartakan Kristus kepada sesama. Beranikah anda melepaskan selubung yang menghalangimu untuk berjumpa dengan Yesus Kristus?


Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply