Renungan 1 Juli 2013

Hari Senin, Pekan Biasa XIII
Kej 18:16-33
Mzm 103: 1-2.3-4.8-9.10-11
Mat 8:18-22

Mengikuti Yesus Selamanya!
Freds Eduard Lango pernah menulis lagu yang populer berjudul “Saya mau ikut Yesus”. Banyak di antara kita yang mengetahuinya: “Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus, sampai s’lama-lamanya. Meskipun saya susah, menderita dalam dunia, saya mau ikut Yesus, sampai s’lama-lamanya”. Lagu dengan kata-kata yang sederhana ini menjadi inspiratif bagi kita untuk memahami bacaan-bacaan suci pada hari ini.
Penginjil Matius memberi kesaksian bahwa setelah Yesus mengajar Sabda Bahagia di bukit, Ia turun dari bukit bersama para muridNya dan mulai melakukan Pekerjaan Bapa dengan mengajar penuh kuasa dan wibawa melebihi para nabi dan menyembuhkan banyak orang sakit. Ini juga menjadi alasan mengapa banyak orang suka mengerumuni Yesus sehingga Ia menyuruh para murid untuk bertolak ke seberang danau. Sambil siap untuk bertolak ke seberang, muncul dua orang yang berniat untuk mengikuti Yesus. Orang pertama adalah seorang ahli Taurat dan berkata kepadaNya: “Guru, aku akan mengikuti Engkau, kemana saja Engkau pergi”. Yesus menjawabnya, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya.” Orang kedua sudah menjadi murid tetapi meminta ijin untuk menguburkan ayahnya. Tetapi Yesus berkata kepadanya, biarkan orang mati menguburkan orang mati, tetapi engkau, ikutlah Aku.
Dua orang yang mengikuti Yesus ini memiliki perbedaan yang mendasar. Orang pertama adalah seorang ahli Taurat yang mengerti dengan baik Kitab Suci. Di dalam tradisi Kitab Suci, biasanya Tuhan yang memanggil dan memilih orang sesuai kehendakNya. Tetapi dalam kasus ahli Taurat ini, dia sendiri yang datang meminta untuk menjadi murid. Yesus melihat satu kelemahannya yakni dia belum memiliki sikap lepas bebas dari segala harta yang ia miliki. Hatinya masih terikat dengan berbagai barang duniawi. Oleh karena itu Yesus dengan tegas mengatakan “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala”. Seseorang yang mau mengikuti Yesus, dia harus mengetahui semua konsekuensi yakni melepaskan segalanya termasuk orang tua yang tercinta. Oleh karena itu Yesus tidak menjawab ya dan silakan tetapi membantu ahli Taurat itu mengerti dan tahu dirinya. Mungkin saja di kemudian hari dia akan berubah dan mengikuti Yesus.

Orang kedua adalah seorang murid yang sudah sedang mengikuti Yesus. Ia berniat untuk mengikuti Yesus tetapi mau menguburkan ayahnya. Yesus tidak mengijinkan dia kembali ke rumahnya untuk menguburkan ayahnya tetapi dengan tegas mengatakan kepadanya supaya mengikutiNya. Mengikuti Yesus adalah sebuah panggilan. Tuhan sendiri yang memanggil maka tugas kita adalah menjawabinya. Orang kedua ini dipanggil sendiri oleh Tuhan bukan melamar diri menjadi murid. Konsekuensinya adalah berani melepaskan segalanya demi Tuhan Yesus.

Dua orang yang digambarkan di sini mewakili semua orang yang merasa diri percaya kepada Yesus. Ada orang yang benar-benar mengikuti Yesus dan siap menanggung semua konsekuensi, dengan memiliki sikap lepas bebas terhadap hak milik dan lain sebagainya. Ketika seorang tetap terikat pada semua yang dimilikinya, ia akan mengalami kesulitan untuk mengikuti Yesus. Yesus sendiri berkata, “Dimana hartamu berada di sana juga hatimu berada”. Orang harus benar-benar melepaskan dirinya sehingga segala-galanya, seluruh hidupnya hanya untuk Tuhan.

Mengapa orang harus memberi segala-galanya untuk Tuhan? Karena Tuhan itu pengasih dan penyayang. Tuhan itu panjang sabar dan besar kasih setianya. Di dalam bacaan pertama kita mendengar bagaimana Abraham bernegosiasi dengan Tuhan untuk menyelamatkan kota Sodom dan Gomora. Relasi Tuhan dan Abraham laksana sahabat yang akrab dan menyenangkan. Tuhan punya rencana agung kepada Abraham yakni akan menjadi bangsa yang besar sebagaimana sudah dijanjikannya. Tetapi di lain pihak kota Sodom dan Gomora memiliki banyak dosa. Kerabat Abraham yaitu Lot menghuni daerah tersebut.  Oleh karena itu muncul negosiasi Abraham dan Allah terutama untuk dapat menyelamatkan Sodom dan Gomora karena Abraham berpendapat bahwa di kota itu juga ada orang benar. Abraham memohon belas kasih dari Tuhan supaya menyelamatkan orang benar di kota itu. Sekiranya ada orang benar maka belas kasih Allah juga akan turun dan semua bangsa manusia akan mendapat berkat Tuhan.

Tuhan Allah memiliki rasa belaskasih yang besar terhadap umat manusia. Abraham tentu memohon agar Tuhan tidak memperhitungkan dosa orang-orang Sodom dan Gomora tetapi memperhatikan iman orang-orang benar. Tuhan nantinya akan menyelamatkan Lot sebagai satu-satunya orang benar di kota itu, dan Ia tetap membakar kota itu dengan api belerang dari langit. Tuhanlah yang punya rencana bagi manusi. Mengapa orang-orang Sodom dan Gomora mengalami murka Allah? Satu jawaban yang pasti karena hati mereka terikat pada barang duniawi dan melupakan Tuhan sang Pencipta.

Sabda Tuhan pada hari ini membuka wawasan kita untuk merasakan kehadiran Tuhan yang mahapengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setianya. Tuhanlah yang mengajak kita untuk mengikutiNya dari dekat, supaya hidup kita sungguh-sungguh serupa denganNya. Dia begitu perhatian dengan kita maka hendaknya sikap Tuhan itu juga menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita dipanggil untuk memiliki perhatian dan kasih sayang dengan sesama. Mari kita berusaha hari demi hari menyerupai Tuhan. Ikutlah Yesus selamanya.

Doa: Tuhan, kami memohon berkatMu, supaya hari ini kami dapat menjadi pengikut-pengikutMu yang setia. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply