Kebiasaan Baik Itu…
Seorang sahabat baru menelpon saya karena pagi ini anaknya bolos ke sekolah. Setelah lama bercerita saya menemukan sebuah alasan yang sederhana yakni anaknya pasti akan merasa lemes dan ngantuk di kelas karena terlalu lama menonton TV dan bermain gadget. Hal ini berdasarkan penjelasan orang tuanya kepadaku. Mereka merasa kewalahan karena putra tunggal mereka berubah perilaku setahun belakangan ini. Ia lebih akrab dan bersahabat dengan TV dan gadgetnya dari pada orang-orang di sekitarnya. Prestasi belajarnya juga menurun di bandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Masalah anak yang dihadapi sahabat saya ini bukanlah hal baru. Banyak orang tua mengalami hal yang sama yakni perubahan perilaku karena kebiasaan-kebiasaan tertentu di dalam hidup. Nah ketika berhadapan dengan situasi seperti ini maka para orang tua di harapkan untuk kembali kepada panggilan hidup mereka sebagai ayah dan ibu. Orang tua dalam hal ini para suami dan istri harus sama-sama menyadari panggilan hidup dan tugas utama sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak yang Tuhan berikan kepada mereka. Mendidik anak bukan hanya tugas ibu yang melahirkan, bukan tugas bapa yang mendidik etos kerja anak atau menyerahkan sepenuhnya kepada suster untuk mengajar cara makan dan membersihkan diri. Orang tualah yang harus menjadi pendidik nomor satu bagi anak-anaknya.
Apa itu kebiasaan? Menurut kamus Webster, “Kebiasaan itu menunjukkan suatu kecenderungan atau disposisi yang telah mantap karena pengulangan yang terus menerus. Kebiasaan itu digunakan oleh kelompok atau pribadi tertentu untuk menunjukkan tanda-tanda bahwa hal tertentu itu telah lama diterima dan dipertahankan, digunakan untuk umum atau khusus dan tidak jarang menyiratkan otoritas seperti kita melakukan banyak hal secara mekanis karena kekuatan kebiasaan”. Kebiasaan-kebiasaan positif mengandaikan adanya disiplin diri, keteguhan, keinginan kuat dan keyakinan.
Setiap orang memiliki kebiasan-kebiasaan tertentu di dalam hidupnya. Saya ingat sepasang suami istri yang barusan menikah mengalami satu kesulitan sederhana tetapi berbahaya. Ketika tidur di ranjang, suaminya memiliki kebiasaan tidur membelakangi istrinya. Istrinya merasa tertekan karena spertinya tidak dihargai oleh suami. Istrinya memeriksa batinnya apakah ada kesalahan tertentu tetapi ia tidak menemukannya. Pada suatu hari istrinya bertanya kepada suaminya alasan mengapa kalau tidur selalu membelakangi istrinya. Suaminya menjawab, “Bertahun-tahun saya hidup sendiri, sekarang baru melatih diri untuk tidur seranjang bersamamu. Saya harus berusaha untuk membangun kebiasaan ini di dalam diri saya”. Istrinya juga baru sadar maka segala persepsi negatifnya berubah menjadi positif.
Ada kalanya kebiasaan itu sulit untuk diubah. Sama seperti pohon yang ditanam dan berakar, demikian juga kebiasaan-kebiasaan tertentu. Semakin lama orang mengulangi kebiasaan yang buruk, lama kelamaan ia akan sulit untuk mengubahnya. Namun, semakin lama orang mengulangi perbuatan-perbuatan baik maka orang itu akan menjadi berkat bagi sesama yang lain. Orang akan merasa bahagia karena kehadiran kita dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang kita lakukan untuk kebahagiaan sesama. Saya ingat Hirace Mann, pernah berkata: “Kebiasaan itu laksana sehelai serat, yang kita tenun setiap hari menjadi benang, dan pada akhirnya kita tidak mampu memutuskannya”.
Di dalam Kitab Suci terdapat banyak contoh kebiasan yang baik. Misalnya tentang doa, sang Pemazmur berkata: “Tetapi aku berseru kepada Allah dan Tuhan menyelamatkan aku. Di waktu petang, pagi dan dan tengah hari aku cemas dan menangis dan Ia mendengar suaraku” (Mzm 55:17-18). Petrus dan Yohanes memiliki kebiasaan baik untuk berdoa pada soreh hari (Kis 3:1; Kis 10:9). Paulus menasihati supaya jemaat tekun berdoa (1Ts 5:17). Kebiasaan baik yang lain misalnya dalam bekerja. Yesus sang inspirator Pria Katolik dalam perumpamaan memuji hamba yang setia dan hamba itu dipersilakan untuk menikmati kebahagiaan bersama tuannya (Mat 25:21-23).
Pada hari ini mari kita berusaha untuk bertumbuh bersama dan membangun kebisaan-kebiasaan yang baik di dalam hidup kita. Kebiasaan baik itu diulang dengan konsistensi tertentu. Jangan berhenti mengulangi kebiasaan-kebiasaan baik dan matikanlah kebiasaan buruk di dalam hidupmu.
PJSDB