Homili 23 Januari 2014

Hari Kamis, Pekan Biasa II

1Sam 18:6-9.19:1-7

Mzm 6:2-3.9-10a.10b-11.12-13

Mrk 3:7-12

 

Semua orang mencari Engkau

 

Fr. JohnPenginjil Markus mengisahkan bahwa Yesus tampil di sekitar Galilea untuk mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Ia juga mencari waktu istimewa untuk menyendiri dan berdoa kepada Bapa. Simon dan kawan-kawannya mengikutinya dan berkata: “Semua orang mencari Engkau!” (Mrk 1:37). Yesus tidak membanggakan diri mereka tetapi mengajak mereka untuk pergi bersama-sama ke tempat-tempat lain supaya di sana Dia dapat mewartakan Injil. Mewartakan Injil adalah tugas istimewa Yesus di dunia: “Untuk itulah Aku telah datang” (Mrk 1:38). Yesus pergi ke seluruh daerah Galilea dan memberitakan Injil di dalam rumah-rumah ibadat dan mengusir setan-setan.

Berita tentang hidup dan karya Yesus ini di dengar oleh banyak orang dari berbagai daerah. Mereka mendengar bagaimana orang-orang sakit disembuhkan oleh Yesus, yang kerasukan roh-roh jahat dan setan-setan juga dipulihkanNya. Ia juga mengajar dengan kuasa dan wibawa. Itu sebabnya banyak orang dari daerah Galilea, Yudea, Yerusalem, Idumea, Tirus dan Sidon datang kepadaNya. Orang-orang sakit berdesak-desakan datang kepadaNya untuk disembuhkan. Mereka ingin dijamah olehNya. Roh-roh jahat pun berteriak dan mengakui: “Engkaulah Anak Allah”. Yesus tidak merasa bangga dengan pelayananNya tetapi melarang mereka supaya tidak menceritakan kepada siapa pun tentang Dia.

Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang. Dari kisah Injil ini kita mendapat gambaran bagaimana orang banyak dari berbagai daerah yang berbeda-beda bahkan mereka yang tidak masuk dalam komunitas Yahudi pun mencari Yesus untuk dijamah. Keselamatan yang ditawarkan Yesus itu sifatnya universal. Artinya semua orang dipanggil kepada keselamatan. Ada di antara mereka yang tidak hanya berminat untuk dijamah tetapi juga mau menjamah Yesus. Tentu saja ini bukan hanya menjamah Yesus secara fisik yakni menyentuh tubuh atau pakaianNya. Mereka haruslah menyentuh Yesus dengan iman. Menyentuh Yesus dengan iman akan menghasilkan kesembuhan. Kita yang hidup pada zaman ini tidak lagi menyentuh Yesus secara fisik. Kita menyentuh Yesus dengan iman kita. Yesus juga selalu menyentuh kita melalui sabdaNya. Kita diharapkan mendengar dan melakukanNya. Kita menyentuh Yesus dalam Ekaristi ketika melihat dan merasakan pengorbananNya. Tubuh dan darahNya kita terima untuk menguduskan kita. Oleh karena itu sentuhlah Yesus dengan iman dan Ia akan menyembuhkan, akan menyelamatkanmu.

Semua orang datang kepada Yesus untuk disembuhkan. Mereka datang dari tempat yang berbeda-beda tetapi menunjukkan satu intensi yang sama yakni sama-sama mau disembuhkan atau diselamatkan oleh Yesus. Namun demikian dibalik persekutuan itu bukan berarti tidak ada perbedaan-perbedaan. Ada perbedaan-perbedaan tertentu yang dapat menimbulkan perpecahan di antara mereka. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat mengikuti Yesus tetapi mereka hanya mengamat-amati kesalahan apa yang dibuat Yesus yang bertentangan dengan hukum Taurat. Dari situ mereka melawan Yesus dan mempengaruhi komunitas yang sedang mengikuti Yesus.

Di dalam bacaan pertama, kita mendengar kisah raja Saul dan Daud. Setelah Daud berhasil mengalahkan Goliat maka semua mata tertuju kepada Daud. Sang gembala sederhana ini kembali dan disambut dengan riang gembira oleh masyarakat kota Israel. Mereka mengatakan bahwa Saul mengalahkan beribu-ribu musuh tetapi Daud mengalahkan berlaksa-laksa. Pujian orang-orang yang melebih-lebihkan Daud ini menimbulkan kecemburuan di pihak Saul. Ia lalu berniat untuk membunuh Daud karena ia takut kehilangan jabatan sebagai raja Israel. Untunglah ada Yonathan, anak Saul yang baik hati. Ia simpatik dengan Daud dan berusaha melindunginya. Yonathan berhasil mempengaruhi ayahnya sehingga Saul bersumpah: “Demi Tuhan yang hidup, ia tidak akan dibunuh”. Daud pun diterima oleh Saul dan bekerja padanya.

Lihatlah bahwa orang pilihan Tuhan seperti Saul masih memiliki rasa iri terhadap Daud. Dari rasa iri hati Saul lalu muncul niat jahat untuk membunuh Daud. Pengalaman Saul adalah pengalaman banyak orang di antara kita. Ketika orang merasa iri tehadap sesama maka ia tidak akan mengenal orang sebagai saudara, orang lain adalah musuh yang harus dilenyapkan. Kita sebaiknya memandang Yesus yang berkeliling sambil berbuat baik. Ia menyelamatkan semua orang tanpa membuat perhitungan. Para musuh diampuniNya. Itulah Yesus, Tuhan kita, satu-satunya Penebus kita. Mari kita hidup menyerupaiNya.

Doa: Tuhan Yesus, sembuhkanlah kami dari luka-luka dosa. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply