Homili 29 Januari 2014

Hari Rabu, Pekan Biasa III

2Sam 7: 4-17

Mzm 89:4-5.27-28.29-30

Mrk 4: 1-20

 

Kekal abadi kasih setiaNya!

 

Fr. JohnPagi ini saya melihat sebuah pembatas buku yang sudah usang ada di dalam sebuah buku doa. Ada gambar kupu-kupu yang indah yang hinggap di atas sekuntum bunga mawar. Tulisan pada pembatas buku itu adalah: “Alleluia. Confess to the Lord, for he is good: for his mercy is eternal”. “Alleuia, bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setiaNya (Mzm 136:1)” Tuhan Allah adalah kasih dan kasihNya juga tidak berkesudahan dan kekal. Daud merasakan kasih setia Tuhan ini sehingga ia bersama orang-orang Israel menari dengan sekuat tenaga di hadapan tabut Perjanjian. Tuhan memandang hati manusia yang polos dan memberkatinya. Tuhan memandang hati manusia yang selalu memuji dan mengagungkanNya.

Paus Fransiskus mengomentari sikap Daud ini dalam kotbahnya kemarin di Gereja St. Marta, Roma. Ia mengatakan bahwa banyak kali orang berpikir bahwa memuji Tuhan dengan doa, lagu, tarian dan bertepuk tangan hanya milik orang karismatik. Apabila kita menutup diri kita dalam formalitas tertentu maka doa-doa kita menjadi dingin dan steril. Doa dan pujian meriah itu milik Gereja, semua orang bisa melakukannya bukan hanya orang-orang dalam Persekutuan Doa Karismatik. Paus memberi contoh bahwa dalam misa harian kita selalu memuji keagungan Tuhan. Tuhan itu besar dan patutlah dipuji. Pada akhirnya Paus Fransiskus menghimbau supaya kita berdoa menyerupai Daud yang berdoa dengan segenap hatinya. Seluruh tubuhnya terarah kepada Tuhan.

Pada hari ini raja Daud berkeinginan untuk mendirikan rumah bagi Tuhan. Tuhan melalui nabi Nathan mengingatkan Daud bahwa Tuhan sendiri sudah membimbing bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah terjanji. Hingga munculnya para hakim-hakim belum ada orang yang bersedia membangun rumahNya dari kayu aras. Tuhan sendiri solider dengan manusia sehingga ia mengembara dari kemah yang satu ke kemah yang lain. Untuk itu Daud diingatkan Tuhan melalui Nathan: “Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi”. (2Sam 4: 7-8). Tuhan mempertegas kehadiran aktifnya dalam diri Daud hambaNya.

Tuhan juga mengingatkan Daud bahwa segalanya sudah disiapkan oleh Tuhan. Ia menentukan tempat untuk bermukim bagi setiap suku Israel, mengaruniakan keamanan bagi mereka. Tuhan sendiri akan memberikan keturunan kepada Daud dan dari keturunannya akan muncul seorang anak yang mengokohkan Kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagiKu. Kasih setia Tuhan bertahan selamanya. Kerajaan Israel menjadi kokoh karena penyertaan Tuhan.

Pada hari ini kita merasakan kasih setia Tuhan yang begitu besar. Dia senantiasa menyertai umatnya dalam suka dan duka. Hanya saja manusia kurang menyadari kasih dan kesetiaan Tuhan. Manusia mudah lupa sehingga tidak bersyukur kepadaNya. Tuhan sendiri berjanji kepada Daud bahwa kerajaannya akan kokoh kuat selamanya dan bahwa keturunannya sendiri akan menjadi raja yang perkasa. Kasih setia dari Tuhan menyertai kerajaan Mesianis ini. Dari keturunan Daud akan muncul Yesus Kristus. Itu sebabnya Yesus juga disebut Anak Daud.

Dalam bacaan Injil, Yesus dikisahkan oleh Markus sebagai sang Penabur. Ia keluar dan menabur sesuai seleranya. Ia tidak memperhitungkan mana lahan berbatu dan tidak berbatu, mana lahan yang ada rumput liar dan ada yang jatuh pas di tanah subur sehingga memberi kelimpahan pada saat panenan. Hasilnya adalah ada yang tiga puluh kali lipat, enampuluh kali lipat dan seratus kali lipat. Pertumbuhan ini terjadi di saat-saat orang mau terbuka kepada rencana Tuhan.

Pada hari ini, marilah kita merasakan kasih Tuhan dan membiarkannya berada di hatimu. Biarkanlah sabdaNya bertumbuh dan menghasilkan buah yang berlimpah di dalam hidup. Berikanlah kesaksian hidup berupa sukacita dan kegembiraan dan bahwa Tuhan sungguh-sungguh menyertaimu.

Doa: Tuhan, kasih setiaMu kami rasakan hari ini. Semoga Engkau senantasa membimbing kami supaya bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply