Uomo di Dio: Perbuatan baik itu menular

Perbuatan baik itu menular

 

P. John SDBSaya pernah mendengar wejangan dari seorang guru Sekolah Dasar. Ia seorang bapa dan guru yang baik bagi anak-anak di sekolah. Semua orang segan denganya karena ketika mengatakan sesuatu, ia selalu mengatakan dari dalam hatinya. Orang yang mendengarnya juga benar-benar merasa disapa, diperhatikan dan dikasihi. Pada waktu itu ia mengatakan kepada anak-anak di sekolah itu, “Anak-anakku, janganlah anda berhenti berbuat baik. Lakukanlah terus menerus perbuatan baik karena perbuatan baik itu menular”. Saya terpesona mendengar kalimat “Perbuatan baik itu menular”. Saya coba memperhatikan bagaimana kehidupan pribadi bapa guru tersebut. Ia selalu memiliki waktu untuk para guru dan anak-anak sekolah, ia mengetahui nama semua siswa dan siswi, bahkan nama orang tuanya juga diingat. Ketika para siswa tidak masuk sekolah tanpa alasan tertentu ia pergi mencari mereka di rumah dan membawanya ke sekolah. Kebaikan hati adalah perbuatan baik yang mengubah hidup orang yang nakal dan jahat menjadi orang baik.

Saya lalu teringat akan kisah Baron de Rothschild. Ia pernah meminta seorang seniman bernama Ary Scheffer untuk melukis dirinya. Rothschild adalah seorang ahli keuangan yang kaya raya namun ia bergaya seperti seorang pengemis. Ia mengenakan pakaian compang camping dan memegang kaleng untuk meminta-minta. Ia merelakan dirinya dilukis selama seharian. Ketika itu masuk juga seorang sahabat Ary ke dalam ruangan melukis. Ia berpikir bahwa Rothschild adalah  seorang pengemis sungguhan maka ia memberikan uang recehan ke dalam kaleng tersebut.

Sepuluh tahun kemudian orang ini menerima sepucuk surat dari Baron de Rothschild dan cek senilai sepuluh ribu Franc. Dalam surat tersebut tertera pesan ini, “Saudara terkasih, pada suatu hari anda pernah memberi uang receh kepada Baron de Rotschild di studio lukis Ary Scheffer. Ia menginvestasikannya dan sekarang mengirimi anda modal yang anda percayakan kepadanya bersama bunganya. Tindakanmu yang baik selalu membawa nasib keberuntungan”. Orang itu memang sudah lupa tetapi perbuatan baiknya itu tetap diingat oleh Baron Rotschild.

Ketika kita menolong orang lain kita menginvestasikan kebaikan-kebaikan. Tentu saja kita semua akan lupa dengan perbuatan baik kepada sesama tetapi perbuatan baik itu tetap menular. Orang tetap mengingat-ingatnya di dalam hidup. Orang yang berbuat baik juga menuai kebaikan-kebaikan yang pernah ditanamnya di dalam diri sesama. Para orang tua, terutama seorang ayah memiliki peran yang penting dalam menularkan perbuatan baik. Dalam budaya patriarkal, suara ayah memang keras tetapi selalu didengar dengan baik. orang merasa segan dengan figur sang ayah. Maka setiap hari ayah hendaknya bertugas sebagai bapa, guru dan sahabat bagi anak-anak. Biarkan mereka mengakses kebaikan-kebaikan yang menular dari dirimu.

Perbuatan baik itu menular. Perbuatan baik itu juga laksana terang yang menyinari banyak orang karena berasal dari Bapa di surga. Tuhan Yesus, sang inspirator pria katolik berkata: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat 5:16). St. Paulus mengatakan: “Setiap manusia adalah kepunyaan Allah dan diperlengkapi dengan perbuatan baik” (2Tim 3:17).

Pada hari ini kita semua dikuatkan kembali untuk tidak berhenti berbuat baik. Lakukanlah tugas-tugas hari ini dengan penuh pengabdian. Jadilah saluran kebaikan Allah bagi sesama.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply