Hari Rabu, Penampakan Tuhan
1Yoh 4:11-18
Mzm 72:2.10-11.12-13
Mrk 6:45-52
Di dalam kasih tidak ada ketakutan
Ada seorang anak yang baru pertama kali mengikuti camping di suatu daerah pegunungan. Ia benar-benar merasa seperti berada di sebuah planet yang baru. Alam yang indah, hutannya masih alamiah, ada bunyi aliran sungai, bunyi jangkrik dan burung-burung. Ia sungguh menikmati pengalaman tersebut. Namun ketika mengadakan perjalanan bersama kelompoknya di hutan, mereka tersesat dan tidak bisa kembali ke camp mereka. Semua anggota kelompok mulai panik dan berteriak tetapi tidak ada seorang pun yang menyahut. Signal Handphone di daerah itu juga tidak ada. Dalam keadaan panik dan ketakutan, anak yang barusan pertama kali mengikuti camping itu menghibur teman-temannya supaya jangan panik dan takut. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Tuhan pasti melindungi mereka dari bahaya. Tuhan itu Bapa yang baik, penuh kasih dan tidak ada ketakutan padaNya. Semua temannya diam, tenang dan berharap. Beberapa jam kemudian team penyelamat tiba di lokasi dan membantu mereka untuk kembali ke camp. Kalau ada yang punya iman sebesar biji sesawi maka apa pun yang terjadi pasti tidak menakutkan. Di dalam Tuhan tidak ada ketakutan. Demikian juga di dalam kasih tidak ada ketakutan.
Yohanes meneruskan pengajarannya di dalam komunitas. Kali ini ia mengingatkan komunitasnya bahwa jikalau Allah begitu mengasihi mereka maka konsekuensinya adalah anggota komunitasnya juga harus saling mengasihi satu sama lain. Memang tidak seorang pun yang pernah melihat Allah tetapi apabila orang saling mengasihi maka Allah hadir di tengah-tengah mereka. Ubi caritas, Deus ibi est! Allah hadir di dalam diri setiap orang dan kasihNya juga menjadi sempurna. Nah, dari pengajaran Yohanes kita memahami dan percaya bahwa cinta kasih itu adalah jati diri Allah sendiri. Dengan kata lain, bagi Yohanes, Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Allah yang adalah kasih menganugerahkan kasihNya dalam Roh melalui Yesus Kristus PutraNya. Ia mengasihi manusia sampai tuntas, penuh pengorbanan bahkan sampai wafat di kayu salib. Cinta kasih Allah itu tidak hanya satu arah yakni dari diriNya kepada manusia tetapi manusia juga harus menjawabi cinta kasih Allah dengan kasih yang Tuhan sudah tanamkan lebih dahulu di dalam hatinya. Demikian juga, setiap orang haruslah saling mengasihi satu sama lain. Ini adalah perintah baru dari Tuhan Yesus Kristus.
Orang yang mengasihi berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Anugerah-anugerah Roh Kudus ada di dalam diri mereka. Allah Bapa juga mengutus Yesus PuteraNya sebagai wujud kasih yang agung bagi setiap orang. Yesus pernah berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Oleh karena itu setiap orang yang mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah maka ia bersatu dengan Allah. Allah adalah kasih dan menjadi sempurna di dalam diri setiap orang percaya. Dengan kepercayaan bahwa Allah begitu mengasihi kita dan bahwa Dia adalah kasih maka di dalam kasih tidak ada ketakutan. Bagi Yohanes, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. (1Yoh 4:18).
Setiap orang masih diliputi dengan aneka ketakutan. Belakangan ini banyak orang takut untuk naik pesawat setelah kecelakaan Air Asia. Banyak orang takut dengan kematian padahal kematian juga merupakan bagian dari hidup. Banyak orang takut dengan situasi sosial, politik dan ekonomi yang tidak menentu. Banyak orang tua yang gelisah dan takut karena anaknya belum menikah atau kalau menikah belum dikaruniai anak. Dengan mendengar pengajaran Yohanes ini, haruslah kita mengerti bahwa Allah adalah kasih dan di dalamNya tidak ada ketakutan. Orang yang takut itu tidak sempurna dalam kasih Allah.
Mari kita berbenah diri. Masing-masing kita memiliki ketakutan tersendiri.Tetapi hari ini Tuhan menyapa kita dengan penuh kasih. Ia menyatakan diriNya bahwa Dialah kasih yang sempurna. Dialah sumber kasih dan di dalamNya tidak ada ketakutan. Dialah yang menyelamatkan kita maka untuk apa kita harus takut? Ketika berhadapan dengan persoalan hidup, Yesus hadir dann berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Mrk 6:50). Di tempat lain Yesus berkata: “Bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” (Luk 12:7).
PJSDB