Food For Thought: Ia melihat dan berempati

Ia melihat dan berempati

P. John SDBPermenungan saya hari ini adalah tentang perilaku Yesus terhadap para muridNya. Penginjil Markus mengisahkan bahwa setelah menggandakan Roti dan Ikan, Ia menyuruh mereka berangkat ke seberang, ke Betsaida yang berjarak sekitar 4 mile jauhnya. Pada sore menjelang malam hari Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa. Mereka menghadapi angin sakal sehingga berada di tengah danau hingga subuh. Sikap Yesus adalah: “Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal.” (Mrk 6:48). Kata melihat bukan hanya sekedar melihat tetapi melihatnya Yesus itu berarti mengalirnya rasa belas kasih di dalam diriNya, rasa empati atau berbelarasa kepada para muridNya. Ia berpamitan dengan Bapa dalam doa dan mengikuti para muridNya sambil berjalan di atas air. Dalam kegelapan bathin para murid itu, Yesus hadir dan menenangkan mereka dengan berkata: “Tenanglah! Aku ini, Jangan takut!” (Mrk 6:50).

Sikap Yesus: melihat dan berempati terhadap muridNya yang bergumul dalam hidupnya haruslah menjadi bagian dari hidup kita juga. Setiap hari kita melihat saudara-saudara kita bergumul dengan hidupnya: anak-anak berteriak seakan tanpa masa depan. Para istri ditinggal suami atau sebaliknya. Banyak karyawan yang di PHK. Kita melihat semuanya tetapi apakah ada rasa empati di dalam hati kita? Atau kita sekedar melihat dan tertawa di atas penderitaan sesama? Kita berdosa ketika menjadi buta, tidak berempati dan tertawa terbahak-bahak di atas penderitaan sesama. Yesus saja rela meninggalkan BapaNya untuk menolong para muridNya yang sedang “payah mendayung karena angin sakal”. Masing-masing kita memiliki air danau dan gelombangnya. Tuhan melihat dan menolongmu pada saat yang tepat, tanpa terlambat!

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply