Peringatan Wajib St. Antonius
Ibr. 4:12-16
Mzm. 19:8-9,10,15
Mrk. 2:13-17
Takut akan Tuhan itu murni!
Pada hari ini seluruh Gereja Katolik memperingati St. Antonius Abas. Beliau lahir sekitar tahun 250 di sebelah selatan Mempis, Mesir. Keluarganya kaya raya dan terpandang tetapi sayang sekali karena orang tuanya meninggal dunia ketika Antonius bersama adiknya masih remaja. Mereka memiliki warisan kekayaan berlimpah rua tetapi ia dan adiknya tidak terikat pada kekayaan itu. Antonius justru menaruh seluruh harapannya kepada Tuhan dengan banyak berdoa dan merasakan penyelenggaraan ilahi. Salah satu sikap lepas bebas ditunjukannya dengan mendermakan warisan orang tua kepada kaum miskin sedangkan ia dan adiknya masuk ke dalam biara. Ia kemudian menjadi Abas biara di padang gurun. Di dalam biara di padang gurun itu ia bermatiraga, hidup miskin, berdoa, bermeditasi dan melakukan pekerjaan manual supaya mendukung hidupnya di dalam biara. Ia mengalami banyak cobaan dan godaan setan tetapi selalu berhasil mengatasinya. Ia pernah berkata: “Setan takut kepada orang yang berdoa dan matiraga, rendah hati dan lembut hati.” Banyak orang datang untuk mendengar nasihat-nasihatnya yang penuh kebijaksanaan. Ia memberi perlindungan kepada para korban kekejaman kaiser Diocletianus. Ia juga membantu St. Athanasius melawan bidaah Arianis. Antonius wafat pada tahun 356 ketika berusia 106 tahun.
Dari riwayat singkat ini, kita mendapat gambaran tentang kebajikan-kebajikan yang dimiliki santo Antonius Abas yakni sikap lepas bebas artinya ia tidak terikat pada harta dunia, kemampuannya untuk berbagi dengan kaum miskin, meninggalkan segala-galanya demi Kerajaan Allah. Sebagai gantinya ia hidup di biara di padang gurun dalam kemiskinan, kerja, ugahari dan berdoa. Ia radikal menghayati karunia-karunia Roh Kudus di dalam hidupnya. Karunia-karunia Roh Kudus menurut Nabi Yesaya (Yes 11:2-3) adalah (1) kebijaksanaan (2) pengertian, (3) nasihat (4) keperkasaan, (5) kesalehan, (6) pengenalan akan Tuhan, dan (7) takut akan Tuhan.
Mazmur Tanggapan pada hari ini diambil dari Mzm 19: 8-10.15. Refrain dari Mazmur ini sangat bagus: “SabdaMu, ya Tuhan, adalah Roh dan Kehidupan.” Dengan membaca refrain Mazmur tanggapan hari ini, pikiran kita kiranya berfokus pada Sabda Tuhan sebagaimana adanya dan Allah Tritunggal Mahakudus yang kita sembah dan muliakan. Tuhan Yesus Kristus sebagai Sabda Hidup. Ia adalah Putera Allah dan Dialah Sabda Hidup yang dijiwai oleh Roh (Roh Kudus) dan Kehidupan (Bapa Pencipta).
Di hadirat Tuhan Allah Tritunggal, Daud berdoa dengan penuh iman: “Taurat Tuhan adalah sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang bersahaja. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceriah.” (Mzm 19:8). Ada dua hal yang ditekankan dalam doa ini. Pertama adalah Taurat (Torah) artinya hukum. Bagi Pemazmur, Torah itu sempurna dan menyegarkan jiwa. Setiap orang diberikan meterai Torah di dalam bathinnya. Kedua, Hikmat Tuhan diberikan kepada orang yang layak, hidupnya bersahaja di hadirat Tuhan.
Daud melanjutkan doanya: “Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil semuanya.” (Mzm 19: 9). Takut akan Tuhan merupakan salah satu karunia Roh Kudus (Yes 11:3). Apa artinya takut akan Tuhan? Ada dua hal yang berbeda di sini: Pertama, Takut negatif artinya takut atas penderitaan fisik manusiawi karena sakit penyakit bahkan kematian. Ini adalah rasa takut yang sedikit memiliki makna rohaninya, lebih banyak makna jasmaninya. Kedua, Takut positif yakni takut yang baik. Ini kita sebut takut akan Tuhan.
St. Teresa pernah mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan obat bagi manusia untuk menghindari dosa, yaitu takut akan Tuhan dan kasih. Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Konsekuensi dari takut akan Tuhan adalah pertobatan radikal. Sejalan dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih. Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Manifestasi dari karunia ini adalah kesedihan karena dosa, semangat untuk membenci dosa.
Akhirnya Daud merasa bahwa hukum Tuhan itu lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. (Mzm 19:10). Yesus menyempurnakan hukum Tuhan dengan hukum kasih. Orang yang takut akan Tuhan akan hidup dalam kasih (Allah). Mengapa? Karena Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Kita hidup dalam Allah berarti hidup dalam kasih.
Mari kita semua berpegang teguh pada Sabda Tuhan karena Sabda Tuhan itu hidup dan kuat, lebih tajam dari pada pedang bermata dua. Sabda Tuhan juga menusuk amat dalam ke batas jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum. (Ibr 4:12). Kita juga diharapkan untuk bertumbuh dalam iman kepada Yesus sang Imam Agung kita. Dengan berpegang teguh pada Sabda dan iman maka kita pun akan bertobat dan mengikuti jalan Tuhan. Lewi dalam Injil adalah orang berdosa yang memiliki masa depan yang cerah. Dialah yang dicari dan dikuduskan Yesus. Dialah orang sakit yang disembuhkan Yesus. Anda dan saya adalah Lewi masa kini yang butuh Tuhan, butuh pertobatan. Kita perlu memiliki karunia takut akan Tuhan Allah supaya bisa bertobat dengan benar.
PJSDB