Hari Rabu, Pekan Prapaskah IV
Yes. 49:8-15
Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18
Yoh. 5:17-30
Tuhan itu Pengasih dan Penyayang
Dalam acara rekoleksi bersama para siswa di sebuah sekolah lanjutan, saya meminta mereka untuk menulis sesuatu tentang pengalaman pertobatan pribadi dalam satu kaliamat yang mudah diingat. Setelah menuliskan kalimat itu, saya meminta mereka untuk menjelaskan alasan utama mengapa memilih kalimat tersebut. Suasana sangat hidup karena setiap siswa berani berbagi pengalamannya. Saya memilih seorang siswa yang membagi pengalamannya seperti ini: “Hari ini saya duduk dengan tenang dan memohon kepada Tuhan untuk membuka pikiranku supaya bisa mengerti tentang pertobatan. Saya menemukan begitu banyak dosa dan salah di dalam diriku. Setelah menyadari semuanya ini saya berhenti pada sebuah kalimat yang saya pilih untuk pertobatan pribadiku: “Tuhan itu pengasih dan penyayang”. Tuhan selalu bekerja pada saat yang tepat pada orang yang tepat pula. Bagi komunitas sekolah ini, siswa yang mengungkapkan hatinya ini sering ditegur karena kenakalan remaja di sekolah. Tetapi sejak saat itu menurut observasi para guru, ia benar-benar bertobat. Prestasi belajarnya juga berubah menjadi lebih baik.
Manusia memang bisa berubah menjadi lebih baik. Proses perubahan menjadi lebih baik ini boleh disebut sebagai pengalaman pertobatan pribadi. Mungkin saja sepanjang hidupnya orang selalu menikmati dosa tetapi pada saat menjelang akhir hidup orang itu bisa saja berubah menjadi lebih baik. Saya teringat juga pada seorang pemuda yang selama bertahun-tahun adalah pemakai narkoba. Pada saat menjelang kematiannya, ia masih sempat mengaku dosanya, menerima komuni terakhir sebagai viaticum dan mengatakan permintaan maaf dan pengampunan secara terbuka kepada keluarga dan para tetangga yang pernah menderita karena ulahnya. Orang yang berubah secara radikal seperti ini menurut saya sungguh-sungguh dijamah oleh Tuhan. Mereka merasakan kehadiran Tuhan yang mehapengasih dan penyayang.
Daud pernah merasakan keindahan pertobatan di hadirat Tuhan. Ia berkata: “Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Tuhan itu baik kepada setiap orang dan penuh rahmat terhadap segala yang telah dijadikanNya.” (Mzm 145: 8-9). Tuhan memiliki kualitas kebaikan tertentu yang patut kita ikuti yakni pengasih, penyayang, panjang sabar, kasih setiaNya besar. Nah dalam hidup pribadi kita, apakah kita juga termasuk manusia yang pengasihi, penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia menyerupai Tuhan? Mungkin kita masih belum sabar dan belum mengasihi dengan sempurna seperti Tuhan. Ia sabar dan pasti memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat.
Selanjutnya Daud berkata bahwa Tuhan itu setia dalam segala perkataanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya. Ia bisa menopang orang yang jatuh dan menegakkan mereka yang tertunduk lesu (Mzm 145: 13cd-14). Tuhan Allah kita hebat. Ia tidak menghitung-hitung dosa-dosa kita tetapi memperhatikan iman dan kepercayaan kita. Ia setia dalam setiap perkataan dan janji-janjiNya. Hal ini tentu berbeda dengan kita yang banyak kali tidak setia dalam hidup bersama. Perbuatan-perbuatan kita hanya untuk menyombongkan diri saja. Masa prapaskah menjadi indah kalau kita bisa menyerupa Tuhan yang setia dalam perkataan dan perbuatanNya.
Daud juga mengatakan bahwa Tuhan itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya. Ia dekat dan akrab dengan orang yang setia dan tanpa henti berseru kepadaNya. Gambaran Tuhan sebagai pribadi yang adil dan setia mendorong kita untuk memiliki harapan supaya menyerupaiNya. Ia memang pengasih dan penyayang bagi semua orang.
Wajah Allah yang digambarkan dalam Mazmur ini juga diakui oleh nabi Yesaya. Tuhan digambarkan oleh nabi Yesaya sebagai Pribadi yang suka menjawab permohonan umatNya dan selalu siap untuk menolong orang yang hendak diselamatkanNya. Ia akan bertindak sebagai pembebas bagi orang yang terbelenggu atau yang mengalami kegelapan dalam hidupnya. Umat tanpa gembala akan dituntun dengan baik ke padang yang berumput dan memuaskan mereka. Tuhan akan melindungi domba-domba dari panas dan dingin, dan membawa mereka kepada air yang tenang untuk menyegarkan mereka. Meskipun Tuhan baik dan setia kepada manusia tetapi masih ada saja keluhan bahwa Tuhan meninggalkan manusia atau Tuhan telah melupakan manusia. Kesetiaan Tuhan sempurna bagi manusia ketika Ia berkata: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yes 49:15).
Di dalam Injil Tuhan melajutkan pengajaranNya kepada orang-orang Yahudi. Ia sudah dianggap meniadakan hari Sabat karena melakukan penyembuhan pada hari Sabat. Ia juga menganggap diriNya ada sebelum Abraham bapa kaum beriman. Tentu saja perkataan Yesus ini menyinggung perasaan mereka. Kali ini rasa tersinggung orang Yahudi semakin menjadi-jadi karena Yesus menyapa Allah sebagai Bapa dan ini berarti Yesus menyamakan diriNya sebagai Allah. Misalnya, Ia berkata: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” Ini berarti Allah adalah BapaNya Yesus yang bekerja hingga saat ini.
Menurut Yesus, segala sesuatu yang Ia kerjakan merupakan pekerjaan-pekerjaan Bapa yang dipercayakan kepadaNya. Semua ini karena kasih yang mengikat Bapa dan Anak dalam Roh Kudus. Bapa menunjukkan pekerjaan yang paling besar yaitu PaskahNya. Ia akan menderita sengsara dan bangkit pada hari yang ketiga. Inilah pekerjaan besar yang akan mengherankan mereka. Pekerjaan lain yang diberikan selain pengorbanan diri adalah bahwa Yesus menjadi hakim. Ia akan mengadili orang yang hidup dan mati maka manusia harus menaruh rasa hormat kepadaNya. Jawaban manusia atas pekerjaan Yesus adalah mendengar segala perkataanNya dan percaya kepada Allah Bapa yang sudah mengutusNya. Dengan demikian orang itu akan memiliki hidup abadi. Yesus sebagai Anak Allah datang untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Lihatlah bahwa orang mati saja masih mendengar suaraNya dan mereka dinyatakan hidup kembali di hadiratNya.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk merenung lebih dalam tentang kasih sayang, kesetiaan, kebaikan hati, kesabaran dan kemampuan untuk lebih banyak mengerti dari pada dimengerti. Tuhan itu pengasih dan penyayang. Ia setia pada janji-janjiNya.
PJSDB