Homili Hari Minggu Paskah VII/B – 2015

Hari Minggu Paskah VII/B
Kis. 1:15-17,20a,20c-26
Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab
1Yoh. 4:11-16
Yoh. 17:11b-19

Menemukan Keindahan Kasih Dalam Keluarga

Fr. JohnHari Minggu Paskah VII biasa dikenal dengan nama Hari Minggu Komunikas sedunia. Tema hari Minggu Komunikasi sedunia tahun 2015 adalah Komunikas dalam keluarga: tempat Istimewa untuk menemukan keindahan kasih. Komunikasi di dalam sebuah keluarga memang sangatlah penting. Tanpa komunikasi yang dibangun dengan baik maka kasih pun tidak akan bertumbuh dengan subur di dalam keluarga. Paus Fransiskus memilih tema ini sebagai bagian dari persiapan untuk menyongsong Sinode Biasa XIV pada bulan Oktober 2015. Tema Sinodenya adalah “Panggilan dan Perutusan Keluarga dalam Gereja dan Dunia Masa Kini”.

Paus Fransiskus memilih tema: “Menemukan keindahan kasih dalam keluarga” karena keluarga memiliki panggilan dan perutusan yang amat penting dalam Gereja dan masyarakat pada umumnya. Konsili Vatikan II misalnya menegaskan: “Keluarga menerima perutusan dari Allah, untuk menjadi sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat” (Dekrit tentang Kerasulan Awam no. 11; bdk. Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini no. 48, 52). Paus Fransiskus juga menyadari bahwa, “keluarga sedang mengalami krisis budaya mendalam, sama seperti semua paguyuban dan hubungan-hubungan sosial masyarakat. Dalam hal keluarga, kerapuhan hubungan nampak amat serius, karena keluarga merupakan sel masyarakat yang dasariah” (Surat Apostolik  Evangelii Gaudium no. 66).

Berkaitan dengan alasan-alasan di atas, saya mengingat perkataan St. Yohanes Paulus II: “Hubungan antara para anggota keluarga dijiwai dan dibimbing oleh hukum ‘memberi secara sukarela’. Dengan menghormati dan memupuk martabat pribadi pada masing–masing anggota sebagai satu-satunya dasar nilai, sikap ‘memberi secara sukarela’ itu diwujudkan dalam sikap menerima setulus hati, perjumpaan dan dialog, sikap tersedia tanpa pamrih, pengabdian dengan kemurahan hati, dan sikap setiakawan yang mendalam” (Familiaris Consortio no. 43).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini kiranya bisa juga membantu kita untuk memahami bagaimana Tuhan membangun komunikasi dan kasih bersama manusia. Di dalam bacaan pertama, Lukas melaporkan bahwa salah satu tugas penting bagi komunitas para rasul adalah memilih salah seorang yang bisa menggantikan posisi dari Yudas Iskhariot. Petrus sebagai kepala Gereja perdana berdiri di tengah para saudara untuk membangun komunikasi bersama di antara mereka. Bagi Petrus, Yudas Iskhariot sudah memiliki masa lalu dan jabatannya sudah diambil orang lain. Jadi menurut Petrus, “Haruslah ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.” (Kis 1:21-22).

Sebelum memilih dua calon yakni Yusuf alias Barsabas alias Yustus dan Matias, komunitas berkumpul dan mengangkat doa ini: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” (Kis 1:24-25). Matias terpilih untuk menjadi pengganti Yudas Iskariot. Tugas sebagai rasul adalah menjadi tanda dan pembawa kasih Allah kepada orang lain. Jadi pokok pewartaan atau komunikasi sebagai rasul adalah tentang cinta kasih Allah yang ada di dalam Injil.

Menemukan keindahan kasih di dalam keluarga atau di dalam komunitas menjadi nyata dalam kehadiran pribadi-peribadi yang saling mengasihi satu sama lain. Yohanes menegaskan dalam suratnya bahwa Allah begitu mengasihi kita sebagai manusia. Konsekuensi dari kasih Allah bagi kita adalah kita juga saling mengasihi satu sama lain. Jadi meskipun tidak seorang pun melihat Allah tetapi ketika kita saling mengasihi maka Allah berdiam di dalam diri kita dan kasih-Nya itu menjadi sempurna. Roh Kudus-Nya menguatkan kita untuk saling mengasihi. Kasih menjadi kuat karena kita mengakui bahwa Yesus sungguh-sungguh Anak Allah. Yohanes juga menegaskan bahwa kita semua telah percaya akan kasih Allah. Mengapa? Karena Allah adalah kasih dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Komunikasi bisa berjalan dua arah kalau orang sungguh-sungguh merasa bahwa kehadirannya di dalam komunitas atau keluarga itu bermakna. Semua orang merasa bahwa ada kasih Allah yang mempersatukan mereka. Kasih Allah itu diperjuangkan hari demi hari, masing-masing orang memiliki komitmen untuk berkomunikasi dengan baik dan menemukan betapa indahnya kasih di dalam keluarga. Kasih itu begitu berharga karena Allah ada di dalam keluarga. Allah adalah kasih dan Dialah kepala keluarga, Dialah alasan utama mengapa harus berkomunikasi dalam kasih.

Kita menemukan komunikasi dan keindahan kasih dalam diri Tritunggal Mahakudus. Kita semua percaya pada satu Allah, tiga pribadi yang berbeda yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus. Bapa dan Putra saling berkomunikasi dalam Roh Kudus. Roh Kudus mempersatukan Bapa dan Putra dalam kasih dan sesungguhnya Bapa dan Putra itu satu adanya. Setiap keluarga dan komunitas manusia hendaknya belajar banyak dari Trituggal Mahakudus karena komunikasi mereka begitu sempurna. Komunikasi dalam Roh yang seharusnya menjadi inspirator bagi setiap keluarga dan komunitas manusia.

Tuhan Yesus mungkin sudah mengetahui betapa sulitnya manusia membangun komunikasi dan menemukan keindahan kasih dalam keluarga. Oleh karena itu sebagai Imam Agung, Ia mendoakan umat-Nya, mendoakan Gereja-Nya untuk bersatu. Yesus berdoa: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” (Yoh 17:11b). Tuhan Yesus juga mengatakan kepada Bapa bahwa Ia senantiasa memelihara dan menjaga supaya tidak seorang pun menjadi binasa. Nah, keindahan kasih dalam komunikasi antara Bapa dan Putra dalam Roh Kudus ini adalah persekutuan yang mendalam antar pribadi sebagai manusia dan persekutuan dengan Tuhan. Komunikasih dari Tuhan adalah kehendak-Nya supaya semua orang memperoleh keselamatan.

Sabda Tuhan adalah komunikasi yang indah kepada manusia. Yesus sendiri memberikan sabda-Nya kepada kita supaya kita bisa bertumbuh dalam kasih. Mari kita membangun komunukasi yang baik di dalam keluarga. Kita semua yakin bahwa keluarga yang berkomunikasi dengan baik akan menemukan kasih yang benar. Allah adalah kasih. Allah adalah pemilik keluarga. Mari kita menemukan keindahan kasih dalam keluarga dan komunitas masing-masing.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply