Homili Vigili Pentakosta 2015

Hari Raya Pentekosta
Misa Menjelang Hari Raya
Yl 2: 28-32
Mzm 104:1-2a.24.25c.27-28.29bc-30
Rm 8:22-27
Yoh 7:37-39

Air Kehidupan itu Menyegarkan

Fr. JohnKita memasuki Vigili Hari Raya Pentakosta. Malam ini merupakan kesempatan bagi kita untuk menyiapkan diri lebih matang lagi untuk menyambut Pentakosta atau Hari Raya Pencurahan Roh Kudus ke dalam Gereja. Dengan persiapan diri yang matang, Roh Kudus bisa mendapat tempat yang layak di dalam tubuh kita. Kita mengingat Perkataan St. Paulus ini: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1Kor 6:19). Perkataan St. Paulus ini menyadarkan kita bahwa Tuhan memiliki rencana yang besar bagi kita masing-masing sehingga Ia merelakan diri-Nya untuk tinggal di dalam tubuh kita yang fana menjadi ilahi, lemah menjadi kuat. Artinya Tuhan memiliki kehendak untuk senantiasa menguduskan tubuh dan jiwa kita.

Hari Raya Pentakosta merupakan hari kelahiran Gereja. Pentakosta berasal dari kata Yunani pentekoste artinya hari ke lima puluh setelah paskah. Ini merupakan saat Bangsa Israel merayakan perjanjian dengan Allah di Gunung Sinai. Dengan pentakosta baru di Yerusalem, perayaan ini menjadi perayaan Roh Kudus bagi kita umat Kristen. Apa yang sebenarnya terjadi saat Pentekosta? Pada saat Pentekosta, Roh Kudus mengubah murid yang tidak percaya menjadi rasul yang berani bersaksi bagi Yesus Kristus. Para murid Yesus, sebelumnya masih takut karena mengikuti Yesus yang disalibkan, wafat, dimakamkan, sudah bangkit dan menampakan diri-Nya. Namun dengan turunnya Roh Kudus maka mereka berani keluar dari rumah untuk mewartakan kebangkitan Yesus Kristus. Dalam waktu yang singkat banyak orang memberi dirinya dibaptis. Di samping itu, para murid yang adalah orang Galilea berbicara dalam bahasa mereka tetapi bisa dimengerti oleh orang lain. Pengalaman Pentakosta berarti keselamatan diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada semua orang melalui Roh Kudus-Nya.

Ada seorang umat pernah bertanya, mengapa di gereja-gereja tidak ada patung Roh Kudus? Saya mengatakan kepadanya bahwa Roh Kudus memang Ruah atau angin maka sejak dahulu orang tidak bisa membuat patung angin. Di dalam Kitab Suci, Roh Kudus dikenal dalam simbol-simbol tertentu, misalnya burung merpati, air hidup, deru badai, nyala api. Tuhan Yesus mengatakan tentang Penasihat, Penghibur, Pengajar dan Kebenaran. Dalam Sakramen Gereja, Roh Kudus dikaruniakan melalui penumpangan tangan dan pengurapan minyak (KGK, 691-693).

Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan bahwa pada hari terakhir Perayaan Pondok Daun, Tuhan Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Penginjil Yohanes menambahkan setelah perkataan Yesus ini bahwa yang dimaksudkan Yesus dengan air hidup adalah Roh Kudus. Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus setelah Ia meninggalkan dunia.

Pikiran kita dibuka oleh Tuhan untuk mengingat kembali saat pertama kali kita dikuduskan, yakni saat pembaptisan. Kita semua diperciki dengan air sebagai lambang pencurahan Roh Kudus ke dalam hidup kita. Dengan sakramen pembaptisan, kita semua menerima Tuhan di dalam hidup kita dan kita menjadi bagian dari Tuhan. Di samping air yang dicurahkan ke atas kepala kita sebagai air hidup, pelayan Tuhan juga mengurapi kita dengan minyak urapan sebagai tanda bahwa kita menerima Roh Kudus. Minyak Krisma melambangkan Roh Kudus yang menguatkan kita sebagai anak-anak Tuhan, yang dilahirkan baru dalam air dan Roh.

Yoel dalam bacaan pertama mengingatkan kita tentang Hari Tuhan atau akhir zaman. Hari Tuhan berarti hari pengadilan bagi semua bangsa. Pada hari Tuhan, Roh Kudus akan dicurahkan kepada semua umat terpilih baik laki-laki maupun perempuan. Anak laki-laki dan perempuan akan bernubuat, orang tua akan bermimpi dan teruna-teruna akan mendapat penglihatan. Para hamba juga akan mendapat pencurahan Roh Kudus. Mujizat-mujizat akan dilakukan Tuhan di langit dan di bumi: darah, api dan gumpalan asap. Barang siapa berseru kepada nama Tuhan akan mendapat keselamatan. Setiap orang yang dipanggil oleh Tuhan akan memperoleh keselamatan. Menjadi pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita juga termasuk umat terpilih yang bisa mendapat pencurahan Roh Kudus?

St. Paulus dalam bacaan kedua membuka pikiran kita untuk mengerti bahwa Tuhan kita itu baik. Ia menuntun kita melalui kehadiran Roh Kudus-Nya pada saat ada penderitaan dan kemalangan. Roh Kudus membawa manusia ke titik terakhir pengharapannya. Ketika manusia tidak memiliki harapan lagi maka Roh Kudus hadir dan memberikan harapan kepada manusia. Roh Kudus adalah karunia sulung dari Allah. Dialah yang membantu kita dalam kelemahan-kelemahan kita. Roh senantiasa berdoa untuk kita kepada Allah dalam keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Kita menyiapkan diri untuk merayakan Hari raya Pentakosta. Roh Kudus juga turun atas kita semua dan memberikan buah-buahNya kepada kita. Roh Kudus juga turun atas kita dan membaharui seluruh hidup kita. Dialah Air kehidupan yang membaharui tubuh dan jiwa kita sehingga bisa layak menjadi kediaman-Nya.

Mari kita mendoakan doa untuk memohon karunia-karunia Roh Kudus:

Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi. Semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.

Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemulian-Mu.

Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Mu dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu dimana pun kami berada. Tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Amin.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply