Homili 18 September 2015

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-XXIV
1Tim. 6:2c-12
Mzm. 49:6-7,8-9,17-18-20
Luk. 8:1-3

Arah Dasar kita: Kehidupan kekal

imageArah Dasar disingkat ArDas bukanlah istilah baru dalam hidup menggereja di Keuskupan Agung Jakarta. Arah dasar merupakan pedoman atau cita-cita yang hendak dicapai bersama sebagai satu komunitas Gereja. Kita umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta sedang mengakhiri ArDas 2011-2015 dan menyiapkan strategi pastoral baru untuk menjawabi ArDas Keuskupan Agung Jakarta 2016-2020. Saya tertarik untuk menuliskan kalimat-kalimat yang mengarahkan kita sebagai Gereja di KAJ untuk lima tahun ke depan yakni: “Gereja Keuskupan Agung Jakarta sebagai persekutuan dan gerakan umat Allah bercita-cita menjadi pembawa sukacita Injili dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang Maha Rahim dengan mengamalkan Pancasila demi keselamatan manusia dan keutuhan ciptaan. Atas dorongan Roh Kudus, berlandaskan spiritualitas inkarnasi Yesus Kristus, serta semangat Gembala Baik dan Murah Hati, umat Keuskupan Agung Jakarta berupaya menyelenggarakan tata-pelayanan pastoral-evangelisasi agar semakin tangguh dalam iman, terlibat dalam persaudaraan inklusif, dan berbelarasa terhadap sesama dan lingkungan hidup.”

Apa yang hendak menjadi komitmen bagi umat? Ada lima komitmen yang harus dilakukan umat di Keuskupan Agung Jakarta yakni, Pertama, Mengembangkan pastoral keluarga yang utuh dan terpadu. Kedua, Meningkatkan kualitas pelayan pastoral dan kader awam. Ketiga, Meningkatkan katekese dan liturgi yang hidup dan memerdekakan. Keempat, Meningkatkan belarasa melalui dialog dan kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk mewujudkan masyarakat yang adil, toleran dan manusiawi khususnya untuk mereka yang miskin, menderita dan tersisih. Kelima, Meningkatkan keterlibatan umat dalam menjaga lingkungan hidup di wilayah Keuskupan Agung Jakarta. Andaikan semua umat di Keuskupan Agung Jakarta memiliki komitmen yang sama, maka kita akan sungguh-sungguh menjadi sebuah Gereja yang hidup dan bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus yang kita imani.

St. Paulus pernah menulis sebuah draft arah dasar hidup orang beriman kepada Timotius sahabatnya. Bagi Paulus, Draft ArDas ini diharapkan bisa membantu Timotius dan jemaat untuk menjawabi dan menangkal ajaran-ajaran sesat yang sedang berkembang pesat saat itu. ArDas juga bisa membantu mereka untuk menyadari tugas dan panggilan mereka di atas dunia ini yakni mencapai kehidupan kekal. Mereka harus memiliki sikap lepas bebas, beriman dengan teguh dan harapan pasti untuk mencapai kehidupan kekal.

Apa sajakah poin-poin penting dalam draft ArDas iman menurut St. Paulus?

Pertama, Paulus menghendaki supaya Timotius dan seluruh jemaat bersikap mawas diri terhadap berbagai ajaran sesat. Ajaran sesat adalah ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus Kristus dan ajaran iman kita. Isinya adalah: ada orang yang sombong karena berpikir bisa mengetahui segala sesuatu, suka mencari-cari soal, bersilat kata, dengki, iri hati, fitnah, curiga, percekcokan.

Kedua, Paulus menghendaki supaya Timotius dan seluruh jemaat memiliki sikap lepas bebas terhadap semua harta kekayaan. Agaknya Paulus mengerti bahwa kata-kata Yesus ada benarnya: “Di mana hartamu berada, hatimu juga ada di sana” (Mat 6:21). Bagi Paulus, asal ada makanan dan minuman sudah cukup bagi kita karena kita tidak membawa apa-apa ke dunia, kita juga tidak akan membawa apa-apa keluar. Bagi Paulus, akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1Tim 6:10).

Ketiga, Hal yang seharusnya dilakukan adalah menjauhi semua hal yang disebutkan pada poin pertama dan kedua, dan melakukan keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Paulus tidak hanya berbicara tetapi ia sudah melakukannya dengan sempurna dalam hidupnya. Ia berkata: “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.” (1Tim 6:12). Nah, ArDas bagi setiap pengikut Kristus adalah bertanding dalam iman yang benar supaya bisa merebut hidup yang kekal.

Apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan ArDas iman ini?

Penginjil Lukas melaporkan bagaimana manusia juga ikut terlibat aktif dalam mensukseskan karya-karya Yesus. Yesus sudah memanggil dan memilih dua belas rasul-Nya sebagai mitra kerja. Ia memberi kuasa kepada mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Ia juga mendapat dukungan sempurna dari para wanita yang lebih dahulu merasakan kasih sayang Yesus. Misalnya Maria Magdalena yang telah dibebaskan Yesus dari kuasa tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan lain-lainnya. Mereka menyatakan syukur mereka dengan melayani komunitas Yesus dengan harta kekayaan mereka.

Nah, pertanyaan bagi kita adalah apakah kita juga siap untuk melayani Tuhan supaya mewujudkan ArDas iman kita dengan waktu, bakat dan harta kekayaan pribadi seperti Maria Magdalena, Yohana dan Susana? Selama tiga tahun Tuhan Yesus berkeliling dan berbuat baik. Ia dilayani juga oleh para wanita dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari keluarga yang kaya dan baik, ada yang pernah menjadi pelacur dan ada yang mengalami kesembuhan jasmani dan rohani.

Maria Magdalena memiliki masa lalu yang kelam sebelum Yesus membebaskannya dari kuasa tujuh roh jahat. Dialah yang nantinya memiliki privilege untuk melihat Yesus yang bangkit. Yohana adalah seorang wanita yang berpendidikan dan kaya. Dia adalah istri Khuza yang saat itu menjabat sebagai manager keuangan Herodes. Kedua wanita ini sepertinya tidak pernah bertemu satu sama lain karena latar belakang hidup mereka berbeda. Apa yang mempersatukan mereka? Tentu saja Yesus dan ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah mempersatukan mereka. Mereka mengalami transformasi hidup yang radikal. Perbedaan para wanita ini dengan para rasul juga sangat jelas. Para rasul itu dipanggil dan dipilih oleh Yesus sehingga masih ada ambisi-ambisi tertentu dalam hidup mereka. Para wanita justru sukarela memberi dirinya untuk melayani Tuhan dengan harta kekayaan mereka sendiri. Mereka bebas dari ambisi dan egoisme pribadi.

St. Domikus Savio memiliki semboyan: “Serve the Lord with joy” artinya “Melayani Tuhan dengan sukacita”. Prinsip hidup ini sebenarnya dimiliki kaum wanita di dalam Injil. Mereka melayani Tuhan dengan sukacita. Semangat ini sebenarnya merupakan semangat Yesus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani bahkan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Mat 20:28).

Pada hari ini Sabda Tuhan membantu kita untuk melanjutkan ArDas iman kita yakni berjalan bersama Tuhan untuk memperoleh hidup kekal. Kita bertanding dalam iman yang benar supaya bisa merebut hidup yang kekal. Bertanding dalam iman dengan melayani seperti Tuhan sendiri melayani kita semua.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply