Homili Malaikat Pelindung – 2 Oktober 2015

Peringatan Para Malaikat Pelindung
Kel. 23:20-23a
Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11
Mat. 18:1-5,10

Anda juga mempunyai Malaikat Pelindung

imageSaya selalu mengingat pengajaran dari seorang guru agama di sekolah tempo doeloe. Pada waktu itu ia selalu mengulangi kalimat-kalimat ini: “Tuhan selalu melihat dirimu”, “Engkau juga punya malaikat pelindung”. Maksud tersembunyi dari pengajarannya adalah supaya kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan selalu memandang kita semua dengan kasih sayang, dengan kemurahan hati-Nya. Dengan demikian tentu kita merasa malu untuk berbuat dosa karena Tuhan selalu melihat diri kita dengan tatapan kasih-Nya.Tuhan juga melengkapi kasih-Nya dengan mengutus para malaikat sebagai pelindung. Saya mengingat sebuah doa kepada Malaikat pelindung yang berbunyi: “Malaikat Tuhan, Pelindungku yang terkasih, yang olehnya Kasih Tuhan bekerja padaku di sini, selalu pada hari ini, tetaplah di sisiku untuk menerangi, dan menjaga, dan memimpin dan membimbing. Amin.” Dari doa singkat kepada Malaikat ini, kita mendapat gambaran bahwa malaikat pelindung itu selalu berada di sisi kehidupan kita untuk menerangi, menjaga, memimpin dan membantu.

Apa kata Alkitab tentang para malaikat Pelindung? Menurut Kitab Suci Perjanjian Lama, para malaikat itu diutus Tuhan Allah untuk menjaga umat-Nya. Misalnya dalam kisah Lot (Kej 28-29); bangsa Israel (Kel 12-13); Nabi Musa (Kel 32:34). Di dalam kitab Mazmur dikatakan, “sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mzm 91:11). Di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mengajarkan, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 18:11). Berdasarkan ajaran Kitab Suci ini, kita mengetahui bahwa Allah mengirimkan malaikat-Nya untuk menjaga manusia, bahkan anak-anak kecil. Malaikat ini yang tak terbatas oleh tubuh, menjaga manusia, namun pada saat yang sama mereka memandang Allah.

Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK), “Sejak masa anak-anak (Mat 18:10) sampai pada kematiannya (Luk 16:22) malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan (Mzm 34:8; 91:10-13) dan doa permohonan (Ayb 33:23-24; Za 1:12; Tob 12:12). Sejak di dunia ini, dalam iman, kehidupan Kristen mengambil bagian di dalam kebahagiaan persekutuan para malaikat dan manusia yang bersatu dalam Allah.” (KGK, 336). Katekismus juga mengajarkan bahwa Gereja menghormati para malaikat yang mendampingi Gereja dalam ziarah duniawinya dan melindungi setiap manusia.” (KGK, 352).

Para Kudus tertentu juga berbicara tentang Malaikat Pelindung. St Basilius (+379) berkata, “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan” (Adversus Eunomium, III, 1). Ada juga para kudus yang dapat melihat malaikat, seperti St Petrus (Kis 12:1-19). Ada juga yang dapat melihat malaikat pelindungnya, seperti St Padre Pio dan St Elizabeth dari Hungaria. Malaikat pendung itu betul-betul ada, dan melakukan pekerjaan Tuhan. Setiap orang yang dibaptis selalu berdoa, “Malaikat Allah, pelindungku tersayang, dengan perantaraan siapa kasih Allah dinyatakan kepadaku. Sejak saat ini dampingilah aku, untuk menerangi, melindungi, memimpin dan membimbingku.”

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk menyadari kasih Tuhan yang selalu baru setiap hari. Tuhan berjanji kepada umat Israel: “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia. Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu. Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka.” (Kel 23:20-23).

Umat Israel merasakan kehadiran Tuhan melalui malaikat yang melindungi dan menjaga mereka selama berjalan di padang gurun. Malaikat sebagai utusan Tuhan berjalan di depan umat Israel dan bertugas untuk melindungi dan menjaga mereka. Malaikat pelindung laksana gembala yang menuntun domba-dombanya ke padang rumput yang hijau. Tugas kita adalah taat dan setia kepadanya. Malaikat pelindung adalah tanda kehadiran Allah sendiri. Ia sendiri yang memerintahkan para malaikat untuk menjaga kita di segala jalan hidup kita (Mzm 91:11).

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil mengingatkan kita untuk menghargai sesama dan menerima mereka apa adanya. Mengapa kita harus berlaku demikian? Karena mereka sendiri memiliki malaikat di surga, yang selalu memandang wajah Bapa-Ku di surga. Para malaikat adalah pembantu Tuhan siang dan malam. Kelak, kita semua juga akan sama seperti malaikat (Mrk 12:25).

Sambil memperingati para malaikat pelindung, kita semua disadarkan oleh Tuhan melalui sabda-Nya supaya untuk hidup menyerupai malaikat pelindung. Kita pun dipanggil sebagaimana dikatak St. Basilius Agung: “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan” (Adversus Eunomium, III, 1). Kita menjadi menjadi malaikat pelindung yang memberi naungan kepada sesama. Kita menjadi gembala di dalam keluarga dan masyarakat. Kita menuntun saudara-saudari kita ke jalan yang benar. Kita mengantar sesama untuk ikut merasakan kebahagiaan kekal di surga.

Saya mengakhiri homili ini dengan sebuah doa kepada Malaikat Pelindung: Malaikat Allah, Malaikat Pelindungku, Engkau yang diserahi Tuhan untuk melindungi daku, Sertailah daku hari ini (malam ini), Terangilah, lindungilah, pimpinlah dan bimbinglah daku senantiasa.
Amin.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply