Homili 28 November 2015

Hari Sabtu, Pekan Biasa XXXIV
Dan. 7:15-27
MT Dan. 3:82,83,84,85,86,87
Luk. 21:34-36

PMD: Pandai Menjaga Diri

imageAda seorang remaja putri yang membagi pengalaman kebersamaan dengan orang tuanya dalam kesempatan rekoleksi di sekolah. Ia mengakui bahwa orang tuanya baik karena bertanggung jawab terhadap dirinya. Mereka selalu berpesan: “Jaga dirimu baik-baik” sambil memberi tanda salib di dahinya sebelum ia keluar dari rumahnya. Baginya ini merupakan sebuah kebiasaan yang baik karena merasa dirinya dikasihi orang tua, orang tua menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawabnya. Pesan harian dari orang tua memiliki dampak yang besar dalam hidupnya. Dalam ucapan dan tindakannya, ia selalu mengingat kalimat pendek dari orang tuanya “Jagalah dirimu baik-baik”. Ia bahkan menulis di kamarnya: “Saya harus PMD: Pandai Menjaga Diri”. Sharing remaja putri ini menggugah hati banyak teman-temannya karena ada yang belum pernah merasakan sebuah relasi yang indah di dalam keluarga. Orang tua mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka dan lupa menyapa anak-anaknya. Mungkin anda sebagai orang tua adalah yang tersibuk sehingga lupa dengan tugas utamamu yakni pendidik nomor satu bagi anak-anak. Mungkin anda selalu membenarkan diri sehingga tidak pernah memiliki quality time bersama anak-anak dan keluargamu.

Pada hari terakhir Masa Biasa dalam tahun liturgi ini, Tuhan Yesus menyapa kita semua untuk pandai menjaga diri supaya tidak mudah tersesat atau jatuh lagi dalam kebiasaan dan dosa yang sama. Ia telah menasihati kita untuk pandai membaca tanda-tanda zaman. Tanda-tanda itu bukanlah hal yang baru melainkan hal-hal yang selalu dialami oleh setiap murid-Nya. Penderitaan, kemalangan, aneka penyakit, fenomena alam yang menakutkan seperti bencana alam, gemuruh laut, kegelapan di langit dan pergantian musim merupakan pengalaman keseharian para murid saat itu dan itu juga yang kita alami saat ini. Semua tanda-tanda zaman itu membantu kita untuk mawas diri, membantu kita untuk lebih siap menanti kedatangan Tuhan.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus hari ini menasihati kita semua untuk menjaga diri dari kebiasaan-kebiasaan yang bisa membawa kita kepada dosa. Ia berkata: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.” (Luk 21:34-35). Tuhan Yesus tahu bahwa para murid-Nya memiliki keterikatan hati dengan aneka pola hidup gampang yakni pesta pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi. Ketika orang sedang mengikuti pesta, biasanya mereka lupa diri sehingga jatuh dalam dosa karena pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian. Kalau orang bisa sadar diri dan menghindari dosa maka mereka bisa layak menerima hari Tuhan, hari di mana Tuhan datang dalam kemuliaan-Nya untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Semua orang pasti akan mengalaminya.

Apa yang harus kita lakukan? Supaya kita tidak terlena dalam kebiasaan-kebiasaan yang menjatuhkan ke dalam dosa maka Tuhan Yesus menasihati supaya kita selalu berjaga-jaga sambil berdoa. Dengan demikian kita bisa memiliki kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi dan supaya kita bisa tahan berdiri di hadapan Anak Manusia (Luk 21:36). Sikap berjaga-jaga adalah sikap hidup kita, kepekaan jasmani dan rohani untuk menyambut kedatangan Anak Manusia yaitu Tuhan Yesus. Ia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Sikap berjaga-jaga ini tentu tidak akan membuat orang merasa kaget tetapi justru merasa siap untuk menyambut Anak Manusia. Berdoa, berarti mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Berdoa merupakan sebuah kebutuhan bukan keharusan. Kita membutuhkan Tuhan sehingga kita berani mengarahkan hati dan pikiran kepada-Nya. Dengan berdoa kita bersyukur dan memohon anugerah keselamatan yang datang dari Tuhan.

Pada hari ini Tuhan mengingatkan kita untuk pandai menjaga diri di hadapan Tuhan dan sesama. St. Petrus pernah berkata: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” (1Ptr 5:8-9). Apakah anda bisa pandai menjaga diri dan berdoa di hadirat Tuhan?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply