Homili Hari Selasa Oktaf Paskah

Hari Selasa Oktaf Paskah
Kis 2:36-41
Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Yoh 20:11-18

Berilah dirimu diselamatkan!

Saya pernah mengikuti suatu ibadat Oikumene. Pendeta yang membawakan Firman Tuhan sangat kreatif. Ia berusaha membawa kami semua dalam pewartaannya untuk membuka diri kepada Tuhan supaya mengalami keselamatan. Setiap pilihan katanya sangat sederhana dan menyentuh. Hal yang penting adalah berusaha mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan dan mengalami kasih-Nya. Saya sendiri merasakan sentuhan dan kasih Tuhan supaya lebih dekat lagi kepada-Nya. Saya merenung tentang hidup rohani, hidup sebagai seorang relijius dan imam. Saya menemukan bahwa Tuhan memang sungguh baik. Ia masih mau menerima manusia yang lemah menjadi anak-anak-Nya. Semua harapan indah ini dapat berlangsung kalau kita boleh terbuka untuk memberi diri selamatkan.

Kita masih berada di hari Selasa oktaf Paskah. Sabda Tuhan masih tetap membimbing kita untuk menjadi saksi kebangkitan Kristus bagi sesama yang lain. Katekismus Gereja katolik mengajarkan bahwa Misteri paskah salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira (KGK, 571). Misteri paskah menjadi jantung warta gembira memang telah menginspirasikan para rasul sehingga dengan kekuatan Roh Kudus mereka berani bersaksi tentang pengalaman kebersamaan dengan Kristus. Petrus dalam bacaan pertama, misalnya, menegaskan kepada seluruh kaum Israel bahwa Allah sendiri telah membuat Yesus yang telah disalibkan menjadi Tuhan dan Kristus. Perkataan Petrus ini merupakan kesakasian hidupnya bersama Yesus, dan ini membuat hati orang-orang yang mendengarnya menjadi terharu. Mereka juga berani mencari jalan bagaimana dapat bersatu dengan Kristus. Jalan yang ditawarkan Petrus kepada mereka adalah: “Bertobatlah dan hendaknya kamu masing-masing memberi dirimu di baptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kis 2: 38).

Petrus juga mengingatkan kaum Israel untuk membuka dirinya hanya kepada Tuhan. Ia berkata: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” (Kis 2: 41). Semua orang yang mendengarnya tentu berani membuka dirinya untuk didamaikan dan diselamatkan oleh Tuhan. Memang, sangat sulit bagi orang yang tak berani membuka dirinya untuk bersatu dengan Tuhan. Namun pada hari ini kita mendenghar bahwa sebanyak tiga ribu orang berani membuka dirinya untuk didamaikan oleh Tuhan sendiri karena pewartaan dan kesaksian St. Petrus. Orang yang bertobat saat itu memberi dirinya dibaptis, dengan demikian dosa dan salahnya dihapuskan oleh Tuhan.

Dalam bacaan Injil, kita mendengar sosok Maria Magdalena. Ia benar-benar merasa kehilangan Yesus Kristus. Sebab itu pada pagi-pagi buta ia pergi ke kubur Yesus dan melihat jenazah Yesus. Namun demikian, ia hanya menemukan makam kosong. Ia hanya melihat dua orang malaikat di dalam kubur. Ada satu malaikat duduk dekat kepala Yesus dan malaikat yang satunya lagi duduk di dekat kaki Yesus yang terbaring. Para malaikat bertanya kepada Maria, alasan mengapa ia menangis. Ia menangis karena merasa kehilangan Yesus. Ia berkata: “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” (Yoh 20:13). Ini merupakan suatu tanda pencarian yang luar biasa. Selanjutnya Tuhan Yesus memanggil nama Maria. Maria pun berani memanggil Yesus Rabbuni.

Kita mengenal Maria Magdalena, yang daripadanya Tuhan Yesus mengusir roh jahat. Ia membalas kasih dan kebaikan Tuhan dengan berusaha untuk melihat Yesus. Hadiah terbaik baginya adalah ia (Magdalena) melihat Yesus yang menampakkan diri setelah bangkit dari alam maut. Ini tentu merupakan hal yang membahagiakan Maria Magdalena. Ia bersaksi telah melihat Tuhan Yesus dan kesaksiannya itu benar. Prinsip yang harus kita pegang adalah: “Aku telah melihat Tuhan!” Apa artinya melihat Tuhan? Melihat Tuhan berarti mengasihi-Nya dengan segenap hati. Mengasihi Tuhan dengan hati yang tak terbagi. Hanya dengan mengasihi Tuhan dengan hati yang tak terbagi ini maka kita akan melihat Tuhan. Kita menjadi saksi kebangkitan Yesus Kristus.

Mari kita memandang dua figur penting hari ini yaitu St. Petrus dan Maria Magdalena. Kedua figur ini memiliki masa lalu yang gelap. Petrus menyangkan Yesus dan ini menunjukkan bahwa ia tidak setia kepada Yesus. Namun Tuhan Yesus mengampuni dan memintanya untuk mengakui kasihnya kepada Yesus sendiri. Ia mengakuinya dan mengikuti Yesus sampai tuntas. Maria Magdalena juga mengalami hidup yang penuh kegelapan. Tujuh roh jahat telah merasukinya dan membuat ia tidak berdaya di hadapan dosa. Namun Tuhan Yesus mengubah hidup Maria dan ia menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus Kristus bagi banyak orang. Ia melihat Yesus. Ia mengasihi Yesus sampai tuntas.

Apa yang harus kita lakukan? Kita perlu belajar untuk mengubah diri kita seperti yang dilakukan Petrus dan Maria Magdalena. Perubahan radikal di dalam diri mereka sangat dipengaruhi oleh rasa cinta yang besar kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita juga dapat berubah secara total untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Kita berubah untuk menjadi saksi kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply