Homili Misa Sore Menjelang Hari Raya Natal A-B-C 2018

Misa Sore Menjelang Hari Raya Natal
Yes 62:1-5
Mzm 89:4-5.16-17.27.29.
Kis 13:16-17. 22-25
Mat 1:1-25

Namanya adalah Yesus

Selamat Natal untukmu. Mulai hari ini kita memasuki masa baru dalam liturgi kita yaitu masa Natal. Dalam perayaan Ekaristi pada sore menjelang Hari Raya Natal ini pikiran kita terarah kepada sosok Yesus Kristus. Dialah yang kita nantikan kedatangan-Nya dengan penuh kerinduan dan harapan. Maka saya mengajak anda, marilah memandang Yesus sambil menyebut nama-Nya yang kudus. Nama Yesus dalam Bahasa Latin disebut Iesus. Nama Iesus berasal dari nama berbahasa Yunani yaitu Ἰησοῦς (Iēsoûs). Nama ini merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘, Yosua) atau dalam bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), yang berarti “Yahweh menyelamatkan”. Maka setiap kali kita menyebut nama Yesus, kita selalu menyebutnya dengan sembah sujud, sebab nama-Nya adalah nama yang keramat dan nama yang kudus. Dengan menyebut nama-Nya berarti kita memohon keselamatan yang datang dari Tuhan Allah kita.

Bacaan Injil pada perayaan sore menjelang malam Hari Raya ini diambil dari Injil Matius tentang silsilah Yesus Kristus anak Daud, anak Abraham. Kita semua mendengar deretan nama-nama yang disebutkan sebagai bagian dari hidup pribadi Tuhan Yesus Kristus. Ada nama-nama yang kudus, ada juga deretan nama-nama orang berdosa. Nama-nama orang yang kudus misalnya Yusuf yang nantinya menjadi Bapa pemelihara Yesus. Selain nama Yusuf, nama Maria juga disebutkan dalam silsilah Yesus sebagai ibu kandung-Nya. Nama-nama lain memang hebat tetapi memiliki banyak kelemahan dan pernah hidup dalam kegelapan. Misalnya, Raja Daud memang terkenal namun memiliki banyak kelemahan. Dosa raja Daud mungkin lebih besar dari dosa kita, namun ia cepat sadar diri dan bertobat dan hidup layak di hadirat Tuhan Allah. Abraham pernah berbohong di Mesir, namun Tuhan mengasihi dan menjadikannya sebagai sahabat. Tuhan bahkan berjanji untuk menjadikan keturunannya sebanyak bintan di langit dan pasir di laut. Semua ini sungguh terjadi karena kasih setia Tuhan.

Di samping nama kaum pria yang memiliki masa lalu yang gelap ini, dalam silsilah Yesus juga terdapat nama 4 wanita asing dan berdosa, yang memiliki sejarah hidup tersendiri. Inilah nama-nama mereka: Tamar adalah seorang perempuan Kanaan (Matius 1:3). Demi mendapatkan keturunan dari Yehuda, Tamar menyamar menjadi seorang pelacur kuil (קְדֵשָׁה – Qedeshah). Rahab adalah perempuan Kanaan (Matius 1:5) dan dikenal sebagai mantan perempuan sundal (Yosua 2:1). Rut adalah seorang perempuan Moab (Matius 1:5). Batsyeba (meski ia berasal dari Israel, namun ia pernah menjadi “bangsa asing” karena menikahi “Uria orang Het”, Matius 1:6). Batsyeba sewaktu masih menjadi istri Uria, dia berzinah dengan Daud. Walau akhirnya selepas kematian Uria, ia menjadi istri bagi Daud dan ia melahirkan Salomo dan Natan dari Daud. Kedua nama Salomo dan Natan menjadi dasar silsilah Yesus Kristus, dimana Matius mengurut silsilah Kristus dari garis Salomo, sedangkan Lukas mengurut silsilah Kristus dari Natan. Matius tampak sengaja tidak menulis nama Batsyeba, dan menggantinya dengan menulis “isteri Uria” (Matius 1:6).

Dari silsilah keturunan ini nama Yesus menjadi sangat bermakna dari dahulu hingga sekarang. Nama Yesus berarti Allah yang menyelamatkan. Ia menyelamatkan semua orang, orang baik dan orang jahat. Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Perikop kita mengisahkan juga tentang Bunda Maria yang menerima khabar sukacita dari Malaikat Gabriel. Pada saat itu Maria masih bertunangan dengan Yusuf. Maria mengandung sebelum hidup bersama dengan Yusuf karena kuasa Roh Kudus. Yusuf digambarkan sebagai sosok pria yang tulus hati dan jujur. Ia menerima Maria dalam hidupnya, demikian juga Yesus sebagai Anaknya sendiri. Maria dan Yusuf mendapat perintah dari malaikat Gabriel untuk menamai anak yang lahir  yakni Yesus. Dialah keselamatan kita.

Hidup serupa dengan Yusuf dan Maria memang bukanlah hal yang mudah. Keluarga-keluarga katolik diharapkan untuk menjadi serupa dengan keluarga kudus dari Nazareth. St. Yusuf memelihara Maria dan Yesus, menerima mereka sebagai bagian dari hidup bersama Yesus. Ia menerima mereka apa adanya. Mari kita merenung tentang keluarga-keluarga kita saat ini. Tuhan Yesus tidak hanya lahir di dalam keluarga zaman doeloe, Ia senantiasa lahir juga di dalam diri dan keluarga kita masing-masing. Ia menjadi bayi, bertumbuh hingga menjadi dewasa di dalam sebuah keluarga manusia. Kita percaya bahwa Yesus akan hidup di dalam diri dan keluarga masing-masing.

Nabi Yesaya, dalam bacaan pertama mengatakan kepada kita semua bahwa Tuhan selalu berkenan kepada umat-Nya. Tuhan bernubuat melalui Yesaya bahwa hanya karena Sion, Ia tidak dapat berdiam diri, oleh karena Yerusalem maka Ia tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti sulu. Tuhan menganugerahkan keselamatan-Nya bagi manusia. Manusia melihat terang dan keselamatan dalam Tuhan. Sungguh, kegirangan akan menjadi milik mereka karena Tuhan menepati janji-Nya.

Saya mengakhiri homili dengan mengulangi perkataan ini: “Hari ini kamu akan tahu bahwa Tuhan akan datang menyelamatkan kita, dan besok pagi kamu akan saksikan kemuliaan-Nya.” (Kel 16: 6-7). Selamat memasuki masa Natal dan lihatlah kemuliaan nama Yesus dalam hidup setiap hari. Nama Yesus menyelamatkanmu juga. Selamat Natal 25 Desember 2018.

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply