Homili Hari Minggu Prapaskah Pertama/C – 2019

HARI MINGGU PRAPASKAH I/C
Ul. 26:4-10
Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15
Rm. 10:8-13
Luk. 4:1-13

Mengalahkan Godaan

Pada hari ini kita memasuki hari Minggu Pertama dalam masa Prapaskah. Banyak orang menamakan pekan pertama prapaskah ini sebagai pekan pencobaan atau pekan godaan. Bacaan Injil yang kita dengar dalam perayaan Ekaristi mengisahkan tentang pengalaman hidup Yesus dicobai di padang gurun oleh iblis. Sebagaimana dikisahkan oleh Penginjil Lukas bahwa Yesus penuh dengan Roh Kudus, kembali dari Sungai Yordan setelah dibaptis Yohanes dan Roh Kudus yang sama membawa-Nya ke padang gurun. Yesus tinggal menyendiri di padang gurun selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Di saat-saat seperti ini ini Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai sungguh manusia dan sungguh Allah. Apa yang Ia tunjukkan sebagai sungguh manusia? Ia merasa lapar karena tidak makan apa-apa dan Ia juga mengalami godaan dari iblis. Ia sungguh Allah karena berhasil mengalahkan godaan-godaan dari iblis. Godaan-godaan yang menggiurkan tentang harta, kekuasaan dan popularitas namun berhasil diatasi oleh Tuhan Yesus. Ia mengalahkan iblis dan kekuasaannya. Ini juga yang menjadi bagian penting dari janji baptis kita. Bersama Yesus kita mengalahkan iblis!

Penginjil Lukas mengisahkan tentang ketiga godaan yang Tuhan Yesus alami di padang gurun. Pertama, Iblis menggoda Yesus yang sedang lapar dengan berkata: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” (Luk 4:3) Jawab Yesus kepadanya: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk 4:4). Lokasi godaan ini adalah di padang gurun. Yesus sedang lapar dan iblis berpikir bahwa godaan tentang makanan akan mudah menjatuhkan-Nya. Namun Yesus memiliki senjata yang ampuh bahwa manusia hidup bukan dari roti saja. Yesus memenangkan godaan pertama ini. Di kemudiaan hari kita akan menyadari bahwa kebangkitan Yesus di hari raya paskah menunjukkan bahwa Yesus sendiri mengubah batu menjadi roti Ekaristi yang selalu kita terima dalam sakramen Mahakudus. Batu penutup kubur Yesus menjadi roti Ekaristi yang selalu kita kenang bersama. Perlu kita sadari bahwa godaan pertama ini mengoreksi cara pandang orang yang selalu mencari harta kekayaan di dunia ini. Mereka tergoda untuk berpikir bahwa tanpa kerja dan duduk santai pun dapat menikmati hidup. Yesus mengoreksi cara pandang ini dengan mengatakan bahwa manusia harus berjuang untuk hidup. Untuk menyelamatkan manusia maka Ia harus wafat di kayu salib. Ingatlah bahwa konsumerisme, hedonisme bukanlah jalan yang tepat untuk mencapai keselamatan di dunia ini.

Kedua, Iblis menggoda Yesus dengan berkata: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” (Luk 4:6-7). Yesus menjawab: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Luk 4:8). Lokasi godaan ini beralih dari padang gurun ke atas sebuah tempat yang tinggi. Tempat yang tinggi biasanya membuat orang membuka mata untuk melihat segalanya. Iblis berpikir bahwa Yesus akan tergoda karena tawaran kekuasaan yang keluar dari mulutnya namun Yesus mengalahkannya dengan meminta supaya iblislah yang harus menyembah-Nya. Godaan ini berhubungan dengan kekuasaan. Banyak orang memiliki nafsu untuk berkuasa. Mereka menggunakan berbagai cara untuk merebut kekuasaan dengan membangun peradaban chaos atau kacau balau, berita hoax dan aneka ancaman yang menakutkan. Semua ini hanya karena sikap ingin berkuasa bukan untuk memimpin. Hal terpenting dan yang lebih benar adalah kekuasaan itu haruslah mengabdi kepada manusia hingga mencapai kebaikan bersama.

Ketiga, Iblis menggoda Yesus dengan berkata: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” (Luk 4:9-11). Yesus dengan tegas menjawabnya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Luk 4:12). Lokasi godaan ini adalah beralih dari tempat yang tinggi ke atas bubungan Bait Suci di Yerusalem. Iblis berpikir bahwa Yesus dapat mencari sensasi dan popularitas murahan dengan menjatuhkan diri-Nya dari ketinggian bubungan bait Allah namun Ia juga mematikan niat jahat iblis. Iblis pun kalah dan mencari kesempatan lain yakni pada saat Yesus masuk dalam misteri paskah-Nya. Banyak di antara kita yang suka mencari sensasi dan popularitas murahan. Di tahun politik ini, betapa banyak orang yang mencari sensasi dan popularitas murahan demi mencapai sebuah kursi yang diharapkannya. Lihat bagaimana orang menjual ayat Kitab Suci, melakukan pencitraan di mana-mana hanya demi mencapai sebuah kekuasaan tertentu.

Ketiga godaan yang dialami Yesus ini merupakan bagian yang menyatu dengan pengalaman keseharian kita. Kita juga mengalami godaan dalam hal harta, kuasa dan popularitas dan selalu mengalah, takluk terhadap ketiga godaan ini. Pikirkanlah saat-saat anda mau mendapatkan sesuatu yang berharga tetapi tidak mampu secara finansial. Anda akan berniat jahat terhadap orang yang hidupnya lebih baik, lebih beruntung. Pikirkanlah saat orang berlomba mencari kekuasaan maka mereka akan mengurbankan orang lain sebagai tumbal kekuasaan. Setelah mencapai kekuasaan maka mereka ibarat kacang lupa kulit. Pikirkanlah orang-orang yang mencari popularitas dan sensasi murahan. Mereka menangis, mengotori badan dengan lumpur. Semua hanya sebuah pencitraan yang tidak bermoral. Mungkin anda dan saya adalah bagian dari ketiga godaan ini. Hari ini Tuhan mengubah kita supaya menjadi lebih baik.

Apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghancurkan godaan iblis?

Kita dapat mengalahkan semua godaan kalau kita benar-benar menyatu dengan Tuhan Yesus. Berkaitan dengan ini St. Paulus berkata: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Rm 10:9). Masa prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk memperkuat iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus. Dia telah mengalahkan semua godaan maka kita pun berusaha supaya menyerupai Dia. Bersama tuhan kita pasti mampu mengalahkan iblis.

Kita perlu memiliki rasa syukur kepada Tuhan sebab Ia melakukan dan menunjukkan belas kasih-Nya kepada kita semua sebagaimana ditunjukkan-Nya kepada Umat pilihan-Nya. Kita bersyukur karena Ia melingkupi kita dengan rahmat-Nya supaya mampu mengalahkan semua godaan iblis. Kita membutuhkan Tuhan untuk mengatasi godaan iblis. Kita mengingat nasihat St. Petrus: “Waspadalah dan berjaga-jagalah! Musuhmu, si Iblis, berjalan mondar-mandir seperti singa yang mengaum, mencari mangsa untuk ditelannya.” (1Ptr 5:8). Dengan mengandalkan Tuhan kita akan mampu mengatasi semua godaan akan harta kuasa dan popularitas hidup di dunia ini. Hidup kristiani itu selalu berhadapan dengan godaan-godaan akan harta, kuasa dan popularitas. Kita sebagai pengikut Kristus harus berusaha untuk mengalahkan godaan-godaan ini. Hanya dengan demikian kita sungguh-sungguh Kristen.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply