Food For Thought: Dalam nama Yesus – Jumad Octaf Paskah 2019

Hanya dalam nama Yesus!

Seorang sahabat saya memiliki kebiasaan mengirim ayat-ayat Kitab Suci setiap hari. Pada hari ini ia mengirim kepadaku kutipan Injil Yohanes sebagai berikut: “Dan apa saja yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yoh 14:13-14). Saya merasa sangat bahagia saat membaca kutipan perkataan Tuhan Yesus ini. Ia sedang memberikan wejangan perpisahan dengan para murid-Nya. Ia memberi harapan kepada mereka supaya ‘meminta dalam nama-Nya’ dan Ia bersedia untuk melakukannya.

Mengapa kita meminta atau berdoa melalui Yesus Kristus? St. Paulus memberi jawaban yang pasti: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1Tim 2:5). Yesus menjadi satu-satunya pengantara kita sebagai manusia dengan Tuhan Allah Bapa di dalam surga. Para kudus adalah para perantara kita sebagai manusia dengan Bapa di Surga. Jadi Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara kita kepada Bapa bukan salah satu pengantara, apalagi perantara. Sebab itu semua doa kita kepada Bapa selalu diakhiri dengan perkataan ‘Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami” dan kita menjawab ‘Amin’ artinya ‘Saya percaya’.

St. Petrus hari ini mengkonfirmasi iman kita kepada Tuhan Yesus. Petrus bersama Yohanes bekerja sama untuk memberi kesaksian tentang Yesus dari Nazaret yang sudah bangkit dengan mulia. Yesuslah yang menguatkan Petrus dan Yohanes untuk membuat tanda-tanda heran seperti yang sudah dilakukan Yesus sendiri. Orang lumpuh dapat sembuh karena nama Yesus. Mereka bahkan bersaksi di hadapan di pengadilan. Ini menjadi sebuah kesempatan di mana Roh Kudus sungguh bekerja di dalam diri kedua rasul ini. Dasar kesaksian mereka adalah bahwa nama Yesus itulah yang menyelamatkan. Dengan kata lain, Petrus berani bersaksi bahwa keselamatan itu hanya ada dalam nama Yesus.

Yesus yang satu dan sama itu berekaristi bersama Petrus dan keenam temannya setelah Ia bangkit dengan mulia dan menampakkan diri kepada mereka di tepi danau Galilea. Dia memerintahkan Petrus yang mengadalkan diri dan pengalamannya untuk menebarkan jala. Ketujuh murid Yesus ini berhasil menangkap 153 ekor ikan. Suasana sukacita bersama Yesus selalu ada dalam santap bersama.

Bagi kita saat ini,Ekaristi adalah kesempatan bagi kita untuk bersyukur dan mengakui bahwa keselamatan hanya ada dalam nama Yesus Kristus (Kis 4:12). Sebab itu janganlah membenarkan diri atau mencari alasan untuk datang ke Gereja dan berekaristi. Ingatlah: Kita merayakan Ekaristi di dunia ini sebagai persiapan untuk merayakan Ekaristi abadi di Surga.

Saya mengakhiri Food For Thought ini dengan sebuah perkataan yang indah dari St. Theresia dari Kalkuta: Ekaristi Kudus adalah kelanjutan inkarnasi Kristus di bumi. Misteri Ekaristi memberikan kita sukacita merayakan Natal setiap hari. Ketika kita datang kepada Sakramen Mahakudus, kita datang ke Betlehem, sebuah nama yang berarti “rumah roti.” Yesus memilih untuk lahir di Betlehem karena Dia akan tinggal bersama kita selamanya sebagai “Roti Hidup” yang turun dari Surga. Ketika para gembala dan orang Majus datang menyembah Dia, mereka membawakan Dia begitu banyak sukacita dengan kunjungan mereka yang rendah hati ke Betlehem, sehingga kunjungan mereka telah dipuji dan diceritakan kembali sepanjang selama abad. Allah tidak pernah berhenti menghormati mereka karena penghormatan mereka kepada Putera-Nya di Betlehem. Demikian juga, kunjungan Anda yang rendah hati kepada Yesus hari ini dalam Sakramen Mahakudus membawakan Dia begitu banyak sukacita sehingga akan diceritakan kembali untuk selama-lamanya dan membawa dunia lebih dekat lagi kepada janji-Nya yaitu damai di bumi.”

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply