Apakah anda menderita hari ini?
Saya barusan mendapat sebuah pesan singkat yang disebarkan oleh seorang sahabat berupa sebuah pertanyaan: “Apakah anda menderita hari ini?” Saya hanya tersenyum dan mengatakan dalam hati saya bahwa menderita adalah pengalaman hidup kita semua. Semua orang pasti menderita. Artinya, penderitaan kecil atau besar, ringan atau berat pasti dialami oleh setiap orang dalam hidupnya. Tidak ada seorang pun yang luput dari pengalaman penderitaan.
Tuhan Yesus sadar bahwa Dia menderita untuk keselamatan manusia yang berdosa. Ia mengatakan: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”. Penginjil Lukas misalnya mengatakan bahwa para murid Yesus sendiri tidak memahami dan menanyakan makna perkataan Yesus bahwa Ia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Namun yang pasti Yesus tahu bahwa Ia akan menderita karena tangan manusia yang menyiksa dan membunuh-Nya. Yesus menderita supaya manusia yang berdosa memperoleh keselamatan. Setiap pengalaman penderitaan kita pasti membuahkan hasil yang menyenangkan dan membahagiakan bagi sesama yang lain. Misalnya, seorang ibu yang menderita sakit saat melahirkan akan merasa bahagia melihat bayinya, laksana cermin dirinya sendiri. Seorang ayah menderita di bawah terik matahari merasa bahagia ketika anaknya sukses dalam hidupnya. Setiap pengalaman penderitaan selalu memiliki makna yang positif dalam hidup kita.
Santu Paulus mengatakan: “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu.” (Kol 1:24-25). Kata-kata yang menguatkan sekali bagi kita yang sedang mengikuti Tuhan Yesus Kristus.
Saya mengakhiri permenungan ini dengan mengutip perkataan Charlie Chaplin (1889-1977). Beliau adalah seorang aktor, komik berkebangsaan Britania Raya. Ia pernah berkata: “Penderitaanku mungkin menjadi alasan orang lain tertawa. Tapi tertawaku bukanlah karena penderitaan orang lain.” Banyak kali kita berhenti pada keadaan ini: tertawa di atas penderitaan orang lain. Tidak ada perasaan empati di dalam hidup kita. Ah, kita lupa bahwa kita adalah manusia yang memiliki hati untuk berempati. Apakah anda menderita hari ini?
PJ-SDB