Food For Thought: Nilai Penderitaan

Nilai Penderitaan

Apakah anda pernah menderita? Ini adalah sebuah pertanyaan yang gampang untuk dijawab oleh semua orang sebab saya merasa yakin bahwa semua orang sudah sedang mengalami penderitaan. Ada yang mengalami penderitaan fisik, ada juga yang mengalami penderitaan psikis dan rohani. Boleh dikatakan tidak seorang pun di dunia ini yang luput dari penderitan dan kemalangan. Kita semua tidak dapat menghindar dari penderitaan.

Penderitaan tidak selamanya menakutkan. Memang secara manusiawi kita pasti takut, tetapi kalau kita melihat ke depan dengan tatapan yang optimism aka penderitaan akan menghasilkan kemuliaan dan kebahagiaan. St. Paulus pernah mengalami sendiri dan membagikan pengalamannya ini dengan orang-orang Yahudi di Roma. Ketika itu mereka mengalami berbagai penindasan yang membuat mereka sangat menderita. Semua karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Maka Paulus menghibur mereka dengan berkata: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” (Rm 8:18). Paulus tidak sedang beteori, tetapi dia sedang menampilkan pengalaman Yesus sendiri. Tuhan Yesus menderita, wafat dengan tragis di salib tetapi kebangkitan-Nya dari alam maut memenangkan dan membahagiakan segalanya. Orang berdosa memperoleh penebusan berlimpah.

Khalil Gibran pernah berkata: “Akhir dari penderitaan menghasilkan jiwa yang kuat; karakter terkuat ditandai oleh bekas luka.” Pernahkan anda memperhatikan bekas luka pada bagian tubuhmu? Apa yang anda pikirkan dari bekas luka itu? Ada rasa marah dan kesal karena pengalaman yang melukai tubuhmu. Ada rasa bahagia karena dari luka itu semakin memberi makna bagi hidupmu. Ada rasa syukur karena dari luka itu dapat membahagiakan orang lain. Ada banyak perasaan ketika melihat bekas luka yang membuat karakter semakin kuat dan bertahan dalam derita.

Saya mengakhiri FFT ini dengan mengutip Filsuf Amerikan bernama Thomas Paine. Ia pernah berkata begini: “Saya suka orang yang bisa tersenyum pada masalah, mengumpulkan kekuatan dari penderitaan dan tumbuh berani dengan bercermin diri.” Semoga kita boleh tersenyum pada masalah, mendapat kekuatan dari penderitaan dan kemalangan hidup kita. Manusia hebat seharusnya demikian.

Tuhan menberkati kita semua.

PJ-SDB