FFT – Si kusta misionaris

Si Kusta Misionaris

Saya menjadi bagian dari sebuah komunitas namanya Komunitas Pelayan Belas Kasih Allah St. Leopold. Mayoritas anggota Komunitas ini berada di daerah Citra Garden dan Lipo Karawaci. Ada juga yang tinggal di Kelapa Gading dan sekitarnya. Kami memiliki pertemuan daring melalui zoom setiap hari Selasa dan Rabu. Saya sangat senang ketika Host mengajak setiap anggota untuk berdoa dan membagikan ‘pengalaman akan kasih dan kebaikan Allah.’ Saya selalu senang mendengar anggota-anggota tertentu yang membagikan pengalaman akan kasih dan kebaikan Allah. Mereka adalah orang-orang sederhana yang merasakan sentuhan kasih Allah dan membagikannya untuk menguatkan iman saudara dan saudari lain di dalam Komunitas. Ini sungguh-sungguh menjadi sebuah pengalaman misioner di dalam Komunitas. Pengalaman misioner yang meneguhkan.

Pada hari ini saya sangat terkesan dengan kisah tentang seorang kusta tanpa nama di dalam Injil Markus (Mrk 1: 40-45). Si kusta tanpa nama ini tanpa malu dan ragu mendekatkan dirinya kepada Yesus. Ia benar-benar melawan arus karena seharusnya dia menjauh dari orang lain karena bisa menajiskan mereka. Ternyata lain ketika bertemu dengan Yesus. Ia datang kepada Yesus dan meminta supaya Yesus mentahirkannya. Yesus membungkuk, mengulurkan tangan-Nya dan menjamah tubuh si kusta lalu sembuhlah si kusta seketika. Yesus menunjukkan belas kasih berlimpah kepadanya. Belas kasih mengubah hidup manusia yang fana menjadi kekal.

Tuhan Yesus meminta si kusta yang sembuh supaya diam, tidak boleh mengatakan bahwa Yesuslah penyembuhnya. Larangan itu tidak digubris orang kusta itu. Ia memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana bahwa Yesuslah penyembahnya. Akibatnya Yesus tidak masuk ke dalam kota secara terang-terangan. Namun demikian orang tetap mencari Yesus.

Kita melihat ada sebuah transformasi. Ini memang harus dilakukan karena transformasi mengandaikan perubahan radikal dalam diri manusia. Orang kusta mewakili orang-orang kecil, mereka yang tertindas, yang mencari keadilan dalam masyarakat kita. Orang kusta mewakili setiap pribadi yang percaya bahwa Tuhan tidak membiarkan dirinya merana dan larut dalam penderitaan. Orang kusta turut mengedukasi kita dalam masa pandemi untuk tetap mendekatkan diri kepada Tuhan. Apapun situasi yang terjadi, Tuhan pasti melakukan yang terbaik bagi kita. Asal kita percaya kepada-Nya maka mukjizat dapat menjadi nyata. Mukjizat sudah nyata yakni si kusta sembuh dan menjadi misionaris dalam mewartakan nama Yesus, sang Penyelamat yang melayani bukan dilayani.

Tuhan memberkati kita semua.

PJ-SDB