Homili 26 Januari 2021 – Timotius dan Titus

Peringatan Wajib Timotius dan Titus
2Tim. 1:1-8 atau Tit. 1:1-5;
Mzm. 96:1-2a.2b-3.7-8a.10;
Luk. 10:1-9.

Saya juga ‘limited edition’!

Saya selalu merasa bersyukur sebagai seorang gembala yang ditahbiskan di dalam Gereja Katolik. Sebelum dan selama menjadi imam selama dua puluh tahun terakhir ini saya percaya bahwa Gereja tidak henti-hentinya mendoakan saya dan usaha untuk menghayati imamat saya. Mengapa saya percaya bahwa Gereja mendoakan saya? Saya mengaku tetap merasa kuat bukan karena usaha dan kehendak saya sendiri tetapi kehendak Tuhan dari atas dan dukungan dari bumi melalui saudara dan saudari di dalam Gereja. Ada kelompok-kelompok yang selalu mendoakan doa untuk para imam seperti ini:

“Bapa yang penuh kasih sayang, kami bersyukur atas imam-imam yang telah Kau berikan untuk mendampingi kami, umat-Mu. Engkau sendirilah yang telah memilih dan memanggil mereka. Sudilah Engkau memberkati mereka dalam semua karya pelayanan bagi umat-Mu. Jadikanlah mereka garam yang dapat melindungi hidup kami dari kebusukan dan kehancuran. Jadikanlah pula mereka terang, yang dengan perkataan dan perbuatan memancarkan terang-Mu sendiri kepada orang-orang yang sedang diliput kegelapan. Semoga karya mereka Kau karuniai hasil yang membahagiakan.

Bapa yang penuh kasih, sudilah melindungi para imam kami, khususnya …, dari bahaya-bahaya yang mengelilingi mereka laksana singa yang mengaum-ngaum mencari mangsa. Kuatkanlah mereka bila mengalami kesulitan dalam panggilan. Dan bila ada imam-Mu yang ragu-ragu akan panggilannya, sudilah Engkau datang meneguhkannya; bila ada yang mengalami kesulitan berat, sudilah Engkau datang memberikan kekuatan. Janganlah Engkau melupakan imam-imam-Mu yang, karena kelemahan manusiawinya, tidak setia pada panggilannya; bimbinglah mereka kembali ke jalan yang telah Kau pilih dan Kau tentukan bagi mereka. Kalau ada di antara mereka yang memilih jalan lain, sudilah Engkau tetap memberkatinya, karena mereka pun tetap anak-Mu. Semoga mereka tetap dapat hidup sebagai orang beriman, dan bekerja giat di tengah jemaat-Mu. Semua ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. (Amin.)”

Doa para imam ini sangat meneguhkan saya karena saya merasa bahwa saya adalah milik Tuhan dan bahwa Dialah yang menjadikan dan mengutus saya untuk menjadi pekerjanya. Pikiran saya ini memiliki dasar biblis yang kuat. Tuhan Yesus sangat peka dengan kebutuhan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Sebab itu Ia mengutus tujuh puluh murid, pergi berdua-dua masuk dan keluar kota untuk mewartakan Injil, menghadirkan damai sejahtera Tuhan kepada banyak orang. Tuhan Yesus berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Tanah misi begitu besar, sampai ke ujung dunia. Maka Tuhan meminta supaya ‘Gereja’ berdoa seraya meminta kepada Tuhan supaya Tuhan mengirim pekerja-pekerja ke kebun-Nya. Saya bahagia karena saya adalah satu pekerja yang diutus Tuhan untuk bekerja karena berkat doa dari Gereja setiap saat.

Dari pengalaman hidup keseharianku, saya sangat bersyukur kepada Gereja, kepada setiap pribadi termasuk anda yang selalu mendoakan saya dalam menghayati dan menapaki panggilan imamat ini. Doa-doamu pasti dikabulkan Tuhan dan Dia sedang menyertai saya dalam pelayanan-pelayanan saya di mana saya berada. Saya pun tentu mendoakan Gereja dan semua orang, dirimu yang dengan caramu sendiri mendukung saya hari demi hari untuk mewujudkan imamat saya. Tidaklah muda menjalani hidup dan panggilan seperti ini tetapi karena doa-doa dan dukunganmu saya akan berusaha untuk setia hari demi hari. Semoga saya tetaplah ‘limited edition’ terbaik bagi Tuhan.

Tuhan memberkati kita semua,

P. John Laba, SDB