Terima kasih Cinta…
Kita semua mengingat Afgansyah Reza. Ada sebuah tembang berjudul ‘terima kasih cinta’ yang pernah dinyanyikannya dari album perdana bertajuk Confession No.1. Album ini dirilis pada tahun 2008 melalui label Sony Music. Inilah bagian lirik yang menarik perhatian kita: “Terima kasih cinta, untuk segalanya. Kau berikan lagi kesempatan itu, tak akan terulang lagi, semua kesalahanku, yang pernah menyakitimu.” Dalam masa prapaskah ini layaklah kita memanggil Tuhan yang adalah kasih sebagai Cinta (Amore). Dialah Cinta sejati kita karena Dialah yang lebih dahulu mencintai kita tanpa batas. Namun relasi cinta kita dengan Tuhan selalu dinodai dengan perbuatan salah dan dosa kita. Kita selalu berdosa dalam pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian kita dan itu terulang atau selalu jatuh ke dalam dosa yang sama. Kebiasaan seperti ini haruslah mendorong kita untuk sadar diri supaya datang kepada Tuhan dan berani berkata: “Tuhan saya sudah mengulangi dosa yang sama, namun saya datang kepada-Mu dan berharap supaya Engkau memberikan lagi kesempatan untuk mencintai-Mu. Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi semua kesalahanku”. Perkataan ini memang Afgansyah banget tetapi cocok menjadi refleksi bagi kita untuk bertobat.
Kita berani berkata terima kasih Cinta kepada Tuhan sebab Dialah yang memiliki rencana untuk membaharui hidup kita. Rencana Tuhan bagi kita, bukan karena kita itu kuat dan hebat tetapi semua itu karena kasih karunia dari Tuhan sendiri. Itulah Cinta sejati bagi kita. St. Paulus berkata: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Ef 2:8-9). Tuhan memang luar biasa. Dia tidak berhenti mencintai kita, meskipun kita sendiri tidak mencintai-Nya dengan tulus hati. Dia tidak berhenti memberikan kasih karunia-Nya yang menyelamatkan kita oleh iman kepada-Nya. Apakah pada hari ini kita sempat bersyukur atas iman yang menjadi anugerah yang menyelamatkan?
Terima kasih Cinta! Engkau luar biasa sebagai Tuhan yang tidak berhenti mencintai orang-orang berdosa. Bahkan hari ini Tuhan Yesus Kristus berani bersaksi kepada kami: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yoh 3:16-17). Cinta kasih Allah begitu besar bagi kita. Cinta kasih Allah itu penuh dengan pengurbanan, kemartiran, penumpahan darah. Cinta kasih Tuhan benar-benar menyelamatkan.
Pada hari Minggu Prapaskah Gaudete ini kita mau bersyukur kepada sang Cinta. Kita mau berkata kepada-Nya dengan jujur akan keberdosaan kita yang dibalas-Nya dengan cinta kasih-Nya kepada kita. Kita mau mendapatkan kasih karunia yang menyelamatkan. Kita mau mencapai terang sejati setelah melewati kegelapan hidup kita. Saya mengingat seorang sahabat yang mengagumi santo Agustinus ketika ia berdoa: “Terima kasih Cinta, Engkau telah mencintaiku apa adanya dan membiarkan aku yang terlambat mencintai-Mu ikut merasakan cinta sejati-Mu.” Saya merasa yakin bahwa doa yang sama menjadi doa kita juga.
Terima kasih Cinta dan selamat malam bagimu.
P. John Laba, SDB